24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Juara Dua Nasional Tak Lolos SNMPTN Helena Kirim Surat Protes

MEDAN-Siswi SMA Methodist 2 Medan, Helenena Martafrsika Saragi Napitu sempat membuat heboh Kota Medan karena berhasil meraih nilai tertinggi kedua Nasional untuk kategori nilai terbaik. Namun, Helena harus tegar menerima kenyataan bahwa dirinya dinyatakan tidak lulus masuk Universitas Indonesia (UI) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)n
Ketika itu dirinya memilih dua kategori jurusan di UI yakni Fakultas Kedokteran dan Akuntansi serta Fakultas Kedokteran USU. “Jujur pastinya kecewa melihat kenyataan ini,” akunya ketika dihubungi Sumut Pos, Selasa Sore (28/5).

Dirinya sama sekali tidak mengetahui alasan dirinya gagal dalam program studi yang dipilihnya melalui jalur SNMPTN. Padahal selain meraih prestasi terbaik dengan menjadi peringkat kedua nasional, Helena juga selalu meraih juara umum di sekolahnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, saat ini dirinya telah mengirimkan surat elektronik (email) kepada panitia pusat SNMPTN terkait ketidaklulusannya,”Saya sudah mengirimkan email ke Panitia SNMPTN, dan memberikan penjelasan  mengapa saya tidak lulus,” katanya.

Helena kini tidak mau berkecil hati dan akan tetap terus berusaha agar dapat lulus di UI melalui SBMPTN atau jalur tertulis. “Saya yakin bisa lulus di Fakultas Kedokteran UI melalui jalur tertulis,” bebernya.

Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Kepala Methodist 2 Medan Bob Saragih. Dirinya terkejut Helena tidak masuk satu pun program studi yang dipilihnya. Padahal, secara prestasi unggul dibandingkan siswa lainnya. “Kita juga tidak tahu kenapa tidak masuk. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, karana itu keputusan panitia pusat,” jelasnya.

Begitupun Kepala Sekolah SMA Methodis 2 Medan, Pdt Paulus Subyanto ketika di konfirmasi mengaku terkejut Helena tidak bisa lulus melalui jalur di semua program studi yang dipilihnya melalui jalut SNMPTN. “ Saya pastikan pihak sekolah mengirimkan nilai Helena yang sebenarnya kepada panitian SNMPTN,” paparnya.

Paulus menambahkan, ada salah seorang siswa yang peringkatnya jauh di bawah Helena bisa berhasil lulus di Fakultas Kedokteran USU, namun dirinya enggan berspekulasi lebih jauh mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Melihat kemampuan Helena, lanjutnya, dapat lulus melalui jalur tertulis di Fakultas Kedokteran UI, untuk itu dirinya mengimbau kepada siswinya itu agar tidak putus asa dan terus mau berusaha. “Walaupun persaingan di UI berat, tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini asal mau berusaha,” lanjutnya.

Sementara Pembantu Rektor I USU yang juga Ketua Panitia Lokal SNMPTN Zulkifli Nasution menyatakan, pihaknya tidak memiliki kewenangan dalam proses seleksi SNMPTN jalur undangan tersebut. Untuk itu, dirinya tidak bisa menjawab mengapa Helena tidak bisa lulus. “Ya, tak tahulah aku itu, tanyalah UI sana mengapa tak lulus, bukan aku yang memutuskan,” ucapnya.
Terpisah, Panitia Lokal (Panlok) SNMPTN USU Prof Dr Zulkifli menyatakan, kemungkinan ketidaklulusan itu dikarenakan pola pemilihan program studinya tidak tepat serta kalah bersaing dengan peserta lain yang datang dari seluruh penjuru Indonesia sertapilihan kedua dan ketiganya sudah penuh terisi siswa lainnya.

Zulkilfli menambahkan, kemungkinan besar Helena bisa lulus di FK USU, jika dijadikan pilihan I dalam mendaftar. “Jadi, hati-hatilah memilih pilihan program studi itu. Kadang-kadang kalau tidak pas, bisa tak lulus juga,” jelasnya.

Berdasarkan data yang disampaikan, USU menerima 3.750 calon mahasiswa baru di 47 program studi. Selain itu, seluruh data kelulusan SNMPTN tersebut sudah final. “Tidak ada yang berubah lagi itu, sudah final semuanya. Sudah masuk semua datanya di website tinggal dilihat masing-masing siswa saja,” ungkapnya.

