32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Atasi Sampah, TPA Terjun Segera Diperluas

File/SUMUT POS
Pemulung memungut sampah plastik di Tempat Pembuangan akhir (TPA) Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Rabu (13/8). Akibat dari tumpukan sampah yang berserakan diruas jalan sejumlah truck sampah terpaksa antri hingga dua hari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Tempat pembuangan akhir (TPA) milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan yang terletak di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan akan dilakukan perluasan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi volume sampah di Kota Medan yang terus mengalami peningkatan.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, M Husni menyebut,TPA Terjun yang memiliki luas 14 hektare diprediksinya hanya akan mampu bertahan paling lama 1,5 tahun kedepan.”Kalau tidak dilakukan perluasan TPA 1,5 tahun lagi sampah di Kota Medan tidak tahu akan ditempatkan dimana lagi,” ujar Husni, Kamis (27/4).

Husni mengatakan, rata-rata produksi sampah di Kota Medan setiap harinya sekitar 2 ribu ton. Ke depan, produksi sampah juga akan mengalami peningkatan.”Jumlah penduduk terus bertambah, jumlah hunian juga, begitu pula jumlah perumahan. Belum lagi jumlah produk yang terus bertambah, kalau tidak diperluas TPA nya, bisa kolaps 1,5 tahun kedepan,” paparnya.

Oleh karena itu, dia sudah berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang Perumahan Pemukiman untuk melakukan pembebasan lahan di sekitar TPA. “Masih ada di sekitar TPA itu lahan, jadi bisa diperluas. Tinggal bagaimana proses pembebasan lahan, kita sudah kordinasikan,” bilangnya.

Sebelum perluasan lahan direalisasikan, solusi jangka pendek yang dilakukannya yakni penimbunan. “Memang sudah saatnya sistem pengelolaan sampah di Kota Medan dirubah, perluasan lahan juga bukan solusi permanen. Solusi yang harus dilakukan yakni mengolah sampah menjadi energi. Dari dulu sudah ada wacana kerjasama dengan investor, tapi selalu gagal karena persoalan pembiayaan,” paparnya.

Selain perluasan TPA, lanjut dia, pihaknya juga meminta agar Dinas Tata Ruang dan Pemukiman untuk melakukan pembebasan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah sementara (TPS). “Di Medan tidak ada TPS, kita akan kordinasi ke Camat untuk mencari lahan yang bisa dijadikan TPS. Sistem pengelolaan sampah saat ini menjadi kendala bagi Pemko Medan untuk memperoleh piala Adipura. “Pelan-pelan lah kita benahi,” paparnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Medan, Arif Tri Nugroho mengakui Kota Medan akan sulit menerima Piala Adipura. Sebab, saat ini sistem pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) masih mempergunakan sistem open dumping.

“Memang dari 2015 sistem penilaian untuk Adipura mengalami perubahan. Yang pertama dinilai itu TPA-nya, kalau TPA nya masih mempergunakan cara lama (open dumping) maka dipastikan Piala Adipura tidak akan dapat diraih, meski item penilaian lain mendapat nilai 100,”ujar Arif.

Arif mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadikan TPA sistem sanitary landfill sebagai penilaian utama. “Untuk bisa dapat Adipura Medan harus merubah sistem pengelolaan TPA dari open dumping ke sanitary landfill,” jelasnya.(dik/ila)

File/SUMUT POS
Pemulung memungut sampah plastik di Tempat Pembuangan akhir (TPA) Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Rabu (13/8). Akibat dari tumpukan sampah yang berserakan diruas jalan sejumlah truck sampah terpaksa antri hingga dua hari.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Tempat pembuangan akhir (TPA) milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan yang terletak di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan akan dilakukan perluasan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi volume sampah di Kota Medan yang terus mengalami peningkatan.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, M Husni menyebut,TPA Terjun yang memiliki luas 14 hektare diprediksinya hanya akan mampu bertahan paling lama 1,5 tahun kedepan.”Kalau tidak dilakukan perluasan TPA 1,5 tahun lagi sampah di Kota Medan tidak tahu akan ditempatkan dimana lagi,” ujar Husni, Kamis (27/4).

Husni mengatakan, rata-rata produksi sampah di Kota Medan setiap harinya sekitar 2 ribu ton. Ke depan, produksi sampah juga akan mengalami peningkatan.”Jumlah penduduk terus bertambah, jumlah hunian juga, begitu pula jumlah perumahan. Belum lagi jumlah produk yang terus bertambah, kalau tidak diperluas TPA nya, bisa kolaps 1,5 tahun kedepan,” paparnya.

Oleh karena itu, dia sudah berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang Perumahan Pemukiman untuk melakukan pembebasan lahan di sekitar TPA. “Masih ada di sekitar TPA itu lahan, jadi bisa diperluas. Tinggal bagaimana proses pembebasan lahan, kita sudah kordinasikan,” bilangnya.

Sebelum perluasan lahan direalisasikan, solusi jangka pendek yang dilakukannya yakni penimbunan. “Memang sudah saatnya sistem pengelolaan sampah di Kota Medan dirubah, perluasan lahan juga bukan solusi permanen. Solusi yang harus dilakukan yakni mengolah sampah menjadi energi. Dari dulu sudah ada wacana kerjasama dengan investor, tapi selalu gagal karena persoalan pembiayaan,” paparnya.

Selain perluasan TPA, lanjut dia, pihaknya juga meminta agar Dinas Tata Ruang dan Pemukiman untuk melakukan pembebasan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah sementara (TPS). “Di Medan tidak ada TPS, kita akan kordinasi ke Camat untuk mencari lahan yang bisa dijadikan TPS. Sistem pengelolaan sampah saat ini menjadi kendala bagi Pemko Medan untuk memperoleh piala Adipura. “Pelan-pelan lah kita benahi,” paparnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Medan, Arif Tri Nugroho mengakui Kota Medan akan sulit menerima Piala Adipura. Sebab, saat ini sistem pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) masih mempergunakan sistem open dumping.

“Memang dari 2015 sistem penilaian untuk Adipura mengalami perubahan. Yang pertama dinilai itu TPA-nya, kalau TPA nya masih mempergunakan cara lama (open dumping) maka dipastikan Piala Adipura tidak akan dapat diraih, meski item penilaian lain mendapat nilai 100,”ujar Arif.

Arif mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadikan TPA sistem sanitary landfill sebagai penilaian utama. “Untuk bisa dapat Adipura Medan harus merubah sistem pengelolaan TPA dari open dumping ke sanitary landfill,” jelasnya.(dik/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/