28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Warga: Kalau Berani, Rubuhkan Juga Centre Point!

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Alat berat merobohkan rumah yang berada di Jalan Ampera Medan, Senin (28/11) Pembongkaran bangunan di kawasan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Alat berat merobohkan rumah yang berada di Jalan Ampera Medan, Senin (28/11) Pembongkaran bangunan di kawasan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penggusuran rumah liar yang berdiri di pinggiran rel kereta api (KA) Jalan Ampera Raya, Glugur Darat 1, Medan Timur, persisnya di belakang Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), menuai kritik pedas dari warga. Namun, proses penggusuran demi keberlangsungan pembangunan jalur layang tetap dilakukan tim gabungan Satpol PP, polisi khusus (Polsus) KA, dan kepolisian.

Kritikan itu dilontarkan seorang warga, ketika rumahnya yang semi permanen hendak dirubuhkan eskavator. “Woi PT KAI, coba kalian hancurkan bangunan Center Point itu. Jangan hanya berani rumah warga kecil saja yang dihancurkan,” tegas pria yang mengenakan kaos warna biru itu, Senin (28/11) pagi.

Selain menyoal bangunan Center Point, warga menuding PT KAI tebang pilih dalam melakukan penggusuran. Buktinya, bangunan megah yang dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan, jelas mencaplok tanah PT KAI, tapi tak dirubuhkan. Padahal jelas, PT KAI memang memiliki alas hak tanah yang kini berdiri bangunan Center Point tersebut.

Dari informasi yang dihimpun, penggusuran kali ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya. Jika aksi penggusuran pertama menuai perlawanan hingga jerit isak tangis warga, kali ini tak begitu dramatis.

Seorang warga yang diketahui bernama Mak Ina (53), turut mewarnai aksi perubuhan rumah liar tersebut dengan isak tangis. Sesaat mengetahui rumahnya hendak dirubuhkan, Mak Ina menjerit histeris hingga tak sadarkan diri.

Alhasil, puluhan polwan dan Satpol PP yang melihat Mak Ina pingsan, langsung menggotong dan dimasukkan ke dalam ambulance. Menurut informasi, Mak Ina dilarikan ke rumah sakit terdekat agar dapat sadarkan diri.

Berdasar data PT KAI, ada 174 kepala keluarga(KK) yang terkena penggusran, karena tak mau membongkar rumahnya sendiri. Padahal, perusahaan di bawah naungan BUMN ini, telah melakukan sosialiasi.

Begitupun, saat penertiban tadi, warga menyebut, PT KAI tidak melayangkan surat pemberitahuan untuk melakukan penggusuran kali ini. “Kami juga tidak mengetahui adanya penggusuran ini. Kami tidak pernah menerima surat penggusuran,” kata seorang ibu dengan nada tinggi.

Penggusuran yang dilakukan tim gabungan kali ini, menuai protes warga, yang menjadi korban penggusuran. Soalnya, ada sebuah kantor surat kabar mingguan, tidak dirubuhkan.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Alat berat merobohkan rumah yang berada di Jalan Ampera Medan, Senin (28/11) Pembongkaran bangunan di kawasan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Alat berat merobohkan rumah yang berada di Jalan Ampera Medan, Senin (28/11) Pembongkaran bangunan di kawasan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penggusuran rumah liar yang berdiri di pinggiran rel kereta api (KA) Jalan Ampera Raya, Glugur Darat 1, Medan Timur, persisnya di belakang Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), menuai kritik pedas dari warga. Namun, proses penggusuran demi keberlangsungan pembangunan jalur layang tetap dilakukan tim gabungan Satpol PP, polisi khusus (Polsus) KA, dan kepolisian.

Kritikan itu dilontarkan seorang warga, ketika rumahnya yang semi permanen hendak dirubuhkan eskavator. “Woi PT KAI, coba kalian hancurkan bangunan Center Point itu. Jangan hanya berani rumah warga kecil saja yang dihancurkan,” tegas pria yang mengenakan kaos warna biru itu, Senin (28/11) pagi.

Selain menyoal bangunan Center Point, warga menuding PT KAI tebang pilih dalam melakukan penggusuran. Buktinya, bangunan megah yang dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan, jelas mencaplok tanah PT KAI, tapi tak dirubuhkan. Padahal jelas, PT KAI memang memiliki alas hak tanah yang kini berdiri bangunan Center Point tersebut.

Dari informasi yang dihimpun, penggusuran kali ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya. Jika aksi penggusuran pertama menuai perlawanan hingga jerit isak tangis warga, kali ini tak begitu dramatis.

Seorang warga yang diketahui bernama Mak Ina (53), turut mewarnai aksi perubuhan rumah liar tersebut dengan isak tangis. Sesaat mengetahui rumahnya hendak dirubuhkan, Mak Ina menjerit histeris hingga tak sadarkan diri.

Alhasil, puluhan polwan dan Satpol PP yang melihat Mak Ina pingsan, langsung menggotong dan dimasukkan ke dalam ambulance. Menurut informasi, Mak Ina dilarikan ke rumah sakit terdekat agar dapat sadarkan diri.

Berdasar data PT KAI, ada 174 kepala keluarga(KK) yang terkena penggusran, karena tak mau membongkar rumahnya sendiri. Padahal, perusahaan di bawah naungan BUMN ini, telah melakukan sosialiasi.

Begitupun, saat penertiban tadi, warga menyebut, PT KAI tidak melayangkan surat pemberitahuan untuk melakukan penggusuran kali ini. “Kami juga tidak mengetahui adanya penggusuran ini. Kami tidak pernah menerima surat penggusuran,” kata seorang ibu dengan nada tinggi.

Penggusuran yang dilakukan tim gabungan kali ini, menuai protes warga, yang menjadi korban penggusuran. Soalnya, ada sebuah kantor surat kabar mingguan, tidak dirubuhkan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/