MEDAN, SUMUTPOS.CO – YI, seorang oknum bintara aktif berpangkat Aiptu kabarnya sudah kaya raya. Dia memiliki rumah dan tanah serta kendaraan roda empat mewah ditambah ternak. Namun, sang polisi dituding menjadi otak pelaku penipuan penggelapan.
Kabarnya, mantan anggota Propam Polda Sumut yang saat ini disebut bertugas di KP3 Polres Belawan ini, melakukan modus dapat mendidik dan meloloskan Calon Siswa (Casis) untuk masuk Bintara Kepolisian. Para korban dari berbagai daerah provinsi Sumatera Utara (Sumut) diduga berjumlah puluhan orang. Setiap korban juga dimintai uang tunai puluhan juta hingga tiga ratus jura rupiah. Namun kenyataannya casis yang sudah menyerahkan uang sekolah masuk polisi itu tidak terwujud.
Merasa kesal dikarenakan ditipu, para korban ini melakukan aksi untuk mendapatkan pelaku. Mereka mendatangi rumah YI yang terletak di Komplek Perumahan Villa Palem Kencana di Jl Medan-Binjai Km12, Kamis (27/10) pukul 23.00 WIB. Namun ketika sampai di sana, para korban menyebutkan Aiptu YI bersembunyi dengan keluarganya di komplek perumahan tersebut.
Menurut para korban, kepiawaian Aiptu YI melakukan penipuan serta penggelapan uang, dikatakan turut serta dibantu warga sipil berinisial IN. IN disebut berperan mencari korban untuk dijumpakan dengan Aiptu YI. Aiptu YI lah yang kemudian berperan meminta uang dari korbannya.
Praktik penipuan penggelapan Aiptu YI sudah berjalan sejak 2013 lalu. Dengan hasil menipu tersebut Aiptu YI dikabarkan memiliki aset rumah dan tanah serta kendaraan roda empat mewah ditambah ternak, yang angkanya fantastis.
AN Salah satu korban yang diwawancarai mengatakan telah memberikan banyak uang, namun dirinya tetap tidak jebol. “Saya kasih 70 juta, semua saya kasih di Sei Luruh. Saya kasih sama polisi itu, saya gak tau dia tugas di mana. Saya dikenalkan oleh abangnya mamak saya. Penyerahan itu saya kasih bulan 11 atau bulan 12 tahun lalu. Katanya akan menolong saya,” katanya.
Warga Siantar ini mengatakan, sempat melakukan testing di Polres Asahan. “Tapi pas di Polda tidak berlaku lagi, berkas saya dibuang,” katanya lagi.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – YI, seorang oknum bintara aktif berpangkat Aiptu kabarnya sudah kaya raya. Dia memiliki rumah dan tanah serta kendaraan roda empat mewah ditambah ternak. Namun, sang polisi dituding menjadi otak pelaku penipuan penggelapan.
Kabarnya, mantan anggota Propam Polda Sumut yang saat ini disebut bertugas di KP3 Polres Belawan ini, melakukan modus dapat mendidik dan meloloskan Calon Siswa (Casis) untuk masuk Bintara Kepolisian. Para korban dari berbagai daerah provinsi Sumatera Utara (Sumut) diduga berjumlah puluhan orang. Setiap korban juga dimintai uang tunai puluhan juta hingga tiga ratus jura rupiah. Namun kenyataannya casis yang sudah menyerahkan uang sekolah masuk polisi itu tidak terwujud.
Merasa kesal dikarenakan ditipu, para korban ini melakukan aksi untuk mendapatkan pelaku. Mereka mendatangi rumah YI yang terletak di Komplek Perumahan Villa Palem Kencana di Jl Medan-Binjai Km12, Kamis (27/10) pukul 23.00 WIB. Namun ketika sampai di sana, para korban menyebutkan Aiptu YI bersembunyi dengan keluarganya di komplek perumahan tersebut.
Menurut para korban, kepiawaian Aiptu YI melakukan penipuan serta penggelapan uang, dikatakan turut serta dibantu warga sipil berinisial IN. IN disebut berperan mencari korban untuk dijumpakan dengan Aiptu YI. Aiptu YI lah yang kemudian berperan meminta uang dari korbannya.
Praktik penipuan penggelapan Aiptu YI sudah berjalan sejak 2013 lalu. Dengan hasil menipu tersebut Aiptu YI dikabarkan memiliki aset rumah dan tanah serta kendaraan roda empat mewah ditambah ternak, yang angkanya fantastis.
AN Salah satu korban yang diwawancarai mengatakan telah memberikan banyak uang, namun dirinya tetap tidak jebol. “Saya kasih 70 juta, semua saya kasih di Sei Luruh. Saya kasih sama polisi itu, saya gak tau dia tugas di mana. Saya dikenalkan oleh abangnya mamak saya. Penyerahan itu saya kasih bulan 11 atau bulan 12 tahun lalu. Katanya akan menolong saya,” katanya.
Warga Siantar ini mengatakan, sempat melakukan testing di Polres Asahan. “Tapi pas di Polda tidak berlaku lagi, berkas saya dibuang,” katanya lagi.