26.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Ketua DPRD Medan: Mengapa Snack Dewan Selalu dari Majestik?

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS  PARIPURNA: Sekretaris Kota Medan Syaiful Bahri bersama pimpinan DPRD Medan saat paripurna dewan, belum lama ini.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PARIPURNA: Sekretaris Kota Medan Syaiful Bahri bersama pimpinan DPRD Medan Henry Jhon saat paripurna dewan, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Medan, Henry Jhon Hutagalung mempertanyakan mengapa selama ini snack yang disediakan untuk kegiatan rapat dan sebagainya di DPRD Medan selalu dari Majestik.

Padahal, kata dia, tidak seluruh anggota dewan suka dengan makanan tersebut. Apalagi, tidak ada jaminan makanan yang disajikan tersebut sehat untuk dikonsumsi.

“Tidak mungkin kue-kue itu tidak pakai bahan pengawet, pasti ada. Terus kenapa selalu majestik? Kota kan jadi curiga, jangan-jangan ada monopoli,“ katanya kepada wartawan usai rapat finalisasi Peraturan Daerah (Perda) P-APBD 2015 di ruang badan anggaran, Rabu (28/10).

Politisi PDIP itu mendapatkan informasi bahwa panitia pengadaan makanan tersebut mendapatkan fee setiap pembelian. Selain itu, ada juga informasi mengenai adanya paket undian setiap kali transaksi.

“Tapi alasan mereka hanya Majestik yang bisa hutang, yang lain tidak. Pertanyaannya, kenapa harus hutang? Anggarannya kan sudah kita persiapkan,“ cetusnya.

Kepada Sekretariat DPRD Medan, dia juga meminta agar makanan atau snack yang disajikan pada saat rapat atau pertemuan juga mementingkan kesehatan para anggota dewan. “Kue-kue itu manis, gulanya pasti besar. Tidak semua bisa makan, makanya kita minta diselang-seling dengan makanan yang lebih sehat,“ tuturnya.

Henry Jhon juga mengeluhkan pelayanan Sekretariat DPRD Medan yang lambat. Bahkan dirinya merasa layaknya seorang pengimis.  Kejadian itu dialaminya ketika meminta makanan untuk diletakkan pada ruang kerjanya.

“Kayak pengemis aku di sini, banyak tamu yang datang tapi nggak bisa diberikan pelayanan. Tidak mungkin juga saya bilang kepada tamu tidak ada jatah makanan atau minuman,“ urainya.

Dia meminta agar pimpinan dewan diberikan kas kecil untuk pembelian kebutuhan makan dan minum tamu yang hadir. “Uangnya dipegang sama sekretaris. Kalau snack habis, tinggal dibeli. Saya juga tidak mungkin membatasi masyarakat yang datang untuk bersilaturahmi, karena ini gedung wakil rakyat,“ tukasnya.

Anggota DPRD Medan Fraksi Demokrat, Parlaungan Simangunsong juga berpendapat senada. Dia ikut mempertanyakan mengapa snack yang disajikan saat rapat selalu berasal dari Majestok. “Sesuaikanlah, tidak harus selalu yang manis-manis agar semua bisa mengkonsumsinya,“ timpalnya.

Sekretaris DPRD Medan, Azwarlin Nasution santai menanggapi tudingan yang disampaikan oleh Ketua DPRD Medan Henry Jhon. “Biasanya itu komplen, yang kami layani digedung ini banyak. Namanya juga lembaga politik,“ kata Azwarlin. (dik)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS  PARIPURNA: Sekretaris Kota Medan Syaiful Bahri bersama pimpinan DPRD Medan saat paripurna dewan, belum lama ini.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PARIPURNA: Sekretaris Kota Medan Syaiful Bahri bersama pimpinan DPRD Medan Henry Jhon saat paripurna dewan, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Medan, Henry Jhon Hutagalung mempertanyakan mengapa selama ini snack yang disediakan untuk kegiatan rapat dan sebagainya di DPRD Medan selalu dari Majestik.

Padahal, kata dia, tidak seluruh anggota dewan suka dengan makanan tersebut. Apalagi, tidak ada jaminan makanan yang disajikan tersebut sehat untuk dikonsumsi.

“Tidak mungkin kue-kue itu tidak pakai bahan pengawet, pasti ada. Terus kenapa selalu majestik? Kota kan jadi curiga, jangan-jangan ada monopoli,“ katanya kepada wartawan usai rapat finalisasi Peraturan Daerah (Perda) P-APBD 2015 di ruang badan anggaran, Rabu (28/10).

Politisi PDIP itu mendapatkan informasi bahwa panitia pengadaan makanan tersebut mendapatkan fee setiap pembelian. Selain itu, ada juga informasi mengenai adanya paket undian setiap kali transaksi.

“Tapi alasan mereka hanya Majestik yang bisa hutang, yang lain tidak. Pertanyaannya, kenapa harus hutang? Anggarannya kan sudah kita persiapkan,“ cetusnya.

Kepada Sekretariat DPRD Medan, dia juga meminta agar makanan atau snack yang disajikan pada saat rapat atau pertemuan juga mementingkan kesehatan para anggota dewan. “Kue-kue itu manis, gulanya pasti besar. Tidak semua bisa makan, makanya kita minta diselang-seling dengan makanan yang lebih sehat,“ tuturnya.

Henry Jhon juga mengeluhkan pelayanan Sekretariat DPRD Medan yang lambat. Bahkan dirinya merasa layaknya seorang pengimis.  Kejadian itu dialaminya ketika meminta makanan untuk diletakkan pada ruang kerjanya.

“Kayak pengemis aku di sini, banyak tamu yang datang tapi nggak bisa diberikan pelayanan. Tidak mungkin juga saya bilang kepada tamu tidak ada jatah makanan atau minuman,“ urainya.

Dia meminta agar pimpinan dewan diberikan kas kecil untuk pembelian kebutuhan makan dan minum tamu yang hadir. “Uangnya dipegang sama sekretaris. Kalau snack habis, tinggal dibeli. Saya juga tidak mungkin membatasi masyarakat yang datang untuk bersilaturahmi, karena ini gedung wakil rakyat,“ tukasnya.

Anggota DPRD Medan Fraksi Demokrat, Parlaungan Simangunsong juga berpendapat senada. Dia ikut mempertanyakan mengapa snack yang disajikan saat rapat selalu berasal dari Majestok. “Sesuaikanlah, tidak harus selalu yang manis-manis agar semua bisa mengkonsumsinya,“ timpalnya.

Sekretaris DPRD Medan, Azwarlin Nasution santai menanggapi tudingan yang disampaikan oleh Ketua DPRD Medan Henry Jhon. “Biasanya itu komplen, yang kami layani digedung ini banyak. Namanya juga lembaga politik,“ kata Azwarlin. (dik)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/