26.7 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Dokter Masih Pakai Pita Hitam

 Sejumlah dokter menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Agung (MA), Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (27/11). Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

Sejumlah dokter menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Agung (MA), Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (27/11). Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

MEDAN-Sehari setelah ribuan dokter di Sumatera Utara (Sumut) mogok kerja, kini rumah sakit sudah kembali normal. Seluruh pasien, khususnya pasien rawat jalan yang kemarin sempat tidak dilayani kini telah mendapatkan pelayanan seperti biasanyan
Pantauan Sumut Pos, poliklinik Rumah Sakit dr Pirngadi, RS Permata Bunda, RS Adam Malik, Klinik Bunda, RS Sari Mutiara yang sempat terlihat lenggang oleh dokter, kini kembali berjalan seperti biasanya. Namun, beberapa dokter masih memakai pita hitam di baju dan jasnya. Poliklinik, tempat pasien rawat jalan juga sudah terlihat ramai dikunjungi.

Seorang pasien THT di RS dr Pirngadi, Tarigan mengatakan ia sudah dapat melakukan perawatan setelah sempat ditunda. “Kemarin, saya pulang sekarang memang sengaja datang lagi dan sudah diterima,” ujarnyan
Ia berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Yah harapannya kami yang masyarakat sakit-sakitan ini berharap agar kejadian kayak gini gak terulang lagi. Kami terpaksa menunda untuk berobat, padahal sudah ganjil rasanya,” ujar pasien THT ini.

Kabag Hukum dan Humas RSdr pirngadi, Edison Peranginangin mengatakan aktivitas di RS milik Pemko Medan tersebut sudah kembali normal seperti biasanya. “Dokter-dokter di poliklinik juga sudah kembali melayani pasiennya. Kalau untuk jumlah pasien kemarin sama hari ini belum bisa kita ketahui. Tapi per harinya di hari biasa bisa mencapai 900 orang,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kabbag Humas RS Adam Malik, Sairi M Saragih. “Semua sudah kembali normal, sudah beraktivitas seperti biasanya, tidak ada lagi dokter yang mogok kerja,” ujarnya.

Sementara itu, ketua Komisi E DPRD Sumut yang telah melakukan komunikasi dengan ketua IDI Sumut berharap peristiwa ini tidak lagi terjadi. Karena, kerugian tidak saja dari sisi bagi masyarakat tapi juga secara ekonomi pendapatan rumah sakit. Bahkan yang paling dikhawatirkan, adanya krisis ketidakpercayaan para dokter dan masyarakat.

Ia juga mengharapkan, aparat hukum, polisi dan kejaksaan diminta tidak memproses dugaan kasus malapraktik sebelum diserahkan dulu masalahnya ke organisasi profesi dokter. “Karenakan sudah ada kerja sama antara IDI dengan Polri tentang kersama dalam bidang penegakan hukum pada penyelenggaraan praktik kedokteran, pelayanan kesehatan dan dukungan kedokteran polisi. Kesepakatan nomor Pol.SKEP/222/V/2006/Nomor 128/PW IDI/SU/V/2006. Dengan adanya kesepakatan ini, maka kita harapkan kasus seperti dokter yang ditahan di Manado tidak terjadi di Sumut,” katanya.

Terkait aksi solidaritas dokter di Sumut, dia mengapresiasi solidaritas para dokter. Begitupun, dia berharap aksi tidak dilanjutkan.  “Karena aksi tidak memberikan solusi yang tepat. Sebenarnya, aspirasi para dokter bisa disampaikan melalui lembaga. Secara organisasi para dokter di bawah naungan IDI,” katanya.

