25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Kapolda Sumut: Nias Bukan Tempat ‘Pembuangan’ Polisi

Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw dan istri foto bersama pejabat teras di Kepulauan Nias, Sabtu (26/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Berkunjung ke Pulau Nias Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut) mengeluarkan komentar yang tak biasa. Jendral bintang dua ini menyinggung stigma negatif di tubuh polri soal Nias merupakan daerah buangan bagi polisi yang bermasalah.

Memang, mendengar nama daerah Nias bagi aparat kepolisian, sudah menjadi hal umum merupakan tempat yang tidak mengenakkan, terisolir, mengingat kawasan ini merupakan pulau terluar Sumatera Utara (Sumut) yang berlokasi di sebelah barat.

Menurutnya, dia sudah mewacanakan agar perwira polisi lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) agar ditempatkan di Nias. Dia mengatakan sudah menyampaikan wacana ini ke Mabes Polri.

“Saya sudah mewacanakan untuk Nias bukan menjadi pembuangan polisi yang bermasalah, namun kedepan anggota polri yang lulus Akpol dan PTIK ditugaskan mereka di Nias selama dua tahun untuk mereka mengeluarkan kemampuan yang ada untuk berkolaborasi membangun sinergitas dengan pemerintah daerah membangun Nias. Saya sudah lempar ide ini kepada Asisten SDM (Mabes Polri) dan beliau setuju,” ucap Irjen Paulus pada jamuan makan malam yang diadakan tiga pimpinan pejabat di kepulauan Nias, Sabtu (26/7) kemarin.

Dalam kesempatan itu pula dia menyampaikan komitmennya dalam penegakan hukum di Sumut, khususnya masalah tanah.

“Saya agak tegas dalam penegakan hukum, semua warga negara punya persamaan di hadapan hukum. Negara ini negara hukum dan kami hanya alat dalam penegakan hukum, ini yang saya miliki sebagai sebuah pribadi yang on the track. Saat ini Polda Sumut sedang menata ke depan dengan target dua bulan untuk menangani permasalahan di Sumut, terutama di Sumut banyak masalah tanah,” ungkapnya.

Selain itu Kapolda Sumut juga berharap kepada mereka yang ditugaskan di Nias memiliki motivasi tinggi untuk melayani masyarakat Nias. Tidak dipungkirinya memang masalah empat tinggal menjadi kendala bagi personel polisi yang ditempatkan di Nias.

“Mohon dukungan pemko dan pemkab untuk bisa membantu lahan. Saya bersyukur bisa bertemu bapak ibu, terkait bagaimana Nias kedepan saya sudah punya catatan sendiri. Mari kita bersinergi membangun komunikasi yang baik supaya terwujudnya Nias menjadi lebih sejahtera,” ujar Paulus.

Hadir dalam kegiatan ini Wali Kota Gunung Sitoli, Wakil Wali Kota Gunungsitoli, Bupati Nias, Wakil Bupati Nias, Bupati Nias Utara, Wakil Bupati Nias Utara, Sekda Nias Barat dan FKPD, Para Pejabat Utama Polda Sumut,  Dandim Nias, Kajari Gunung Sitoli, Ketua PN Gunungsitoli, Ka Bandara Binaka Gunung Sitoli, Ka BNN Kabupaten Gunung Sitoli, mewakili Dan Lanal, Bhayangkari Polres Nias. (dvs/azw)

Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw dan istri foto bersama pejabat teras di Kepulauan Nias, Sabtu (26/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Berkunjung ke Pulau Nias Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut) mengeluarkan komentar yang tak biasa. Jendral bintang dua ini menyinggung stigma negatif di tubuh polri soal Nias merupakan daerah buangan bagi polisi yang bermasalah.

Memang, mendengar nama daerah Nias bagi aparat kepolisian, sudah menjadi hal umum merupakan tempat yang tidak mengenakkan, terisolir, mengingat kawasan ini merupakan pulau terluar Sumatera Utara (Sumut) yang berlokasi di sebelah barat.

Menurutnya, dia sudah mewacanakan agar perwira polisi lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) agar ditempatkan di Nias. Dia mengatakan sudah menyampaikan wacana ini ke Mabes Polri.

“Saya sudah mewacanakan untuk Nias bukan menjadi pembuangan polisi yang bermasalah, namun kedepan anggota polri yang lulus Akpol dan PTIK ditugaskan mereka di Nias selama dua tahun untuk mereka mengeluarkan kemampuan yang ada untuk berkolaborasi membangun sinergitas dengan pemerintah daerah membangun Nias. Saya sudah lempar ide ini kepada Asisten SDM (Mabes Polri) dan beliau setuju,” ucap Irjen Paulus pada jamuan makan malam yang diadakan tiga pimpinan pejabat di kepulauan Nias, Sabtu (26/7) kemarin.

Dalam kesempatan itu pula dia menyampaikan komitmennya dalam penegakan hukum di Sumut, khususnya masalah tanah.

“Saya agak tegas dalam penegakan hukum, semua warga negara punya persamaan di hadapan hukum. Negara ini negara hukum dan kami hanya alat dalam penegakan hukum, ini yang saya miliki sebagai sebuah pribadi yang on the track. Saat ini Polda Sumut sedang menata ke depan dengan target dua bulan untuk menangani permasalahan di Sumut, terutama di Sumut banyak masalah tanah,” ungkapnya.

Selain itu Kapolda Sumut juga berharap kepada mereka yang ditugaskan di Nias memiliki motivasi tinggi untuk melayani masyarakat Nias. Tidak dipungkirinya memang masalah empat tinggal menjadi kendala bagi personel polisi yang ditempatkan di Nias.

“Mohon dukungan pemko dan pemkab untuk bisa membantu lahan. Saya bersyukur bisa bertemu bapak ibu, terkait bagaimana Nias kedepan saya sudah punya catatan sendiri. Mari kita bersinergi membangun komunikasi yang baik supaya terwujudnya Nias menjadi lebih sejahtera,” ujar Paulus.

Hadir dalam kegiatan ini Wali Kota Gunung Sitoli, Wakil Wali Kota Gunungsitoli, Bupati Nias, Wakil Bupati Nias, Bupati Nias Utara, Wakil Bupati Nias Utara, Sekda Nias Barat dan FKPD, Para Pejabat Utama Polda Sumut,  Dandim Nias, Kajari Gunung Sitoli, Ketua PN Gunungsitoli, Ka Bandara Binaka Gunung Sitoli, Ka BNN Kabupaten Gunung Sitoli, mewakili Dan Lanal, Bhayangkari Polres Nias. (dvs/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/