30 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Cuaca Makin Kering, Dinkes Imbau Masyarakat Konsumsi Makanan Bergizi

Dua orang Mahasiswa berjalan menggunakan payung untuk menghindari sengatan matahari di Kampus USU jalan Dr. Mansyur Medan, Senin (16/6). //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Dua orang Mahasiswa berjalan menggunakan payung untuk menghindari sengatan matahari di Kampus USU jalan Dr. Mansyur Medan, Senin (16/6). //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Indonesia saat ini tengah mengalami musim kemarau dan prediksi akan mencapai puncaknya pada September mendatang. Wilayah Jawa, Bali, NTB, NTT, Papua bagian selatan, Maluku bagian Selatan dan sebagian Sulawesi Selatan kondisinya kering. Rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm per bulan.

Tak hanya itu, sebagian besar wilayah di Sumatera juga kering hingga sedang.

Hal ini disampaikan Kapusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada Sumut Pos, Minggu (28/6). Katanya, terbatasnya curah hujan ini pun mengakibatkan di Riau, titik api terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.

“Pada Minggu (28/6), satelit Modis memantau 207 titik api di Sumatera, dimana 71 titik api berada di Riau yaitu di di Pelalawan 24, Rokan Hilir 18, Bengkalis 9, Inhil 6, Dumai 5, Siak 3, Inhu 3, di Kuansing, Meranti, Kampar masing-masing 1 titik api. Luas lahan terbakar 142 hektar,” ujarnya.

Petugas gabungan dari Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri dan relawan telah berhasil memadamkan 69 hektar. Sedangkan 73 hektar belum dapat dipadamkan. Penyebab kebakaran adalah dibakar untuk pembersihan dan pembukaan lahan.

Menanggapi cuaca yang semakin panas ini, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, Drg Irma Suryani pun mengimbau masyarakat agar memperbanyak konsumsi makanan bergizi dan meminum air mineral secukupnya. Untuk yang berpuasa, lanjutnya dihimbau untuk menghindari paparan panas secara langsung.

“Bagi orang yang menjalankan ibadah puasa, perlu kiranya menghindari paparan panas secara langsung, agar tidak dehidrasi,” ujarnya.

Selanjutnya, setiba berbuka dan sahur, tambah Irma, masyarakat yang berpuasa diharap  mengkonsumsi makanan yang bergizi, rendah lemak, mengurangi makanan yang manis-manis, hindari minuman dingin dan bersoda.

“Kebutuhan tubuh terhadap air harus tetap dipenuhi sebanyak 8 gelas air dalam sehari dengan cara minum masing-masing dua gelas air ketika berbuka dan sahur, dan empat gelas air diminum antara setelah berbuka hingga nenjelang tidur,” katanya. Sementara itu, dalam kondisi cuaca panas hingga 36 derajat celcius seperti saat ini, dokter spesialis tropis dan infeksi, DR dr Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI, juga ikut menghimbau masyarakat untuk terus waspada dan menjaga kesehatannya. Katanya, cuaca panas ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan yang paling rentan terkena adalah bayi, balita, ibu hamil, orangtua dan orang yang memiliki penyakit kronis. “Tapi tidak menutup kemungkinan bagi orang yang juga sehat, karena siapa saja bisa terkena penyakit akibat cuaca panas ini,” ujarnya. Lanjutnya, cuaca panas dapat menurunkan daya tahan tubuh karena cairan yang terlalu banyak keluar khususnya dalam kondisi Ramadhan saat ini. Penyakit yang timbul akibat cuaca panas adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) , penyakit kulit dan bagi yang mengalami penyakit kronis, penyakitnya dapat kambuh. “Misalnya penyakit jantung, stroke, paru-paru krosnis, asma dan lainnya. Cuaca panas akan menyebabkan kita mengeluarkan keringat dan akhirnya dehidrasi, maka kita akan lebih cepat lelah, penyakit seperti biang keringat juga muncul. Debu di musim panas juga dapat menimbulkan ISPA dan makanan serta minuman lebih mudah terkena bakteri,” katanya.

Untuk itu, Umar Zein mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menghindari paparan sinar matahari secara langsung. “Yah, kalau tidak ada kepentingan hindari terkena sinar matahari, istirahat dirumah. Kalau tidak bisa, kita harus memakai pelindung, misalnya payung atau masker. Bagi pengendara motor harus pakai masker,” katanya.

Tidak hanya itu, ia juga menghimbau masyarakat untuk mengkonsumsi lebih banyak air putih, buah dan sayur. “Yah untuk menghindari penyakit dari dalam, agar tidak mudah dehidrasi dan lemas, perbanyak makan sayur dan buah juga minum air putih baik saat sahur dan berbuka puasa,” katanya.