Ketua Umum IDI Sumut, Suhelmi mengaku, aksi solidaritas di Sumut kemarin berlangsung tertib. Pasien tetap dilayani khususnya yang emergensi. “Kita pantau dari beberapa daerah, aksi berjalan baik. Tidak ada masalah. Pasien tetap terlayani. Saya sendiri dari pagi hingga pukul 14.30 WIB bertugas di RS Pirngadi ini. Kami aksi berdoa dan memakai pita hitam sesuai imbauan pusat dan pasien tetap dilayani dan insya Allah tidak ada lagi aksi serupa,” ujarnya. (put)

 Sejumlah dokter menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Agung (MA), Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (27/11). Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

Sejumlah dokter menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Agung (MA), Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (27/11). Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

MEDAN-Sehari setelah ribuan dokter di Sumatera Utara (Sumut) mogok kerja, kini rumah sakit sudah kembali normal. Seluruh pasien, khususnya pasien rawat jalan yang kemarin sempat tidak dilayani kini telah mendapatkan pelayanan seperti biasanyan
Pantauan Sumut Pos, poliklinik Rumah Sakit dr Pirngadi, RS Permata Bunda, RS Adam Malik, Klinik Bunda, RS Sari Mutiara yang sempat terlihat lenggang oleh dokter, kini kembali berjalan seperti biasanya. Namun, beberapa dokter masih memakai pita hitam di baju dan jasnya. Poliklinik, tempat pasien rawat jalan juga sudah terlihat ramai dikunjungi.

Seorang pasien THT di RS dr Pirngadi, Tarigan mengatakan ia sudah dapat melakukan perawatan setelah sempat ditunda. “Kemarin, saya pulang sekarang memang sengaja datang lagi dan sudah diterima,” ujarnyan
Ia berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Yah harapannya kami yang masyarakat sakit-sakitan ini berharap agar kejadian kayak gini gak terulang lagi. Kami terpaksa menunda untuk berobat, padahal sudah ganjil rasanya,” ujar pasien THT ini.

Kabag Hukum dan Humas RSdr pirngadi, Edison Peranginangin mengatakan aktivitas di RS milik Pemko Medan tersebut sudah kembali normal seperti biasanya. “Dokter-dokter di poliklinik juga sudah kembali melayani pasiennya. Kalau untuk jumlah pasien kemarin sama hari ini belum bisa kita ketahui. Tapi per harinya di hari biasa bisa mencapai 900 orang,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kabbag Humas RS Adam Malik, Sairi M Saragih. “Semua sudah kembali normal, sudah beraktivitas seperti biasanya, tidak ada lagi dokter yang mogok kerja,” ujarnya.

Sementara itu, ketua Komisi E DPRD Sumut yang telah melakukan komunikasi dengan ketua IDI Sumut berharap peristiwa ini tidak lagi terjadi. Karena, kerugian tidak saja dari sisi bagi masyarakat tapi juga secara ekonomi pendapatan rumah sakit. Bahkan yang paling dikhawatirkan, adanya krisis ketidakpercayaan para dokter dan masyarakat.

Ia juga mengharapkan, aparat hukum, polisi dan kejaksaan diminta tidak memproses dugaan kasus malapraktik sebelum diserahkan dulu masalahnya ke organisasi profesi dokter. “Karenakan sudah ada kerja sama antara IDI dengan Polri tentang kersama dalam bidang penegakan hukum pada penyelenggaraan praktik kedokteran, pelayanan kesehatan dan dukungan kedokteran polisi. Kesepakatan nomor Pol.SKEP/222/V/2006/Nomor 128/PW IDI/SU/V/2006. Dengan adanya kesepakatan ini, maka kita harapkan kasus seperti dokter yang ditahan di Manado tidak terjadi di Sumut,” katanya.

Terkait aksi solidaritas dokter di Sumut, dia mengapresiasi solidaritas para dokter. Begitupun, dia berharap aksi tidak dilanjutkan.  “Karena aksi tidak memberikan solusi yang tepat. Sebenarnya, aspirasi para dokter bisa disampaikan melalui lembaga. Secara organisasi para dokter di bawah naungan IDI,” katanya.

Ketua Umum IDI Sumut, Suhelmi mengaku, aksi solidaritas di Sumut kemarin berlangsung tertib. Pasien tetap dilayani khususnya yang emergensi. “Kita pantau dari beberapa daerah, aksi berjalan baik. Tidak ada masalah. Pasien tetap terlayani. Saya sendiri dari pagi hingga pukul 14.30 WIB bertugas di RS Pirngadi ini. Kami aksi berdoa dan memakai pita hitam sesuai imbauan pusat dan pasien tetap dilayani dan insya Allah tidak ada lagi aksi serupa,” ujarnya. (put)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/