Oleh warga yang menjadi korban, kemudian mendesak agar 2 unit alat berat yang dikerahkan, turut menghancurkan kantor tersebut. Dalam hal ini, Kapolsekta Medan Barat Kompol Victor Ziliwu, yang menjadi sasaran desakan. “Tunggu-tunggu, jangan ramai memadati di sini. Mana orang PT KAI. Ini juga harus dirubuhkan,” kata Ziliwu.
Tak lama berselang, Kasat Sabhara Polrestabes Medan Kompol Siswandi, datang bersama pejabat dari PT KAI. Lalu perwakilan PT KAI menegaskan, semua rumah liar yang berdiri di sepanjang rel, sama rata. Artinya, tetap dilakukan perubuhan.
Begitu alat berat menghancurkan bangunan yang menjadi kantor surat kabar mingguan itu, sejumlah warga senang bertepuk tangan. “Bagus, bagus. Semua harus kena, jangan kami saja,” celutuk belasan warga, sembari bertepuk tangan.
Sementara, Manager Humas PT KAI Divre I, Joni Martunis menyatakan, pihaknya harus menyelesaikan proses penertiban rumah dari titik 0 sampai 3 kilometer. Ia memprediksi, kegiatan penggusuran akan berakhir sore.
Joni mengatakan, selururhnya ada 783 unit rumah yang ditertibkan. Dari jumlah itu, ada 609 unit rumah penghuni yang melakukan pembongkaran sendiri. “Tali asih itu kan dana yang dikeluarkan oleh Dirjen Perkeretapian untuk biaya angkut barang. Itu (dana tali asih) diberikan kalau warga membongkar sendiri bangunannya. H-1 kemarin, sudah ditawarkan, setelah itu enggak ada lagi. Enggak bisa lagi,” jelasnya.
Artinya, 609 unit rumah yang penghuninya bersedia membongkar sendiri, diberikan dana tali asih senilai Rp1,5 juta.
Terkait rusunawa untuk relokasi warga, menurut Joni, pihaknya telah berkordinasi dengan Pemko Medan. “Dari Pemko Medan, memberikan rusunawa di daerah Kayu Putih. Jika warga ingin tempat relokasi, sudah siap huni 180-an unit. Dalam hal ini (relokasi), biaya dan mekanisme dengan (Dinas) Perkim,” katanya.
Ia menambahkan, penertiban tahap 2 kembali akan dilakukan perusahaan pelat merah tersebut. Sejauh ini, Joni mengatakan, penertiban tahap kedua yang akan dilakukan hingga ke Belawan itu, masih menunggu rencana dari Ditjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan. “Karena PT KAI hanya support (mendukung) saja,” pungkasnya. (ted/saz)