Ketua Umum Panitia SNM PTN Akhmaloka mengatakan, panitia tidak menggunakan nilai UN sebagai acuan penetapan kelulusan SNM PTN. “Yang kita ambil dari UN itu hanya kelulusannya saja,” ujarnya. Persaingan dalam SNM PTN murni dari nilai rapor dari semester I hingga semester V. Proses seleksi tidak dilakukan oleh panitia SNM PTN, tetapi oleh universitas pilihan pertama.
Guru besar sekaligus rektor ITB itu menuturkan, bisa jadi Helena memilih prodi dengan tingkat peminatan yang besar. Akhmaloka mengatakan ada salah satu prodi yang sangat ketat seleksinya, karena jumlah pemintanya besar. “Ada yang dari 200 pelamar hanya satu yang diterima, atau persentasenya 0,6 persen,” katanya.

Dia menuturkan bisa jadi pilihan-pilihan Helena itu adalah prodi dengan peminat yang membludak. Akhmaloka mengatakan pihak panitia tidak memvonis jika nilai rapor Helena jelek, sehingga dia tidak lulus SNM PTN. Tetapi dia mengatakan, saingan Helena juga memiliki nilai rapor yang bagus-bagus. “Intinya Helena itu kalah dalam seleksi,” ujarnya.

Akhmaloka menjabarkan misalnya prodi pendidikan dokter di Universitas Indonesia (UI) membuka lowongan SNM PTN untuk 50 orang mahasiswa baru, sedangkan pendaftarnya mencapai 500 orang dari seluruh Indonesia dengan nilai rapor ranking satu semuanya. Maka otomatis sebanyak 450 orang pelamar tetap dinyatakan tidak lulus, meskipun nilai rapornya rangking satu di sekolah masing-masing.

“Risiko memilih prodi dengan peminat yang besar adalah saingannya juga ketat,” tandasnya. Bagi siswa yang berprestasi tetapi gagal masuk lewat saringan SNM PTN, diminta untuk mempersiapkan diri bertarung melalui ujian tulis bertajur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBM PTN). Meskipun begitu, tetapi tidak ada jaminan yang bersangkutan akan diterima atau dinyatakan lulus SBM PTN. (mag-8/wan/jpnn)

MEDAN-Siswi SMA Methodist 2 Medan, Helenena Martafrsika Saragi Napitu sempat membuat heboh Kota Medan karena berhasil meraih nilai tertinggi kedua Nasional untuk kategori nilai terbaik. Namun, Helena harus tegar menerima kenyataan bahwa dirinya dinyatakan tidak lulus masuk Universitas Indonesia (UI) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)n
Ketika itu dirinya memilih dua kategori jurusan di UI yakni Fakultas Kedokteran dan Akuntansi serta Fakultas Kedokteran USU. “Jujur pastinya kecewa melihat kenyataan ini,” akunya ketika dihubungi Sumut Pos, Selasa Sore (28/5).

Dirinya sama sekali tidak mengetahui alasan dirinya gagal dalam program studi yang dipilihnya melalui jalur SNMPTN. Padahal selain meraih prestasi terbaik dengan menjadi peringkat kedua nasional, Helena juga selalu meraih juara umum di sekolahnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, saat ini dirinya telah mengirimkan surat elektronik (email) kepada panitia pusat SNMPTN terkait ketidaklulusannya,”Saya sudah mengirimkan email ke Panitia SNMPTN, dan memberikan penjelasan  mengapa saya tidak lulus,” katanya.

Helena kini tidak mau berkecil hati dan akan tetap terus berusaha agar dapat lulus di UI melalui SBMPTN atau jalur tertulis. “Saya yakin bisa lulus di Fakultas Kedokteran UI melalui jalur tertulis,” bebernya.

Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Kepala Methodist 2 Medan Bob Saragih. Dirinya terkejut Helena tidak masuk satu pun program studi yang dipilihnya. Padahal, secara prestasi unggul dibandingkan siswa lainnya. “Kita juga tidak tahu kenapa tidak masuk. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, karana itu keputusan panitia pusat,” jelasnya.

Begitupun Kepala Sekolah SMA Methodis 2 Medan, Pdt Paulus Subyanto ketika di konfirmasi mengaku terkejut Helena tidak bisa lulus melalui jalur di semua program studi yang dipilihnya melalui jalut SNMPTN. “ Saya pastikan pihak sekolah mengirimkan nilai Helena yang sebenarnya kepada panitian SNMPTN,” paparnya.

