Sebagai lulusan sarjana hukum, dia berencana mencoba formasi CASN untuk kategori umum. Target awalnya, ia ingin mencoba untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara. “Coba di Sumut dulu, mana tau ada yang cocok, biar nggak terlalu jauh ikut tesnya nanti. Saya juga akan coba terus mendaftar dan melakukan pembuatan akun di situs tersebut,” katanya.
Hal senada diungkapkan Andri Kurniawan, warga Padang, Sumatera Barat. Diungkapkannya, hingga Jumat (28/9) kemarin mencoba daftar via situs sscn.bkn.go.id, belum dapat diakses sama sekali. “Iya, situsnya loading terus, susah dibuka,” katanya.
Sama seperti Ari, ia berencana mencoba formasi yang sesuai kualifikasi pendidikannya. Berdasar informasi yang ia peroleh, ada formasi yang tersedia di beberapa provinsi untuk dapat dicoba. “Tapi saya masih pertimbangkan, apakah coba formasi yang di Padang, Sumut atau Langsa. Yang saya lihat ada untuk lulusan farmasi atau apoteker yang dibutuhkan di tiga daerah itu,” katanya.
Ia mengaku akan terus mencoba akses portal tersebut supaya bisa melamar sebagai pegawai negeri. “Harapan saya agar situs tersebut gampang diakses. Sehingga saya bisa cepat mendaftar dan waktunya tidak kelewatan. Kecewa juga kalau sampai kelewatan karena inikan momen. Masa gara-gara situsnya itu berat diakses nanti saya gak bisa ikut,” pungkasnya.
Ketua Komisi A DPRD Sumut, Nezar Djoeli menilai, masalah ini lebih kepada ketidaksiapan sistem IT yang dibangun oleh pemerintah pusat. Sebab, untuk kuota besar seperti penerimaan peserta didik baru (PPDB) online yang dilaksanakan pemerintah daerah saja, mengalami masalah dari segi kemampuan server menerima data yang jumlahnya ribuan.