25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Kasau Resmikan Nama Lanud Soewondo Medan

MEDAN  – Pangkalan TNI-AU yang sebelumnya bernama Lapangan Udara  (Lanud)  TNI-AU Medan berubah nama menjadi Lanud TNI-AU Soewondo Medan. Perubahan nama  tersebut diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, Jumat (28/9). Peresmian  dihadiri Pangkosek Hanudnas III, Marsekal Pertama Yuyu Sutisna, Danlanud Soewondo Medan, Kol PNB SM Handoko SIP MAP, beserta jajaran TNI-AU.

Perubahan nama Lanud TNI-AU Medan menjadi Lanud TNI- AU Soewondo dilakukan agar semua Lanud milik TNI-AU memakai nama pahlawan Nasional dari TNI-AU.  Kepala Staf Angkata Udara (KASAU), Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan bahwa Lanud Soewondo akan tetap beroperasi meskipun  lapangan penerbangan Internasional Polonia pindah ke Kuala Namu.

Lanud Suwondo, Imam menyebutkan secara singkat  sejarah pemberian nama Lanud Suwondo. Menurutnya nama Lanud Soewondo diambil dari nama Pahlawan Nasional Angkatan Udara yakni Kapten Anumerta Soewondo yang gugur pada masa pemberontakan PRRI yang terjadi di Sumut khususnya di Medan pada tahun 1957. “Ini merupakan jejak dari Lanud Medan yang pada saat itu Lanud Medan menjadi sasaran tembakan senjata pemberontak. Tidak kurang dari tiga lubang bekas jatuhnya peluru hampir melubangi landasan dan salah satunya jatuh lebih kurang sepuluh meter dari gudang senjata. Namun peluru tersebut tidak meledak karena untungnya sesaat sebelum terjadinya serangan, para penerbang terlebih dahulu menerbangkan pesawatnya dan meninggalkan Medan,” ucapnya.

Pada 18 Maret 1958 dilaksanakan serangan balasan oleh Angkatan Udara RI dengan membordir tempat pengunduran pasukan pemberontak di Jalan Binjai tepatnya Stasiun Pemancar Radio RI dengan tiga Pesawat Tempur Jenis Mustang yang salah satu penerbangannya adalah Lettu Soewondo. “Nah, pada saat itu pasukan pemberontak dibawah pimpinan Letnan Kolonel Nainggolan akhirnya lari menuju daerah Tapanuli dengan tujuan untuk bergabung dengan pasukan pemberontak lain di Sumbar dibawah pimpinan Ahmad Husein,” ucapnya.

Terangnya, sekitar Pukul 15.00 WIB, Lettu Soewondo pada periode kedua penerbangannya melakuan pengejaran, namun, Lettu Soewondo terbang terlalu rendah dan tertembak oleh anak buah Nainggolan di Desa Tangga, Batu Tapanuli Utara. “Sejarah ini yang membuat kita mengapresiasikan nama Lettu Soewondo,” tambahnya. (jon)

MEDAN  – Pangkalan TNI-AU yang sebelumnya bernama Lapangan Udara  (Lanud)  TNI-AU Medan berubah nama menjadi Lanud TNI-AU Soewondo Medan. Perubahan nama  tersebut diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, Jumat (28/9). Peresmian  dihadiri Pangkosek Hanudnas III, Marsekal Pertama Yuyu Sutisna, Danlanud Soewondo Medan, Kol PNB SM Handoko SIP MAP, beserta jajaran TNI-AU.

Perubahan nama Lanud TNI-AU Medan menjadi Lanud TNI- AU Soewondo dilakukan agar semua Lanud milik TNI-AU memakai nama pahlawan Nasional dari TNI-AU.  Kepala Staf Angkata Udara (KASAU), Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan bahwa Lanud Soewondo akan tetap beroperasi meskipun  lapangan penerbangan Internasional Polonia pindah ke Kuala Namu.

Lanud Suwondo, Imam menyebutkan secara singkat  sejarah pemberian nama Lanud Suwondo. Menurutnya nama Lanud Soewondo diambil dari nama Pahlawan Nasional Angkatan Udara yakni Kapten Anumerta Soewondo yang gugur pada masa pemberontakan PRRI yang terjadi di Sumut khususnya di Medan pada tahun 1957. “Ini merupakan jejak dari Lanud Medan yang pada saat itu Lanud Medan menjadi sasaran tembakan senjata pemberontak. Tidak kurang dari tiga lubang bekas jatuhnya peluru hampir melubangi landasan dan salah satunya jatuh lebih kurang sepuluh meter dari gudang senjata. Namun peluru tersebut tidak meledak karena untungnya sesaat sebelum terjadinya serangan, para penerbang terlebih dahulu menerbangkan pesawatnya dan meninggalkan Medan,” ucapnya.

Pada 18 Maret 1958 dilaksanakan serangan balasan oleh Angkatan Udara RI dengan membordir tempat pengunduran pasukan pemberontak di Jalan Binjai tepatnya Stasiun Pemancar Radio RI dengan tiga Pesawat Tempur Jenis Mustang yang salah satu penerbangannya adalah Lettu Soewondo. “Nah, pada saat itu pasukan pemberontak dibawah pimpinan Letnan Kolonel Nainggolan akhirnya lari menuju daerah Tapanuli dengan tujuan untuk bergabung dengan pasukan pemberontak lain di Sumbar dibawah pimpinan Ahmad Husein,” ucapnya.

Terangnya, sekitar Pukul 15.00 WIB, Lettu Soewondo pada periode kedua penerbangannya melakuan pengejaran, namun, Lettu Soewondo terbang terlalu rendah dan tertembak oleh anak buah Nainggolan di Desa Tangga, Batu Tapanuli Utara. “Sejarah ini yang membuat kita mengapresiasikan nama Lettu Soewondo,” tambahnya. (jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/