30 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Istri Polisi Lahirkan Anak Kembar 3

8 Tahun Menikah, Ikut Program Bayi Tabung

Delapan tahun menikah, Bripka Rifel Ayala Simbolon (35), personel Polsekta Medan Area bersama istrinya Eva Nora br Sitorus (33), akhirnya memiliki tiga anak kembar yakni dua perempuan dan satu laki-laki.

Warga Aspol Pasar Merah Blok D No 1, Medan itu melahirkan di RSIA Stella Maris, Jalan Multatuli Medan, Senin (28/5) siang. Ketiga bayi masing-masing diberi nama, Hiskia Kristian Halim Simbolon panjang 28 cm dengan berat 645 gram, Jonathan Immanuel Simbolon panjang 31 cm dengan berat 680 gram dan Ruth Clarissa Simbolon panjang 29 cm dengan berat 630 gram.

Bripka Rifel mengaku, senang mempunyai tiga anak sekaligus yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.

“Saya senang bisa mempunyai tiga anak sekaligus dimana saya sudah delapan tahun menikah, dari tahun 2004 lalu. Kawan saya menyuruh saya untuk mengikuti program bayi tabung di rumah sakit dan saya  ikut,” kata Rifel kepada wartawan.

Menurutnya, dirinya sudah bermusyawarah dengan keluarga dan sepakat dengan bayi tabung. Disinggung mengenai pemberian nama, Bripka Rifel Simbolon mengaku, pemberian oppungnya dan dari dirinya sendiri. “Semua nama-nama anak saya kebanyakan mengambil nama dari Al-kitab,” sambungnya.

Rifel juga menuturkan, sebenarnya anaknya kembar 4 tapi meninggal satu. Yang meninggal itu diberikan nama Lazarus Renato Simbolon. “Memang sudah tak bisa dipertahankan karena kondisinya memang tak tertolong lagi,” terangnya.

Dokter yang menangani kelahiran bayi dan bayi tabung itu, terdiri dari dr Binarwan Halim SpOG (K), dr Bugis Mardina SpA dan dr Rasyidah SpA. Dr Binarwan Halim mengatakan, ketiga bayi ini di dalam kandungan ibunya selama 24 minggu (enam bulan).

“Berat ketiga bayi ini enam ons dan ini prestasi luar biasa dimana bayi ini sehat dengan berat enam ons pertama kali lahir dan itupun berada di dalam kandunganibunya selama enam bulan lamanya,”  ujarnya.

Dijelaskannya, dengan begini, rumah sakit di Sumut sudah bisa setara dengan rumah sakit di Singapura. “Sekarang berat ketiga anak ini sudah mencapai 2 kg lebih, setelah diberikan perawatan yang intensif selama tiga bulan di rumah sakit,” jelasnya.

Dr Binarwan menambahkan, sebenarnya ada empat bayi, namun, satu tak bisa terselamatkan karena kondisi sang ibu yang sering mengalami kontraksi saat mengandung anak ini.

“Ibunya disaat mengidam sering muntah-muntah sehingga ini mempengaruhi kondisi kehamilan. Yang satunya tak bisa terselamatkan dan yang bisa terselamatkan hanya tiga bayi saja. Ibunya delapan kali masuk rumah sakit saat mengandung,” jelasnya.
Menurut dr Binarwan, operasi yang dilakukan selama satu jam saat proses kelahiran sang bayi.

“Semua sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya makanya operasinya hanya satu jam saja,” pungkasnya.

Menurutnya, baru ini di Indonesia bayi tabung lahir dengan kondisi kehamilan enam bulan dan beratnya saat lahir enam ons. “Tim perawat kita sangat senang dengan hal ini dimana kita berhasil melakukan bayi tabung dengan usia kehamilan enam bulan dan beratnya enam ons,” ujarnya.
Dr Rasyidah menerangkan, pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap bayi tersebut. “Tetap kita pantau walaupun sang bayi sudah berada di rumahnya. Kita juga akan memantau keadaan gizi sang bayi selama di rumah dan kita juga minta kepada orang tuanya memberikan susu formula yang dianjurkan,” tambahnya.

Untuk risiko, dr Bugis Mardina mengaku, semua ada risikonya. Namun, pihaknya tetap memberikan perawatan khusus selama bayi berada di dalam inkubator. “Memang ada risikonya yakni banyak organ-organ yang tak berfungsi normal. Tapi kita tetap memberikan pelayanan dan kita tangani dengan serius. Saat ini kondisi sang bayi sudah normal dan semua organ-organ dalam tubuhnya sudah berfungsi normal selama tiga bulan terakhir makanya diizinkan pulang,” akunya.

dr Bugis Mardina menambahkan, pihaknya juga sudah memberikan suntikan kepada ketiga bayinya. “Kita juga sudah suntikan sdexamaxaton (suntikan untuk paru-parunya) saat baru lahir agar berfungsi normal seperti sekarang ini. Massa kritisnya itu satu bulan dan lewat satu bulan sudah normal kembali,” pungkasnya.(jon)

8 Tahun Menikah, Ikut Program Bayi Tabung

Delapan tahun menikah, Bripka Rifel Ayala Simbolon (35), personel Polsekta Medan Area bersama istrinya Eva Nora br Sitorus (33), akhirnya memiliki tiga anak kembar yakni dua perempuan dan satu laki-laki.

