27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

5 Bulan Berobat Alternatif Baru ke Rumah Sakit

Balita Penderita Tumor Mata

Balita berusia 2 tahun Riski Alfiansa terpaksa dirawat inap di lantai III Ruang Anak, RSU dr Pirngadi Medan. Putra pasangan Ruslan (35) dan Darmayanti (28), warga Pasar IV Gang Ratem, Marelan itu menderita tumor mata (retinoblastoma) di mata sebelah kanannya.
Pengakuan sang ibu Darmayanti, Riski Alfiansa merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Dijelaskannya, Riski Alfiansa lahir normal dan tak ada menderita apapun.

“Kami tak tahu kenapa mata Riski Alfiansa ada tumornya. Padahal sejak lahir Riski Alfiansa sehat-sehat saja dan dia itu lahir normal,” katanya.
Menurutnya, mereka mengetahui anaknya menderita tumor karena anaknya merasa gatal pada matanya. Diceritakannya, saat dibawa ke RSU Mitra Medika, baru mereka mengetahui anaknya menderita tumor. “Kami tahu dari hasil scan saat di RSU Mitra Medika kalau anak kami menderita tumor mata (retinoblastoma),” jelasnya.

Menurutnya, mengetahui anaknya menderita tumor, mereka disarankan untuk mengobati mata anaknya ke rumah sakit yang mempunyai peralatan lengkap. Namun, karena mereka tak mempunyai uang mereka lalu membawa anaknya berobat alternatif.
“Selama ini kami bawa berobat ke alternatif karena kami tak punya uang. Kami sendiri sudah habis Rp15 juta selama lima bulan mengobati mata anak kami,” pungkasnya.

Darmayanti menerangkan, mereka membawa anaknya ke RSU dr Pirngadi Medan ini berdasarkan saran dari Lina br Sitorus, salah satu bidan yang berada di dekat rumahnya.

“Bidan Lina br Sitorus itu yang menyuruhkan kami untuk membawa anak kami ke RSU dr Pirngadi Medan ini. Bidan itu juga menyuruh kami untuk membawanya dengan menggunakan Jamkesda,” ujarnya.

Ditambahkan Darmayanti, mereka tak membawa anak mereka berobat ke rumah sakit karena penghasilan suaminya hanya Rp1,4 juta sebulan.
“Ini saja kami tinggal ditempat ibu. Tak hanya itu, biaya Rp1,4 juta mana cukup karena belum lagi biaya anak kami yang masih sekolah. Makanya kami takut bawa ke rumah sakit dan ini saja kami bawa ke rumah sakit pakai Jamkesda,” ujarnya.

Ruslan, sang ayah mengaku, Riski merupakan anak satu-satunya laki-laki. “Ini anak yang saya harapkan karena anak pertama dan kedua saya perempuan. Ini anak laki-laki tapi justru ini yang harus saya terima,” ucapnya.

Ruslan mengharapkan anaknya bisa sehat dan normal kembali. “Harapan saya agar anak saya bisa normal dan sehat kembali seperti anak yang lain,” pungkasnya. (*)

Balita Penderita Tumor Mata

Balita berusia 2 tahun Riski Alfiansa terpaksa dirawat inap di lantai III Ruang Anak, RSU dr Pirngadi Medan. Putra pasangan Ruslan (35) dan Darmayanti (28), warga Pasar IV Gang Ratem, Marelan itu menderita tumor mata (retinoblastoma) di mata sebelah kanannya.
Pengakuan sang ibu Darmayanti, Riski Alfiansa merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Dijelaskannya, Riski Alfiansa lahir normal dan tak ada menderita apapun.

“Kami tak tahu kenapa mata Riski Alfiansa ada tumornya. Padahal sejak lahir Riski Alfiansa sehat-sehat saja dan dia itu lahir normal,” katanya.
Menurutnya, mereka mengetahui anaknya menderita tumor karena anaknya merasa gatal pada matanya. Diceritakannya, saat dibawa ke RSU Mitra Medika, baru mereka mengetahui anaknya menderita tumor. “Kami tahu dari hasil scan saat di RSU Mitra Medika kalau anak kami menderita tumor mata (retinoblastoma),” jelasnya.

Menurutnya, mengetahui anaknya menderita tumor, mereka disarankan untuk mengobati mata anaknya ke rumah sakit yang mempunyai peralatan lengkap. Namun, karena mereka tak mempunyai uang mereka lalu membawa anaknya berobat alternatif.
“Selama ini kami bawa berobat ke alternatif karena kami tak punya uang. Kami sendiri sudah habis Rp15 juta selama lima bulan mengobati mata anak kami,” pungkasnya.

Darmayanti menerangkan, mereka membawa anaknya ke RSU dr Pirngadi Medan ini berdasarkan saran dari Lina br Sitorus, salah satu bidan yang berada di dekat rumahnya.

“Bidan Lina br Sitorus itu yang menyuruhkan kami untuk membawa anak kami ke RSU dr Pirngadi Medan ini. Bidan itu juga menyuruh kami untuk membawanya dengan menggunakan Jamkesda,” ujarnya.

Ditambahkan Darmayanti, mereka tak membawa anak mereka berobat ke rumah sakit karena penghasilan suaminya hanya Rp1,4 juta sebulan.
“Ini saja kami tinggal ditempat ibu. Tak hanya itu, biaya Rp1,4 juta mana cukup karena belum lagi biaya anak kami yang masih sekolah. Makanya kami takut bawa ke rumah sakit dan ini saja kami bawa ke rumah sakit pakai Jamkesda,” ujarnya.

Ruslan, sang ayah mengaku, Riski merupakan anak satu-satunya laki-laki. “Ini anak yang saya harapkan karena anak pertama dan kedua saya perempuan. Ini anak laki-laki tapi justru ini yang harus saya terima,” ucapnya.

Ruslan mengharapkan anaknya bisa sehat dan normal kembali. “Harapan saya agar anak saya bisa normal dan sehat kembali seperti anak yang lain,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/