26.7 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Bekas Loper Koran Spesialis Pembobol ATM

MEDAN-Perbuatan membobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang dilakoni Tusriadi alias Adi (48), Warga Dusun Sawo, Desa Alue Merbau, Aceh Timur terhenti, Jumat (26/4) sekira pukul 17.00 WIB. Disebutkan pria yang pernah berprofesi loper koran, telah 7 kali membobol ATM Bank Sumut.

Aksinya kali ini terendus polisi, dan tertangkap basah oleh petugas Polsekta Medan Barat saat memasang lidi dan stiker palsu di mesin ATM Bank Sumut, Jalan KL. Yos Sudarso, Swalayan Maju Bersama, Medan.

Ditemui, Sabtu (27/4) siang, adi mengaku jadi pembobol ‘mesin uang’ itu setelah bertemu dengan Imas, tahun 2004 silam. Adi semula sebagai loper koran itu kenalan dengan Imas yang berprofesi sebagai sopir taksi. Ketika itu, Imas berstatus DPO, kemudian mengajak Adi menjadi membobol ATM dengan cara mengganjal kartu ATM para nasabah.

“Imas, yang ngajari saya cara membobol mesin ATM. Saya memergokinya menyamar sebagai operator bank,” kenang Adi.

Saat melakukan aksinya, keduanya membagi tugas. Pengakuan Adi dirinya spesial pembobol ATM Bank Sumut yang ada di Medan, diperkirakanya ada sebanyak 7 unit mesin ATM di bobolnya.”Aku khusus membobol di Medan, ATM Bank Sumut saja,” katanya.

Adi ditangkap setelah selesai memasukkan lidi (pengganjal) di lobang kartu, kemudian memasang stiker palsu tepat diatasnya. Di stiker itu, Adi menuliskan nomor ponselnya, selanjutnya menyarankan nasabah yang kartu ATM-nya tertelan atau nyangkut, agar segera menghubungi nomor yang tertera. Adi menyaru sebagai operator bank.

“Pasang lidi sebelah kanan ujung, panjang sekitar 1,5 inci. kemudian aku tempelkan stiker yang dikasih si Imus, setelah terpasang aku pantau dari jarak 50 sampai 100 meter yang penting terlihatlah,” ungkapnya.

Setelah korbannya (nasabah) masuk ke ATM, otomatis kartu tersangkut. “Gitu tersangkut, korbannya pasti nelpon operator yang dipasang stiker itu. Saat itu, dengan alasan akan diblokir, Imus yang menyaru operator itu berhasil mendapatkan pin nasabah. Setelah itu, barulah Adi dihubungi dan disuruh menguras tabungan korban,” terang Adi menjelaskan aksinya.

“Aku ambil kartunya pakai pingset, habis itu aku pergi ke ATM Bank Sumut lain ambil uangnya,” ujarnya. Berhasil menggasak uang nasabah, bagian Adi lebih banyak. “untuk aku 80 persen, sama si Imus 20 persen,” katanya.

Ketika ditanya kenapa hanya ATM Bank Sumut. Adi jelaskarena tempat masuk kartu ATM Bank Sumut terbuat dari fiber sehingga mudah diganjal dengan besi. “Lebih gampang Bank Sumut, kalau Bank lainnya tempat masuk kartunya itu pakai besi jadi payah ganjalnya pakai lidi,” bebernya.

Untuk itu, kalau tak ingin jadi korban berikutnya, ia menyarankan pemilik bank segera mengganti lobang ATM itu dengan besi.
Ditanya soal keluarganya, Adi meneteskan air matanya. Pasalnya dua hari lalu, anak bungsunya sakit demam tinggi. “Jangan cerita anak,” ucap bapak beranak empat itu. “Saya nggak tahan, anak saya paling kecil sakit dua hari lalu sebelum saya ke Medan,” bilangnya .
Kapolsekta Medan Barat, Kompol Nasrun Pasaribu SiK, telah menerima pengaduan dari Bank Sumut. “Korbannya Bank Sumut, mereka yang membuat laporan ke sini,” kata perwira satu melati emas di pundaknya itu. (eza/deo/smg)

MEDAN-Perbuatan membobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang dilakoni Tusriadi alias Adi (48), Warga Dusun Sawo, Desa Alue Merbau, Aceh Timur terhenti, Jumat (26/4) sekira pukul 17.00 WIB. Disebutkan pria yang pernah berprofesi loper koran, telah 7 kali membobol ATM Bank Sumut.

