26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Akhyar Nasution Bangga SDIT Siti Hajar Medan Berstatus Adiwiyata Nasional

Plt Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi melakukan kunjungan ke Sekolah SD Siti Hajar Medan, Kamis (27/2).
Plt Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi melakukan kunjungan ke Sekolah SD Siti Hajar Medan, Kamis (27/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksana tugas (Plt) Walikota Medan, Ir H Akhyar Nasution MSi merasa bangga dan bahagia bisa diterima untuk berkunjung ke SD IT Siti Hajar di Jalan Djamin Ginting Km 11 Paya Bundung, Kamis (27/2/2020) pagi.

Kebanggaan itu diawali karena ada penyambutan dengan iringan musik hasil reduse barang yang tidak terpakai seperti kemasan oli bekas, tong oli dan galon air mineral. Kemudian, suasana sekolah juga sangat banyak pohon-pohonnya, sehingga siswa-siswinya nyaman berada di dalam sekolah.

Karena memiliki rasa bangga dan bahagia, Akhyar yang didaulat hendak menyampaikan sambutan, terlebih dahulu politisi PDIP itu mengundang tiga anak ke podium untuk menjawab pertanyaannya.

Akhyar terlebih dahulu menanyakan siapa itu Siti Hajar? Nazra, pelajar SD itu menjawab polos. “Siti Hajar itu adalah sekolah kami tercinta,” tegasnya dan disambut applause dari ketua yayasan, kepala sekolah, hingga tamu undangan ikut tertawa.

Akhyar lantas menyampaikan, Siti Hajar itu adalah istri dari Nabi, Nabi apa? Nazra langsung menjawab Nabi Ibrahim. “Ini thumbler minum, selalu di bawa ya,” kata Akhyar menyerahkan hadiah kepada Nazra.

Anggota DPRD Periode 1999-2004 ini mencoba meriview kembali kisah Siti Hajar bersama Nabi Ismail saat berada di padang tandus. Saat itu, Nabi Ismail kehausan dan Siti Hajar berlari ke Safa hingga Marwah hanya untuk mencari air. Namun, saat hentakan kaki Nabi Ismail ke padang tandus, disitulah keluar air yang kini disebut air zam-zam. Saat itulah Siti Hajar memberikan anaknya minum.

“Kisah ini menyampaikan bahwa di dalam perjuangan, jangan lupa berdoa kepada Allah. Sehebat apapun kita, sepintar apapun kita, ternyata ada yang lebih hebat yakni Allah. Kita sebagai umat manusia, tugasnya berusaha, berjuang, berikhtiar, berdoa. Pada saat yang tepat, Allah penuhi. Allah Maha Tahu pada saatnya,” terangnya.

Di sisi lain, Akhyar menyinggung manusia yang sial yakni yang masih membuang sampah sembarangan.
“Terimakasih kepada bapak ibu guru yang telah mengajarkan kepada anak-anak kita ini. Begitu juga dengan Medan Merdeka Belajar. Program ini merupakan pengajaran untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan kreativitas anak,” terangnya.

Interaksi agama dan ilmu pengetahuan, kata Akhyar, harus ditanamkan kepada anak-anak untuk menjadi pondasi, agar tidak ada kesombongan, dan keangkuhan dalam keilmuan mereka kelak.

“Saya berharap, kita tidak hanya menghasilkan orang pintar, cerdas, tapi mampu merasa. Kalau hanya sekedar pintar dan cerdas, tapi tidak merasa, itu sama saja kita itu robot,” tukasnya.

Di sisi lain, Akhyar menyampaikan program yok bikin cantik Medan. Pada hakeketnya, Kota Medan tidak kalah dengan kota lain.

“Kita kalah soal disiplin kebersihan. Kita belum mampu menciptakan sarana prasarana yang ideal. Tapi kalau kita mau bergerak bersama, itu bisa kita atasi,” yakinnya.

