29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Lintasan Atletik PPLP Sumut Dibuat Asal Jadi

MEDAN-Kondisi lintasan atletik Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumut yang sudah mengalami kerusakan meski belum pernah digunakan menunjukkan kalau proyek yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumut tahun 2011 tersebut asal jadi, sehingga perlu diselidiki.

Perbaikan lintasan atletik tersebut semula diharapkan bisa melahirkan pelari-pelari berbakat dari Sumatera Utara, sehingga pemerintah rela menguncurkan dana sebesar Rp 7,3 milyar. Namun, pengerjaannya diduga asal jadi, sehingga tartan (karet) lintasan tersebut sudah bergelombang dan robek.

“Itu merupakan proyek asal jadi, karena meski walaupun pernah digunakan tapi  sudah rusak. Sia-sia uang rakyat untuk membangun sarana olahraga itu,” ujar Ketua Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI) Sumatera Utara, Lamhot Simamora di Medan, Rabu (28/11).

Lamhot sendiri merasa heran kenapa tertan atletik itu sudah cepat rusak, meski belum pernah digunakan. Padahal, proyek tersebut memiliki konsultan pengawas. “Bagaimana mungkin konsultan pengawas proyek itu menyatakan kalau lintasan atletik PPLP sudah layak, tapi sekarang sudah rusak,” katanya.
Mantan juara tinju OPBF ini pun menegaskan, pihak kontraktor harus bertanggungjawab atas proyek tersebut. PT Karya Bukit Nusantara sebagai kontraktor proyek itu diminta untuk secepatnya memperbaiki lintasan itu. “Kalau begini, pihak kontraktor harus bertanggungjawab. Mereka harus memperbaiki lintasan itu,” tegasnya.

Lamhot juga meminta kepada pihak berwajib untuk menyelidiki pembangunan itu, karena pembangunannya memakai uang rakyat. “Bagaimana pun juga, pihak berwajib harus menyelidiki proyek itu, karena memakai uang rakyat,” pungkasnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan (PPTK) Mazrinal Nasution mengaku bahwa pihak Kejaksaan sudah dua kali meninjau lintasan itu. Dia juga mengatakan kalau proyek itu sudah sesuai rencana. “Proyek itu sudah sesuai rencana. Pihak kejaksaan juga sudah datang meninjau proyek ini dan mereka tidak ada masalah,” jelasnya.

Dia justru membandingkan tartan lintasan atletik di PON 2012 lalu dengan tartan lintasan atletik PPLP Sumut. Menurutnya, pembangunan lintasan atletik di PON 2012 lama menggunakan anggaran puluhan milyar, sedangkan pembangunan lintasan atletik PPLP Sumut itu hanya menggunakan anggaran Rp 7,3 milyar. “Kualitasnya jelas beda, karena anggarannya juga beda,” paparnya. (jun)

MEDAN-Kondisi lintasan atletik Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumut yang sudah mengalami kerusakan meski belum pernah digunakan menunjukkan kalau proyek yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumut tahun 2011 tersebut asal jadi, sehingga perlu diselidiki.

Perbaikan lintasan atletik tersebut semula diharapkan bisa melahirkan pelari-pelari berbakat dari Sumatera Utara, sehingga pemerintah rela menguncurkan dana sebesar Rp 7,3 milyar. Namun, pengerjaannya diduga asal jadi, sehingga tartan (karet) lintasan tersebut sudah bergelombang dan robek.

“Itu merupakan proyek asal jadi, karena meski walaupun pernah digunakan tapi  sudah rusak. Sia-sia uang rakyat untuk membangun sarana olahraga itu,” ujar Ketua Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI) Sumatera Utara, Lamhot Simamora di Medan, Rabu (28/11).

Lamhot sendiri merasa heran kenapa tertan atletik itu sudah cepat rusak, meski belum pernah digunakan. Padahal, proyek tersebut memiliki konsultan pengawas. “Bagaimana mungkin konsultan pengawas proyek itu menyatakan kalau lintasan atletik PPLP sudah layak, tapi sekarang sudah rusak,” katanya.
Mantan juara tinju OPBF ini pun menegaskan, pihak kontraktor harus bertanggungjawab atas proyek tersebut. PT Karya Bukit Nusantara sebagai kontraktor proyek itu diminta untuk secepatnya memperbaiki lintasan itu. “Kalau begini, pihak kontraktor harus bertanggungjawab. Mereka harus memperbaiki lintasan itu,” tegasnya.

Lamhot juga meminta kepada pihak berwajib untuk menyelidiki pembangunan itu, karena pembangunannya memakai uang rakyat. “Bagaimana pun juga, pihak berwajib harus menyelidiki proyek itu, karena memakai uang rakyat,” pungkasnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan (PPTK) Mazrinal Nasution mengaku bahwa pihak Kejaksaan sudah dua kali meninjau lintasan itu. Dia juga mengatakan kalau proyek itu sudah sesuai rencana. “Proyek itu sudah sesuai rencana. Pihak kejaksaan juga sudah datang meninjau proyek ini dan mereka tidak ada masalah,” jelasnya.

Dia justru membandingkan tartan lintasan atletik di PON 2012 lalu dengan tartan lintasan atletik PPLP Sumut. Menurutnya, pembangunan lintasan atletik di PON 2012 lama menggunakan anggaran puluhan milyar, sedangkan pembangunan lintasan atletik PPLP Sumut itu hanya menggunakan anggaran Rp 7,3 milyar. “Kualitasnya jelas beda, karena anggarannya juga beda,” paparnya. (jun)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/