Lanjutnya, masyarakat juga harus lebih selektif dalam mencari menu makanan dan yang terpenting, jangan lupa cuci tangan pakai sabun. “Kalau mau mencari makan, lihat terlebih dahulu kemasannya, yang steril adalah makanan yang berada didalam kemasan yang tertutup, tidak terkena debu. Terpenting, harus mencuci tangan pakai sabun, agar steril dan bersih, “ ujarnya. (put/adz)

Dua orang Mahasiswa berjalan menggunakan payung untuk menghindari sengatan matahari di Kampus USU jalan Dr. Mansyur Medan, Senin (16/6). //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Dua orang Mahasiswa berjalan menggunakan payung untuk menghindari sengatan matahari di Kampus USU jalan Dr. Mansyur Medan, Senin (16/6). //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Indonesia saat ini tengah mengalami musim kemarau dan prediksi akan mencapai puncaknya pada September mendatang. Wilayah Jawa, Bali, NTB, NTT, Papua bagian selatan, Maluku bagian Selatan dan sebagian Sulawesi Selatan kondisinya kering. Rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm per bulan.

Tak hanya itu, sebagian besar wilayah di Sumatera juga kering hingga sedang.

Hal ini disampaikan Kapusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada Sumut Pos, Minggu (28/6). Katanya, terbatasnya curah hujan ini pun mengakibatkan di Riau, titik api terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.

“Pada Minggu (28/6), satelit Modis memantau 207 titik api di Sumatera, dimana 71 titik api berada di Riau yaitu di di Pelalawan 24, Rokan Hilir 18, Bengkalis 9, Inhil 6, Dumai 5, Siak 3, Inhu 3, di Kuansing, Meranti, Kampar masing-masing 1 titik api. Luas lahan terbakar 142 hektar,” ujarnya.

Petugas gabungan dari Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri dan relawan telah berhasil memadamkan 69 hektar. Sedangkan 73 hektar belum dapat dipadamkan. Penyebab kebakaran adalah dibakar untuk pembersihan dan pembukaan lahan.

Menanggapi cuaca yang semakin panas ini, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, Drg Irma Suryani pun mengimbau masyarakat agar memperbanyak konsumsi makanan bergizi dan meminum air mineral secukupnya. Untuk yang berpuasa, lanjutnya dihimbau untuk menghindari paparan panas secara langsung.

“Bagi orang yang menjalankan ibadah puasa, perlu kiranya menghindari paparan panas secara langsung, agar tidak dehidrasi,” ujarnya.

Selanjutnya, setiba berbuka dan sahur, tambah Irma, masyarakat yang berpuasa diharap  mengkonsumsi makanan yang bergizi, rendah lemak, mengurangi makanan yang manis-manis, hindari minuman dingin dan bersoda.

“Kebutuhan tubuh terhadap air harus tetap dipenuhi sebanyak 8 gelas air dalam sehari dengan cara minum masing-masing dua gelas air ketika berbuka dan sahur, dan empat gelas air diminum antara setelah berbuka hingga nenjelang tidur,” katanya. Sementara itu, dalam kondisi cuaca panas hingga 36 derajat celcius seperti saat ini, dokter spesialis tropis dan infeksi, DR dr Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI, juga ikut menghimbau masyarakat untuk terus waspada dan menjaga kesehatannya. Katanya, cuaca panas ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan yang paling rentan terkena adalah bayi, balita, ibu hamil, orangtua dan orang yang memiliki penyakit kronis. “Tapi tidak menutup kemungkinan bagi orang yang juga sehat, karena siapa saja bisa terkena penyakit akibat cuaca panas ini,” ujarnya. Lanjutnya, cuaca panas dapat menurunkan daya tahan tubuh karena cairan yang terlalu banyak keluar khususnya dalam kondisi Ramadhan saat ini. Penyakit yang timbul akibat cuaca panas adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) , penyakit kulit dan bagi yang mengalami penyakit kronis, penyakitnya dapat kambuh. “Misalnya penyakit jantung, stroke, paru-paru krosnis, asma dan lainnya. Cuaca panas akan menyebabkan kita mengeluarkan keringat dan akhirnya dehidrasi, maka kita akan lebih cepat lelah, penyakit seperti biang keringat juga muncul. Debu di musim panas juga dapat menimbulkan ISPA dan makanan serta minuman lebih mudah terkena bakteri,” katanya.

Untuk itu, Umar Zein mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menghindari paparan sinar matahari secara langsung. “Yah, kalau tidak ada kepentingan hindari terkena sinar matahari, istirahat dirumah. Kalau tidak bisa, kita harus memakai pelindung, misalnya payung atau masker. Bagi pengendara motor harus pakai masker,” katanya.

Tidak hanya itu, ia juga menghimbau masyarakat untuk mengkonsumsi lebih banyak air putih, buah dan sayur. “Yah untuk menghindari penyakit dari dalam, agar tidak mudah dehidrasi dan lemas, perbanyak makan sayur dan buah juga minum air putih baik saat sahur dan berbuka puasa,” katanya.

Lanjutnya, masyarakat juga harus lebih selektif dalam mencari menu makanan dan yang terpenting, jangan lupa cuci tangan pakai sabun. “Kalau mau mencari makan, lihat terlebih dahulu kemasannya, yang steril adalah makanan yang berada didalam kemasan yang tertutup, tidak terkena debu. Terpenting, harus mencuci tangan pakai sabun, agar steril dan bersih, “ ujarnya. (put/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/