29 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Ruhut Ogah Mundur Kecuali Dipecat Demokrat

Foto: Ricardo/JPNN Anggota DPR RI Ruhut Situmpol saat tiba di gedung KPK, Jln Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/3). Ruhut menjadi saksi Tindak Pidana Korupsi (TPK) penerimaan hadiah terkait proyek Pusdiklat Olahraga Hambalang.
Foto: Ricardo/JPNN
Anggota DPR RI Ruhut Situmpol saat tiba di gedung KPK, Jln Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/3). Ruhut menjadi saksi Tindak Pidana Korupsi (TPK) penerimaan hadiah terkait proyek Pusdiklat Olahraga Hambalang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perang terbuka antara Ketua DPP Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, dengan partainya sendiri semakin sengit. Pemicunya adalah dukungan politik Ruhut yang berbeda dengan keputusan tertinggi Partai Demokrat terhadap pasangan calon di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Bahkan, Ruhut lancang mengejek Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas itu. Menurut Ruhut, putra bungsu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu punya pola pikir sekelas tukang parkir.

Sebelumnya, Ibas yang juga Ketua Fraksi Demokrat di DPR RI menyinggung soal kader partai yang tidak loyal pada keputusan politik partai. Dia mempersilakan kader yang berbeda pandangan mengambil sikap tegas untuk mengundurkan diri atau menempuh jalan lain.

Menjawab anjuran Ibas, Ruhut menyerang balik dengan menggambarkan Ibas sebagai politikus “tukang parkir”.

“Aku hanya bilang, bagaimana negara ini, apalagi partai politik mau maju kalau cara berpikir tokohnya seperti tukang parkir. Karena hanya pekerjaan tukang parkirlah yang mengatakan mundur-mundur, kiri-kiri kanan, stop, gopek bang,” jawab Ruhut ketus, ketika dihubungi wartawan, Rabu (28/9).

“Ya, (Ibas) kayak tukang parkir,” tegasnya, ketika wartawan mengonfirmasi maksud ucapnnya di atas.

Ruhut menilai, pernyataan Ibas yang meminta dirinya mundur dari partai hanya karena Ibas tidak berani memecat dirinya.

“Kenapa mereka mengatakan demikian? Karena mereka enggak berani pecat aku. Karena kalau mereka pecat aku, bisa terbayang kalau Ahok menang. Partainya ‘selesai’ enggak 2019?” ujarnya.

Ruhut bahkan menyebut Ketua Umum Demokrat SBY, yang juga ayah dari Ibas, akan enggan memecat dirinya.

“Pak SBY saja enggak mau pecat Ruhut. Karena dia tahu Ruhut kader yang enggak ada tandingannya di Demokrat,” ucapnya.

Saat disebutkan bahwa yang memintanya mundur adalah Edhie Baskoro Yudhoyono yang merupakan putra bungsu SBY, Ruhut malah bertanya balik. “Bos, aku dah bilang bapaknya. Ibas sama nggak dengan bapaknya? (Lebih tinggi posisi SBY). Ya sudah, kau ini,” ujar Ruhut.

Mantan juru bicara DPP partai berlambang bintang mercy itu juga tidak ingin etikanya dipersoalkan karena tetap mendukung Basuki T Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta, bukan Agus Harimurti Yudhoyono yang diusung Demokrat.

“Bos, kau ngomong etika politik, partai kami sangat demokratis. Pak SBY tahu kenapa aku tetap (pilih) Ahok, karena aku sayang dengan putranya, cinta dengan putranya,” ujar anggota Komisi III DPR itu.

Ia mengingatkan, Agus merupakan perwira menengah TNI terbaik. Dan hanya dia selain orang Yahudi di Amerika Serikat mendapat satu gelar di universitas ternama semua nilainya sepuluh, tapi disuruh mundur dari militer. Itu yang disayangkan Ruhut.

Ruhut kembali menegaskan sikapnya tidak akan mundur meski itu diminta oleh Ibas. “Aku tidak akan mundur. Aku mundur kalau dipecat. Demokrat bukan partai aku yang pertama tapi partai aku yang terakhir,” tegasnya.

Bahkan, politisi asal Medan ini tak mau disamakan dengan mantan kader PDI Perjuangan Boy Sadikin, yang mundur gara-gara beda haluan di Pilgub DKI Jakarta. “Jadi salah kalau orang bilang aku mau pindah partai. Jangan samakan aku dengan Boy Sadikin, dia maju jadi gubernur tapi gak didukung partainya,” pungkasnya.