“Yok bikin cantik Medan ini adalah jargonnya anak anak muda. Jargon ini merupakan ajakan untuk warga agar bersama-sama membuat indah kota kita ini. Yok bikin cantik medan bukan hanya omong kosong, kalau kita bersama pasti bisa kita lakukan. Saya yakin sekali, warga Kota Medan kalau kita sudah bergerak, warga pasti akan bergerak juga,” harapnya.

Selain mengunjungi sekolah, Akhyar juga melihat keindahan sekolah yang berstatus Adiwiyata Nasional.

“Sekolah ini sangat luar biasa dan kita berharap semua sekolah kita bisa memberikan kenyamanan, dan bisa fun, senang. Ini kan enak sekolah seperti ini. Ayok kita tanam pohon agar memberikan keteduhan, ayok kita jaga tanaman-tanaman kita supaya menimbulkan keindahan,” tutupnya.
Pada kunjungannya, hadir juga Plt Kadisdik Kota Medan Masrul Badri, Kadis Lingkungan Hidup Armansyah, Camat Medan Tuntungan Topan OP Ginting, Yayasan Siti Hajar Dr Perwira Mulia Tarigan MSi, dan Kepala Sekolah Rahmad Matuah.

Sebelumnya, Perwakilan Yayasan Siti Hajar Perwira Mula Tarigan menyamaikan, SDIT Siti Hajar didirikan atas semangat orangtua turut memberikan sumbangsih dalam kemajuan pendidikan dan melahirkan generasi muda unggul di Kota Medan.

Setelah didirikan, sebutnya maka konsep pendidikan dan pengajaran yang diberikan SDIT Siti Hajar ini lebih kepada sekolah yang membuat rasa bahagia, tempatnya nyaman, alami dan pengajarnya ditanamkan untuk mengajar siswanya dengan hati. Alhamdulillah, konsep pendidikan seperti ini mengantarkan SDIT Siti Hajar ini menjadi salah satu sekolah yang berstatus Adiwiyata Nasional. (*)

Plt Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi melakukan kunjungan ke Sekolah SD Siti Hajar Medan, Kamis (27/2).
Plt Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi melakukan kunjungan ke Sekolah SD Siti Hajar Medan, Kamis (27/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksana tugas (Plt) Walikota Medan, Ir H Akhyar Nasution MSi merasa bangga dan bahagia bisa diterima untuk berkunjung ke SD IT Siti Hajar di Jalan Djamin Ginting Km 11 Paya Bundung, Kamis (27/2/2020) pagi.

Kebanggaan itu diawali karena ada penyambutan dengan iringan musik hasil reduse barang yang tidak terpakai seperti kemasan oli bekas, tong oli dan galon air mineral. Kemudian, suasana sekolah juga sangat banyak pohon-pohonnya, sehingga siswa-siswinya nyaman berada di dalam sekolah.

Karena memiliki rasa bangga dan bahagia, Akhyar yang didaulat hendak menyampaikan sambutan, terlebih dahulu politisi PDIP itu mengundang tiga anak ke podium untuk menjawab pertanyaannya.

Akhyar terlebih dahulu menanyakan siapa itu Siti Hajar? Nazra, pelajar SD itu menjawab polos. “Siti Hajar itu adalah sekolah kami tercinta,” tegasnya dan disambut applause dari ketua yayasan, kepala sekolah, hingga tamu undangan ikut tertawa.

Akhyar lantas menyampaikan, Siti Hajar itu adalah istri dari Nabi, Nabi apa? Nazra langsung menjawab Nabi Ibrahim. “Ini thumbler minum, selalu di bawa ya,” kata Akhyar menyerahkan hadiah kepada Nazra.