Aksinya kali ini terendus polisi, dan tertangkap basah oleh petugas Polsekta Medan Barat saat memasang lidi dan stiker palsu di mesin ATM Bank Sumut, Jalan KL. Yos Sudarso, Swalayan Maju Bersama, Medan.

Ditemui, Sabtu (27/4) siang, adi mengaku jadi pembobol ‘mesin uang’ itu setelah bertemu dengan Imas, tahun 2004 silam. Adi semula sebagai loper koran itu kenalan dengan Imas yang berprofesi sebagai sopir taksi. Ketika itu, Imas berstatus DPO, kemudian mengajak Adi menjadi membobol ATM dengan cara mengganjal kartu ATM para nasabah.

“Imas, yang ngajari saya cara membobol mesin ATM. Saya memergokinya menyamar sebagai operator bank,” kenang Adi.

Saat melakukan aksinya, keduanya membagi tugas. Pengakuan Adi dirinya spesial pembobol ATM Bank Sumut yang ada di Medan, diperkirakanya ada sebanyak 7 unit mesin ATM di bobolnya.”Aku khusus membobol di Medan, ATM Bank Sumut saja,” katanya.

Adi ditangkap setelah selesai memasukkan lidi (pengganjal) di lobang kartu, kemudian memasang stiker palsu tepat diatasnya. Di stiker itu, Adi menuliskan nomor ponselnya, selanjutnya menyarankan nasabah yang kartu ATM-nya tertelan atau nyangkut, agar segera menghubungi nomor yang tertera. Adi menyaru sebagai operator bank.

“Pasang lidi sebelah kanan ujung, panjang sekitar 1,5 inci. kemudian aku tempelkan stiker yang dikasih si Imus, setelah terpasang aku pantau dari jarak 50 sampai 100 meter yang penting terlihatlah,” ungkapnya.

Setelah korbannya (nasabah) masuk ke ATM, otomatis kartu tersangkut. “Gitu tersangkut, korbannya pasti nelpon operator yang dipasang stiker itu. Saat itu, dengan alasan akan diblokir, Imus yang menyaru operator itu berhasil mendapatkan pin nasabah. Setelah itu, barulah Adi dihubungi dan disuruh menguras tabungan korban,” terang Adi menjelaskan aksinya.

“Aku ambil kartunya pakai pingset, habis itu aku pergi ke ATM Bank Sumut lain ambil uangnya,” ujarnya. Berhasil menggasak uang nasabah, bagian Adi lebih banyak. “untuk aku 80 persen, sama si Imus 20 persen,” katanya.

Ketika ditanya kenapa hanya ATM Bank Sumut. Adi jelaskarena tempat masuk kartu ATM Bank Sumut terbuat dari fiber sehingga mudah diganjal dengan besi. “Lebih gampang Bank Sumut, kalau Bank lainnya tempat masuk kartunya itu pakai besi jadi payah ganjalnya pakai lidi,” bebernya.

Untuk itu, kalau tak ingin jadi korban berikutnya, ia menyarankan pemilik bank segera mengganti lobang ATM itu dengan besi.
Ditanya soal keluarganya, Adi meneteskan air matanya. Pasalnya dua hari lalu, anak bungsunya sakit demam tinggi. “Jangan cerita anak,” ucap bapak beranak empat itu. “Saya nggak tahan, anak saya paling kecil sakit dua hari lalu sebelum saya ke Medan,” bilangnya .
Kapolsekta Medan Barat, Kompol Nasrun Pasaribu SiK, telah menerima pengaduan dari Bank Sumut. “Korbannya Bank Sumut, mereka yang membuat laporan ke sini,” kata perwira satu melati emas di pundaknya itu. (eza/deo/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/