Paulus menambahkan, ada salah seorang siswa yang peringkatnya jauh di bawah Helena bisa berhasil lulus di Fakultas Kedokteran USU, namun dirinya enggan berspekulasi lebih jauh mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Melihat kemampuan Helena, lanjutnya, dapat lulus melalui jalur tertulis di Fakultas Kedokteran UI, untuk itu dirinya mengimbau kepada siswinya itu agar tidak putus asa dan terus mau berusaha. “Walaupun persaingan di UI berat, tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini asal mau berusaha,” lanjutnya.

Sementara Pembantu Rektor I USU yang juga Ketua Panitia Lokal SNMPTN Zulkifli Nasution menyatakan, pihaknya tidak memiliki kewenangan dalam proses seleksi SNMPTN jalur undangan tersebut. Untuk itu, dirinya tidak bisa menjawab mengapa Helena tidak bisa lulus. “Ya, tak tahulah aku itu, tanyalah UI sana mengapa tak lulus, bukan aku yang memutuskan,” ucapnya.
Terpisah, Panitia Lokal (Panlok) SNMPTN USU Prof Dr Zulkifli menyatakan, kemungkinan ketidaklulusan itu dikarenakan pola pemilihan program studinya tidak tepat serta kalah bersaing dengan peserta lain yang datang dari seluruh penjuru Indonesia sertapilihan kedua dan ketiganya sudah penuh terisi siswa lainnya.

Zulkilfli menambahkan, kemungkinan besar Helena bisa lulus di FK USU, jika dijadikan pilihan I dalam mendaftar. “Jadi, hati-hatilah memilih pilihan program studi itu. Kadang-kadang kalau tidak pas, bisa tak lulus juga,” jelasnya.

Berdasarkan data yang disampaikan, USU menerima 3.750 calon mahasiswa baru di 47 program studi. Selain itu, seluruh data kelulusan SNMPTN tersebut sudah final. “Tidak ada yang berubah lagi itu, sudah final semuanya. Sudah masuk semua datanya di website tinggal dilihat masing-masing siswa saja,” ungkapnya.

Ketua Umum Panitia SNM PTN Akhmaloka mengatakan, panitia tidak menggunakan nilai UN sebagai acuan penetapan kelulusan SNM PTN. “Yang kita ambil dari UN itu hanya kelulusannya saja,” ujarnya. Persaingan dalam SNM PTN murni dari nilai rapor dari semester I hingga semester V. Proses seleksi tidak dilakukan oleh panitia SNM PTN, tetapi oleh universitas pilihan pertama.
Guru besar sekaligus rektor ITB itu menuturkan, bisa jadi Helena memilih prodi dengan tingkat peminatan yang besar. Akhmaloka mengatakan ada salah satu prodi yang sangat ketat seleksinya, karena jumlah pemintanya besar. “Ada yang dari 200 pelamar hanya satu yang diterima, atau persentasenya 0,6 persen,” katanya.

Dia menuturkan bisa jadi pilihan-pilihan Helena itu adalah prodi dengan peminat yang membludak. Akhmaloka mengatakan pihak panitia tidak memvonis jika nilai rapor Helena jelek, sehingga dia tidak lulus SNM PTN. Tetapi dia mengatakan, saingan Helena juga memiliki nilai rapor yang bagus-bagus. “Intinya Helena itu kalah dalam seleksi,” ujarnya.

Akhmaloka menjabarkan misalnya prodi pendidikan dokter di Universitas Indonesia (UI) membuka lowongan SNM PTN untuk 50 orang mahasiswa baru, sedangkan pendaftarnya mencapai 500 orang dari seluruh Indonesia dengan nilai rapor ranking satu semuanya. Maka otomatis sebanyak 450 orang pelamar tetap dinyatakan tidak lulus, meskipun nilai rapornya rangking satu di sekolah masing-masing.

“Risiko memilih prodi dengan peminat yang besar adalah saingannya juga ketat,” tandasnya. Bagi siswa yang berprestasi tetapi gagal masuk lewat saringan SNM PTN, diminta untuk mempersiapkan diri bertarung melalui ujian tulis bertajur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBM PTN). Meskipun begitu, tetapi tidak ada jaminan yang bersangkutan akan diterima atau dinyatakan lulus SBM PTN. (mag-8/wan/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/