Foto: Ricardo/JPNN Anggota DPR RI Ruhut Situmpol saat tiba di gedung KPK, Jln Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/3). Ruhut menjadi saksi Tindak Pidana Korupsi (TPK) penerimaan hadiah terkait proyek Pusdiklat Olahraga Hambalang.
Foto: Ricardo/JPNN
Anggota DPR RI Ruhut Situmpol saat tiba di gedung KPK, Jln Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/3). Ruhut menjadi saksi Tindak Pidana Korupsi (TPK) penerimaan hadiah terkait proyek Pusdiklat Olahraga Hambalang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perang terbuka antara Ketua DPP Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, dengan partainya sendiri semakin sengit. Pemicunya adalah dukungan politik Ruhut yang berbeda dengan keputusan tertinggi Partai Demokrat terhadap pasangan calon di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Bahkan, Ruhut lancang mengejek Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas itu. Menurut Ruhut, putra bungsu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu punya pola pikir sekelas tukang parkir.

Sebelumnya, Ibas yang juga Ketua Fraksi Demokrat di DPR RI menyinggung soal kader partai yang tidak loyal pada keputusan politik partai. Dia mempersilakan kader yang berbeda pandangan mengambil sikap tegas untuk mengundurkan diri atau menempuh jalan lain.

Menjawab anjuran Ibas, Ruhut menyerang balik dengan menggambarkan Ibas sebagai politikus “tukang parkir”.

“Aku hanya bilang, bagaimana negara ini, apalagi partai politik mau maju kalau cara berpikir tokohnya seperti tukang parkir. Karena hanya pekerjaan tukang parkirlah yang mengatakan mundur-mundur, kiri-kiri kanan, stop, gopek bang,” jawab Ruhut ketus, ketika dihubungi wartawan, Rabu (28/9).

“Ya, (Ibas) kayak tukang parkir,” tegasnya, ketika wartawan mengonfirmasi maksud ucapnnya di atas.

Ruhut menilai, pernyataan Ibas yang meminta dirinya mundur dari partai hanya karena Ibas tidak berani memecat dirinya.

“Kenapa mereka mengatakan demikian? Karena mereka enggak berani pecat aku. Karena kalau mereka pecat aku, bisa terbayang kalau Ahok menang. Partainya ‘selesai’ enggak 2019?” ujarnya.

Ruhut bahkan menyebut Ketua Umum Demokrat SBY, yang juga ayah dari Ibas, akan enggan memecat dirinya.

“Pak SBY saja enggak mau pecat Ruhut. Karena dia tahu Ruhut kader yang enggak ada tandingannya di Demokrat,” ucapnya.

Saat disebutkan bahwa yang memintanya mundur adalah Edhie Baskoro Yudhoyono yang merupakan putra bungsu SBY, Ruhut malah bertanya balik. “Bos, aku dah bilang bapaknya. Ibas sama nggak dengan bapaknya? (Lebih tinggi posisi SBY). Ya sudah, kau ini,” ujar Ruhut.

Mantan juru bicara DPP partai berlambang bintang mercy itu juga tidak ingin etikanya dipersoalkan karena tetap mendukung Basuki T Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta, bukan Agus Harimurti Yudhoyono yang diusung Demokrat.

“Bos, kau ngomong etika politik, partai kami sangat demokratis. Pak SBY tahu kenapa aku tetap (pilih) Ahok, karena aku sayang dengan putranya, cinta dengan putranya,” ujar anggota Komisi III DPR itu.

Ia mengingatkan, Agus merupakan perwira menengah TNI terbaik. Dan hanya dia selain orang Yahudi di Amerika Serikat mendapat satu gelar di universitas ternama semua nilainya sepuluh, tapi disuruh mundur dari militer. Itu yang disayangkan Ruhut.

Ruhut kembali menegaskan sikapnya tidak akan mundur meski itu diminta oleh Ibas. “Aku tidak akan mundur. Aku mundur kalau dipecat. Demokrat bukan partai aku yang pertama tapi partai aku yang terakhir,” tegasnya.

Bahkan, politisi asal Medan ini tak mau disamakan dengan mantan kader PDI Perjuangan Boy Sadikin, yang mundur gara-gara beda haluan di Pilgub DKI Jakarta. “Jadi salah kalau orang bilang aku mau pindah partai. Jangan samakan aku dengan Boy Sadikin, dia maju jadi gubernur tapi gak didukung partainya,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/