Warga Aspol Pasar Merah Blok D No 1, Medan itu melahirkan di RSIA Stella Maris, Jalan Multatuli Medan, Senin (28/5) siang. Ketiga bayi masing-masing diberi nama, Hiskia Kristian Halim Simbolon panjang 28 cm dengan berat 645 gram, Jonathan Immanuel Simbolon panjang 31 cm dengan berat 680 gram dan Ruth Clarissa Simbolon panjang 29 cm dengan berat 630 gram.

Bripka Rifel mengaku, senang mempunyai tiga anak sekaligus yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.

“Saya senang bisa mempunyai tiga anak sekaligus dimana saya sudah delapan tahun menikah, dari tahun 2004 lalu. Kawan saya menyuruh saya untuk mengikuti program bayi tabung di rumah sakit dan saya  ikut,” kata Rifel kepada wartawan.

Menurutnya, dirinya sudah bermusyawarah dengan keluarga dan sepakat dengan bayi tabung. Disinggung mengenai pemberian nama, Bripka Rifel Simbolon mengaku, pemberian oppungnya dan dari dirinya sendiri. “Semua nama-nama anak saya kebanyakan mengambil nama dari Al-kitab,” sambungnya.

Rifel juga menuturkan, sebenarnya anaknya kembar 4 tapi meninggal satu. Yang meninggal itu diberikan nama Lazarus Renato Simbolon. “Memang sudah tak bisa dipertahankan karena kondisinya memang tak tertolong lagi,” terangnya.

Dokter yang menangani kelahiran bayi dan bayi tabung itu, terdiri dari dr Binarwan Halim SpOG (K), dr Bugis Mardina SpA dan dr Rasyidah SpA. Dr Binarwan Halim mengatakan, ketiga bayi ini di dalam kandungan ibunya selama 24 minggu (enam bulan).

“Berat ketiga bayi ini enam ons dan ini prestasi luar biasa dimana bayi ini sehat dengan berat enam ons pertama kali lahir dan itupun berada di dalam kandunganibunya selama enam bulan lamanya,”  ujarnya.

Dijelaskannya, dengan begini, rumah sakit di Sumut sudah bisa setara dengan rumah sakit di Singapura. “Sekarang berat ketiga anak ini sudah mencapai 2 kg lebih, setelah diberikan perawatan yang intensif selama tiga bulan di rumah sakit,” jelasnya.

Dr Binarwan menambahkan, sebenarnya ada empat bayi, namun, satu tak bisa terselamatkan karena kondisi sang ibu yang sering mengalami kontraksi saat mengandung anak ini.

“Ibunya disaat mengidam sering muntah-muntah sehingga ini mempengaruhi kondisi kehamilan. Yang satunya tak bisa terselamatkan dan yang bisa terselamatkan hanya tiga bayi saja. Ibunya delapan kali masuk rumah sakit saat mengandung,” jelasnya.
Menurut dr Binarwan, operasi yang dilakukan selama satu jam saat proses kelahiran sang bayi.

“Semua sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya makanya operasinya hanya satu jam saja,” pungkasnya.

Menurutnya, baru ini di Indonesia bayi tabung lahir dengan kondisi kehamilan enam bulan dan beratnya saat lahir enam ons. “Tim perawat kita sangat senang dengan hal ini dimana kita berhasil melakukan bayi tabung dengan usia kehamilan enam bulan dan beratnya enam ons,” ujarnya.
Dr Rasyidah menerangkan, pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap bayi tersebut. “Tetap kita pantau walaupun sang bayi sudah berada di rumahnya. Kita juga akan memantau keadaan gizi sang bayi selama di rumah dan kita juga minta kepada orang tuanya memberikan susu formula yang dianjurkan,” tambahnya.

Untuk risiko, dr Bugis Mardina mengaku, semua ada risikonya. Namun, pihaknya tetap memberikan perawatan khusus selama bayi berada di dalam inkubator. “Memang ada risikonya yakni banyak organ-organ yang tak berfungsi normal. Tapi kita tetap memberikan pelayanan dan kita tangani dengan serius. Saat ini kondisi sang bayi sudah normal dan semua organ-organ dalam tubuhnya sudah berfungsi normal selama tiga bulan terakhir makanya diizinkan pulang,” akunya.

dr Bugis Mardina menambahkan, pihaknya juga sudah memberikan suntikan kepada ketiga bayinya. “Kita juga sudah suntikan sdexamaxaton (suntikan untuk paru-parunya) saat baru lahir agar berfungsi normal seperti sekarang ini. Massa kritisnya itu satu bulan dan lewat satu bulan sudah normal kembali,” pungkasnya.(jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/