29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Tiga Pasien Suspect Difteri Dipulangkan

Diketahui, sebelumnya SM (12) asal Dolok Sanggul, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 11 Desember sekira pukul 18.30 WIB. Selanjutnya NM (15) asal Asahan, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 12 Desember sekira pukul 02.30 WIB. Kemudian MRH (7) asal Medan masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 14 Desember sekira pukul 23.07 WIB. Lalu RS (19) asal Lubukpakam, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 16 Desember sekira pukul 22.00 WIB. Selanjutnya DSN (24) asal Desa Namogajah, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 19 Desember sekira pukul 14.00 WIB.

Saat masuk ke IGD RSUP H Adam Malik, kelima pasien memiliki keluhan yang sangat mirip, sulit menelan, ada selaput putih di tenggorokan, dan ada juga yang diiringi demam. Karena itu, tim medis RSUP H Adam Malik memberikan penanganan yang hampir sama, pemberian terapi cairan, antibiotik, obat demam, EKG, photo thorax, pemberian Anti-Difteri Serum (ADS), serta mengambil swap di tenggorokan untuk diperiksa di laboratorium.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan drg Usma Polita, sebelumnya mengatakan, berdasarkan surveillance yang dilakukan pihaknya, ditemukan seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) wilayah Medan Tuntungan, suspect Difteri. Begitu juga seorang anak SD di kawasan Medan Selayang, suspect Difteri.

Karena itu, Usma mengatakan, saat ini ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), khususnya di wilayah penemuan. “Kalau sudah suspect ada di Kota Medan, ini KLB. Jadi ada dua ini KLB. Satu di Selayang, satu lagi di Tuntungan,” bebernya.

Lebih lanjut Usma mengatakan, meski masih suspect karena menunggu hasil pemeriksaan swap laboratorium Litbangkes di Jakarta, ia mengaku, telah melakukan antisipasi. Disebutnya, pihaknya sudah melakukan imunisasi Difteri Tetanus (DT) di sekolah seorang siswa SD yang suspect Difteri, dan imunisasi Tetanus Toxoid (TD) di lingkungan tempat tinggal seorang guru PAUD yang suspect Difteri. Ditegaskannya, pencegahan Difteri itu memang dengan imunisasi. “Orang yang terserang Difteri, biasanya karena tidak imunisasi,” jelasnya.

Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat mempengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius. (ain/saz)

Diketahui, sebelumnya SM (12) asal Dolok Sanggul, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 11 Desember sekira pukul 18.30 WIB. Selanjutnya NM (15) asal Asahan, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 12 Desember sekira pukul 02.30 WIB. Kemudian MRH (7) asal Medan masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 14 Desember sekira pukul 23.07 WIB. Lalu RS (19) asal Lubukpakam, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 16 Desember sekira pukul 22.00 WIB. Selanjutnya DSN (24) asal Desa Namogajah, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, 19 Desember sekira pukul 14.00 WIB.

Saat masuk ke IGD RSUP H Adam Malik, kelima pasien memiliki keluhan yang sangat mirip, sulit menelan, ada selaput putih di tenggorokan, dan ada juga yang diiringi demam. Karena itu, tim medis RSUP H Adam Malik memberikan penanganan yang hampir sama, pemberian terapi cairan, antibiotik, obat demam, EKG, photo thorax, pemberian Anti-Difteri Serum (ADS), serta mengambil swap di tenggorokan untuk diperiksa di laboratorium.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan drg Usma Polita, sebelumnya mengatakan, berdasarkan surveillance yang dilakukan pihaknya, ditemukan seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) wilayah Medan Tuntungan, suspect Difteri. Begitu juga seorang anak SD di kawasan Medan Selayang, suspect Difteri.

Karena itu, Usma mengatakan, saat ini ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), khususnya di wilayah penemuan. “Kalau sudah suspect ada di Kota Medan, ini KLB. Jadi ada dua ini KLB. Satu di Selayang, satu lagi di Tuntungan,” bebernya.

Lebih lanjut Usma mengatakan, meski masih suspect karena menunggu hasil pemeriksaan swap laboratorium Litbangkes di Jakarta, ia mengaku, telah melakukan antisipasi. Disebutnya, pihaknya sudah melakukan imunisasi Difteri Tetanus (DT) di sekolah seorang siswa SD yang suspect Difteri, dan imunisasi Tetanus Toxoid (TD) di lingkungan tempat tinggal seorang guru PAUD yang suspect Difteri. Ditegaskannya, pencegahan Difteri itu memang dengan imunisasi. “Orang yang terserang Difteri, biasanya karena tidak imunisasi,” jelasnya.

Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat mempengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius. (ain/saz)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/