27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

PRT Ngaku Disiksa Majikan Tapi Lupa Alamat Rumah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dengan berlinang air mata dan langkah tertatih-tatih, Nani Aryani (40) mendatangi Polsek Percut Sei Tuan, Senin (27/10) sore. Wanita asal Tasikmalya, Jawa Barat ini baru saja kabur dari rumah majikannya dengan cara melompat dan bermaksud membuat laporan atas penyiksaan yang kerap dialaminya.

“Aku disiksa majikanku dek. Tapi aku lupa alamatnya di mana. Sudah setahun aku bekerja sama dia sebagai baby sitter. Selama setahun bekerja di sana digaji sebesar Rp1,8 juta,” ucap Nani yang tak tau dimana alamat majikannya yang biasa disapa Ahong.

Nani kerap disiksa Ahong yang berusia sekitar 40-an tahun, hanya karena permasalahan kecil, seperti lama membuka pintu gerbang atau karena lantai kotor. Akibat sering dianiaya, ia mengaku sering mengalami lupa ingatan.

“Kepalaku sering dipukulnya pakai kursi dek. Sampai sering lupa ingatan aku dibuatnya. Aku bisa kabur dari rumah itu saat mereka sekeluarga lagi tak berada di rumah,” tutur wanita yang datang ke Medan melalui jasa penyalur tenaga kerja bernama CV Talenta Agency di Jakarta Timur.

Sementara, Aisyah (34) warga Lau Dendang, Kec. Percut Sei Tuan yang datang bersama Nani ke Polsek Percut Sei Tuan, mengatakan menemukan Nani di jalan saat mau makan bakso bersama keluarganya. Karena merasa iba, ia menolong Nani dan membawanya ke kantor polisi. “Ibu ini kami temukan waktu mau makan bakso sama keluarga. Ya udah karena kasihan langsung kami ajak aja ke sini dek,” ungkap Aisyah.

Karena terkendala dengan identitas dan alamat pelaku, Nani gagal membuat laporan. Selanjutnya ia pun pergi meninggalkan kantor polisi. Karena tak punya tujuan, janda beranak 5 ini diberi tumpangan di rumah Aisah, sembari memulihkan ingatannya.

“Aku punya anak lima dan aku seorang janda, aku kurang tau alamat majikan ku itu karena aku dari Tasikmalaya. Setahuku bapak itu namanya Ahong, dia tinggal sama istri dan empat anaknya dan seekor anjing besar,” ujar korban.

Diceritakan Nani, penyiksaan yang dialaminya terkadang tidak manusiawi karena dirinya sempat disiram air panas di bagian kakinya dan dipukul pakai pentungan bisbol hanya gara-gara lupa memberi makan anjing peliharaan majikannya.

“Mereka kejam kali, aku disiram air panas dan dipukul pakai pentungan sampai pingsan, pas itu gara-gara aku lupa kasih makan anjingnya,” ujar korban.

Nani berhasil kabur dari rumah majikan nya setelah lompat dari lantai 2 sehingga membuat kakinya pincang. Saat itu beruntung ia bertemu tukang sampah dan diberi tumpangan becak. Setelah berjalan seharian, keesokan harinya Nani bertemu keluarga Aisah.

Namun malang, ketika berharap hukum berpihak padanya polisi justru menolak laporannya dengan alasan Nani tak ingat alamat majikannya tersebut.

“Lapor saja sana ke polres atau ke mana saja, asal jangan di sini. Mau melapor pun nggak tau alamatnya majikannya di mana,” ujar seorang SPK Polsek Percut Sei Tuan bermarga Sianipar, kala itu.

Kemudian, PRT asal Tasikmalaya itu pun dibawa kembali oleh Aisah ke rumahnya untuk diberikan pertolongan semeetara. “Ibu ini saya bawa ke rumah dulu sampai pulih ingatannya baru kami buat laporan,” kata Aisah. (mri/bd)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dengan berlinang air mata dan langkah tertatih-tatih, Nani Aryani (40) mendatangi Polsek Percut Sei Tuan, Senin (27/10) sore. Wanita asal Tasikmalya, Jawa Barat ini baru saja kabur dari rumah majikannya dengan cara melompat dan bermaksud membuat laporan atas penyiksaan yang kerap dialaminya.

“Aku disiksa majikanku dek. Tapi aku lupa alamatnya di mana. Sudah setahun aku bekerja sama dia sebagai baby sitter. Selama setahun bekerja di sana digaji sebesar Rp1,8 juta,” ucap Nani yang tak tau dimana alamat majikannya yang biasa disapa Ahong.

Nani kerap disiksa Ahong yang berusia sekitar 40-an tahun, hanya karena permasalahan kecil, seperti lama membuka pintu gerbang atau karena lantai kotor. Akibat sering dianiaya, ia mengaku sering mengalami lupa ingatan.

“Kepalaku sering dipukulnya pakai kursi dek. Sampai sering lupa ingatan aku dibuatnya. Aku bisa kabur dari rumah itu saat mereka sekeluarga lagi tak berada di rumah,” tutur wanita yang datang ke Medan melalui jasa penyalur tenaga kerja bernama CV Talenta Agency di Jakarta Timur.

Sementara, Aisyah (34) warga Lau Dendang, Kec. Percut Sei Tuan yang datang bersama Nani ke Polsek Percut Sei Tuan, mengatakan menemukan Nani di jalan saat mau makan bakso bersama keluarganya. Karena merasa iba, ia menolong Nani dan membawanya ke kantor polisi. “Ibu ini kami temukan waktu mau makan bakso sama keluarga. Ya udah karena kasihan langsung kami ajak aja ke sini dek,” ungkap Aisyah.

Karena terkendala dengan identitas dan alamat pelaku, Nani gagal membuat laporan. Selanjutnya ia pun pergi meninggalkan kantor polisi. Karena tak punya tujuan, janda beranak 5 ini diberi tumpangan di rumah Aisah, sembari memulihkan ingatannya.

“Aku punya anak lima dan aku seorang janda, aku kurang tau alamat majikan ku itu karena aku dari Tasikmalaya. Setahuku bapak itu namanya Ahong, dia tinggal sama istri dan empat anaknya dan seekor anjing besar,” ujar korban.

Diceritakan Nani, penyiksaan yang dialaminya terkadang tidak manusiawi karena dirinya sempat disiram air panas di bagian kakinya dan dipukul pakai pentungan bisbol hanya gara-gara lupa memberi makan anjing peliharaan majikannya.

“Mereka kejam kali, aku disiram air panas dan dipukul pakai pentungan sampai pingsan, pas itu gara-gara aku lupa kasih makan anjingnya,” ujar korban.

Nani berhasil kabur dari rumah majikan nya setelah lompat dari lantai 2 sehingga membuat kakinya pincang. Saat itu beruntung ia bertemu tukang sampah dan diberi tumpangan becak. Setelah berjalan seharian, keesokan harinya Nani bertemu keluarga Aisah.

Namun malang, ketika berharap hukum berpihak padanya polisi justru menolak laporannya dengan alasan Nani tak ingat alamat majikannya tersebut.

“Lapor saja sana ke polres atau ke mana saja, asal jangan di sini. Mau melapor pun nggak tau alamatnya majikannya di mana,” ujar seorang SPK Polsek Percut Sei Tuan bermarga Sianipar, kala itu.

Kemudian, PRT asal Tasikmalaya itu pun dibawa kembali oleh Aisah ke rumahnya untuk diberikan pertolongan semeetara. “Ibu ini saya bawa ke rumah dulu sampai pulih ingatannya baru kami buat laporan,” kata Aisah. (mri/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/