25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sekretaris PPM Sumut Sayangkan Pemecatan Siswa Sepihak

MEDAN, SUMUTPOS – Sekretaris Pemuda Panca Marga (PPM) Sumut, Ir M Neil Adrinsyah sangat menyangkan ada sekolah yang memecat siswanya secara sepihak. Dia menilai, tindakan tersebut merupakan perbuatan semena-mena terhadap siswa.

Menurut Neil, dunia pendidikan seharusnya menjadi tempat bagi anak bangsa menuntut ilmu agar terciptanya generasi bangsa yang unggul dan menjadi pilar bangsa di kemudian hari. Hal ini sesuai dengan pengorbanan para pejuang terdahulu, agar setiap warga negara memiliki kemerdekaan.

“Salah satunya, kemerdekaan itu adalah merdeka mengenyam pendidikan di sekolah, tanpa adanya tekanan,” kata Neil kepada wartawan, Sabtu malam (27/7/2024).

Neil mengaku sangat menyangkan kebijakan sekolah Sampoerna Academy yang telah mengeluarkan keputusan tanpa dasar. Apalagi, saat ini telah berlaku kurikulum merdeka, merdeka dalam mengenyam pendidikan.

“Tindakan yang dilakukan pihak sekolah tersebut telah meninggalkan luka bagi siswa tersebut. Sebab, dengan dikeluarkan surat pemecatan yang ditujukan kepada dirinya, itu telah membuat siswa tersebut terguncang secara mental dan menjadi pemurung,” terangnya.

“Yayasan Sampoerna Academy telah menghilangkan kemerdekaan seseorang dalam mengenyam pendidikan dan telah melakukan tindakan yang mengguncang psikis seorang generasi bangsa dan juga mengkebiri hak anak bangsa untuk mengenyam pendidikan secara merdeka,” imbuhnya.

Untuk itu, kata Neil, pihaknya meminta pihak sekolah Sampoerna Academy untuk menarik kembali keputusan yang telah dikeluarkan. “Apabila hal tersebut tidak mereka lakukan, maka kami PD PPM Sumut akan melakukan aksi damai dan melaporkan pihak sekolah kepada Wali Kota Medan agar dikaji ulang izin operasional sekolah tersebut,” pungkasnya.

Sebelumnya, dalam standby statement yang disampaikan Public Relations Consultant Sampoerna Academy, sekolah tersebut berkurikulum internasional dan telah mengoperasikan 7 sekolah di berbagai daerah di Indonesia. Sekolah ini senantiasa menempatkan keselamatan dan kesejahteraan komunitas.

“Sekolah kami sebagai prioritas utama dan berkomitmen menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung. Kami mengetahui telah terjadi pertikaian antara siswa dan calon siswa di luar lingkungan dan jam sekolah, yang sayangnya berkembang menjadi insiden kekerasan verbal dan situasi yang berpotensi membahayakan,” demikian keterangan resmi dari pihak managemen Sampoerna Academy.

Lanjutnya, untung tidak ada individu yang terlibat yang terluka atau cedera. Sampoerna Academy tidak pernah dan tidak akan mentolerir perilaku kasar atau mengancam dan mempertahankan sikap tegas atas itu.

Sejalan dengan prinsip ini, setelah secara menyeluruh mempelajari dan mempertimbangkan insiden tersebut, Sampoerna Academy memutuskan untuk tidak menerima calon siswa tersebut ke Sampoerna Academy Medan. (rel/adz)

MEDAN, SUMUTPOS – Sekretaris Pemuda Panca Marga (PPM) Sumut, Ir M Neil Adrinsyah sangat menyangkan ada sekolah yang memecat siswanya secara sepihak. Dia menilai, tindakan tersebut merupakan perbuatan semena-mena terhadap siswa.

Menurut Neil, dunia pendidikan seharusnya menjadi tempat bagi anak bangsa menuntut ilmu agar terciptanya generasi bangsa yang unggul dan menjadi pilar bangsa di kemudian hari. Hal ini sesuai dengan pengorbanan para pejuang terdahulu, agar setiap warga negara memiliki kemerdekaan.

“Salah satunya, kemerdekaan itu adalah merdeka mengenyam pendidikan di sekolah, tanpa adanya tekanan,” kata Neil kepada wartawan, Sabtu malam (27/7/2024).

Neil mengaku sangat menyangkan kebijakan sekolah Sampoerna Academy yang telah mengeluarkan keputusan tanpa dasar. Apalagi, saat ini telah berlaku kurikulum merdeka, merdeka dalam mengenyam pendidikan.

“Tindakan yang dilakukan pihak sekolah tersebut telah meninggalkan luka bagi siswa tersebut. Sebab, dengan dikeluarkan surat pemecatan yang ditujukan kepada dirinya, itu telah membuat siswa tersebut terguncang secara mental dan menjadi pemurung,” terangnya.

“Yayasan Sampoerna Academy telah menghilangkan kemerdekaan seseorang dalam mengenyam pendidikan dan telah melakukan tindakan yang mengguncang psikis seorang generasi bangsa dan juga mengkebiri hak anak bangsa untuk mengenyam pendidikan secara merdeka,” imbuhnya.

Untuk itu, kata Neil, pihaknya meminta pihak sekolah Sampoerna Academy untuk menarik kembali keputusan yang telah dikeluarkan. “Apabila hal tersebut tidak mereka lakukan, maka kami PD PPM Sumut akan melakukan aksi damai dan melaporkan pihak sekolah kepada Wali Kota Medan agar dikaji ulang izin operasional sekolah tersebut,” pungkasnya.

Sebelumnya, dalam standby statement yang disampaikan Public Relations Consultant Sampoerna Academy, sekolah tersebut berkurikulum internasional dan telah mengoperasikan 7 sekolah di berbagai daerah di Indonesia. Sekolah ini senantiasa menempatkan keselamatan dan kesejahteraan komunitas.

“Sekolah kami sebagai prioritas utama dan berkomitmen menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung. Kami mengetahui telah terjadi pertikaian antara siswa dan calon siswa di luar lingkungan dan jam sekolah, yang sayangnya berkembang menjadi insiden kekerasan verbal dan situasi yang berpotensi membahayakan,” demikian keterangan resmi dari pihak managemen Sampoerna Academy.

Lanjutnya, untung tidak ada individu yang terlibat yang terluka atau cedera. Sampoerna Academy tidak pernah dan tidak akan mentolerir perilaku kasar atau mengancam dan mempertahankan sikap tegas atas itu.

Sejalan dengan prinsip ini, setelah secara menyeluruh mempelajari dan mempertimbangkan insiden tersebut, Sampoerna Academy memutuskan untuk tidak menerima calon siswa tersebut ke Sampoerna Academy Medan. (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/