26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Indonesia Peringkat ke-7 Penderita Diabetes Terbesar di Dunia

Seminar Kesehatan yang digelar oleh SoMan, bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Sumatera Utara dan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumatera Utara, di Grand Ballroom Adi Mulia Hotel, Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (25/2) pagi.(Parlindungan/Sumut Pos)

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berada di posisi ke-7  penderita Diabetes Militus (DM) terbesar di Dunia. Diperkirakan, pada tahun 2040, posisi tersebut akan naik ke peringkat 6, di bawah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko.

Hal itu disampaikan Staf Divisi Endokrin Metabolik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, dr Santi Syafril SpPD KEMD FINASIM, dalam seminar Kesehatan yang digelar oleh SoMan, bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Sumatera Utara dan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumatera Utara, di Grand Ballroom Adi Mulia Hotel, Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (25/2) pagi.

” Berdasarkan laporan IDF tahun 2015, 1 dari 11 orang di dunia menderita DM dan pada tahun 2040 kondisi akan berubah, menjadi 1 dari 10 orang di Dunia terkena DM. Sementara di Indonesia, 90% pasien Kencing Manis, terdiagnosa DM tipe 2. Namun ironisnya, 77% tidak menyadari. Ketidak tahuan ini yang menyebabkan komplikasi, ” ungkap dr Santi.

Lebih lanjut, dr Sinta mengatakan, World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan jumlah penderita DM di dunia meningkat menjadi 422 juta jiwa.

Sementara di Indonesia, kata dr Sinta,  mengacu data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013, sekitar 9,1 juta penduduk Indonesia menderita Diabetes Melitus.  Oleh karena itu, lanjut dr Sinta,  WHO memprediksi angka tersebut akan tembus 21,3 juta jiwa di tahun 2030.

Direktur Utama PT Harvest Gorontalo Indonesia, M Yamin Lahay S Si Apt menyebut, Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien DM akan menyebabkan komplikasi. Baik itu komplikasi yang bersifat akut, atau kronik. Dikatakannya, pengidap DM beresiko tinggi terserang jantung, stroke, gangguan ginjal, impotensi, gangguan penglihatan, kerusakan saraf dan memicu kaki diabetik yang berujung pada amputasi.

Dikatakan Yamin, Diabetes Melitus disebabkan adanya penurunan hormon insulin yang diproduksi kelenjar pankeras. Penurunan hormon insulin itu, mengakibatkan gula yang dikonsumsi tubuh, tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar gula darah meningkat.

Seminar Kesehatan yang digelar oleh SoMan, bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Sumatera Utara dan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumatera Utara, di Grand Ballroom Adi Mulia Hotel, Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (25/2) pagi.(Parlindungan/Sumut Pos)

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berada di posisi ke-7  penderita Diabetes Militus (DM) terbesar di Dunia. Diperkirakan, pada tahun 2040, posisi tersebut akan naik ke peringkat 6, di bawah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko.

Hal itu disampaikan Staf Divisi Endokrin Metabolik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, dr Santi Syafril SpPD KEMD FINASIM, dalam seminar Kesehatan yang digelar oleh SoMan, bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Sumatera Utara dan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumatera Utara, di Grand Ballroom Adi Mulia Hotel, Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (25/2) pagi.

” Berdasarkan laporan IDF tahun 2015, 1 dari 11 orang di dunia menderita DM dan pada tahun 2040 kondisi akan berubah, menjadi 1 dari 10 orang di Dunia terkena DM. Sementara di Indonesia, 90% pasien Kencing Manis, terdiagnosa DM tipe 2. Namun ironisnya, 77% tidak menyadari. Ketidak tahuan ini yang menyebabkan komplikasi, ” ungkap dr Santi.

Lebih lanjut, dr Sinta mengatakan, World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan jumlah penderita DM di dunia meningkat menjadi 422 juta jiwa.

Sementara di Indonesia, kata dr Sinta,  mengacu data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013, sekitar 9,1 juta penduduk Indonesia menderita Diabetes Melitus.  Oleh karena itu, lanjut dr Sinta,  WHO memprediksi angka tersebut akan tembus 21,3 juta jiwa di tahun 2030.

Direktur Utama PT Harvest Gorontalo Indonesia, M Yamin Lahay S Si Apt menyebut, Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien DM akan menyebabkan komplikasi. Baik itu komplikasi yang bersifat akut, atau kronik. Dikatakannya, pengidap DM beresiko tinggi terserang jantung, stroke, gangguan ginjal, impotensi, gangguan penglihatan, kerusakan saraf dan memicu kaki diabetik yang berujung pada amputasi.

Dikatakan Yamin, Diabetes Melitus disebabkan adanya penurunan hormon insulin yang diproduksi kelenjar pankeras. Penurunan hormon insulin itu, mengakibatkan gula yang dikonsumsi tubuh, tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar gula darah meningkat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/