Anggota DPRD Periode 1999-2004 ini mencoba meriview kembali kisah Siti Hajar bersama Nabi Ismail saat berada di padang tandus. Saat itu, Nabi Ismail kehausan dan Siti Hajar berlari ke Safa hingga Marwah hanya untuk mencari air. Namun, saat hentakan kaki Nabi Ismail ke padang tandus, disitulah keluar air yang kini disebut air zam-zam. Saat itulah Siti Hajar memberikan anaknya minum.

“Kisah ini menyampaikan bahwa di dalam perjuangan, jangan lupa berdoa kepada Allah. Sehebat apapun kita, sepintar apapun kita, ternyata ada yang lebih hebat yakni Allah. Kita sebagai umat manusia, tugasnya berusaha, berjuang, berikhtiar, berdoa. Pada saat yang tepat, Allah penuhi. Allah Maha Tahu pada saatnya,” terangnya.

Di sisi lain, Akhyar menyinggung manusia yang sial yakni yang masih membuang sampah sembarangan.
“Terimakasih kepada bapak ibu guru yang telah mengajarkan kepada anak-anak kita ini. Begitu juga dengan Medan Merdeka Belajar. Program ini merupakan pengajaran untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan kreativitas anak,” terangnya.

Interaksi agama dan ilmu pengetahuan, kata Akhyar, harus ditanamkan kepada anak-anak untuk menjadi pondasi, agar tidak ada kesombongan, dan keangkuhan dalam keilmuan mereka kelak.

“Saya berharap, kita tidak hanya menghasilkan orang pintar, cerdas, tapi mampu merasa. Kalau hanya sekedar pintar dan cerdas, tapi tidak merasa, itu sama saja kita itu robot,” tukasnya.

Di sisi lain, Akhyar menyampaikan program yok bikin cantik Medan. Pada hakeketnya, Kota Medan tidak kalah dengan kota lain.

“Kita kalah soal disiplin kebersihan. Kita belum mampu menciptakan sarana prasarana yang ideal. Tapi kalau kita mau bergerak bersama, itu bisa kita atasi,” yakinnya.

“Yok bikin cantik Medan ini adalah jargonnya anak anak muda. Jargon ini merupakan ajakan untuk warga agar bersama-sama membuat indah kota kita ini. Yok bikin cantik medan bukan hanya omong kosong, kalau kita bersama pasti bisa kita lakukan. Saya yakin sekali, warga Kota Medan kalau kita sudah bergerak, warga pasti akan bergerak juga,” harapnya.

Selain mengunjungi sekolah, Akhyar juga melihat keindahan sekolah yang berstatus Adiwiyata Nasional.

“Sekolah ini sangat luar biasa dan kita berharap semua sekolah kita bisa memberikan kenyamanan, dan bisa fun, senang. Ini kan enak sekolah seperti ini. Ayok kita tanam pohon agar memberikan keteduhan, ayok kita jaga tanaman-tanaman kita supaya menimbulkan keindahan,” tutupnya.
Pada kunjungannya, hadir juga Plt Kadisdik Kota Medan Masrul Badri, Kadis Lingkungan Hidup Armansyah, Camat Medan Tuntungan Topan OP Ginting, Yayasan Siti Hajar Dr Perwira Mulia Tarigan MSi, dan Kepala Sekolah Rahmad Matuah.

Sebelumnya, Perwakilan Yayasan Siti Hajar Perwira Mula Tarigan menyamaikan, SDIT Siti Hajar didirikan atas semangat orangtua turut memberikan sumbangsih dalam kemajuan pendidikan dan melahirkan generasi muda unggul di Kota Medan.

Setelah didirikan, sebutnya maka konsep pendidikan dan pengajaran yang diberikan SDIT Siti Hajar ini lebih kepada sekolah yang membuat rasa bahagia, tempatnya nyaman, alami dan pengajarnya ditanamkan untuk mengajar siswanya dengan hati. Alhamdulillah, konsep pendidikan seperti ini mengantarkan SDIT Siti Hajar ini menjadi salah satu sekolah yang berstatus Adiwiyata Nasional. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/