MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan, terus melakukan penghijauan beserta aksi bersih di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, kawasan Medan bagian utara, tepatnya di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan.
Selain penghijauan berupa penanaman pohon, bunga, hingga tumbuhan sayur yang membuat kondisi terkini di TPA Terjun semakin asri, DKP Kota Medan juga terus melakukan pembenahan dan proses pembangunan TPA baru di sana.
“Kegiatan ini bertujuan menambah keasrian TPA guna mewujudkan program prioritas di bidang kebersihan,” ungkap Kepala DKP Kota Medan Syarifuddin Irsan Dongoran, didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Baharuddin Harahap, baru-baru ini.
Kegiatan tanam pohon untuk penghijauan itu, digelar tepat pada puncak peringatan Hari Bumi 2022, disertai aksi bersih di TPA Terjun. Dia mengatakan, kedua kegiatan
tersebut merupakan rangkaian dalam peringatan Hari Bumi yang jatuh setiap 22 April. Sebelumnya, DKP Kota Medan juga telah melakukan kegiatan dalam memperingati Hari Bumi, dengan mengajak masyarakat untuk mudik dengan minim sampah.
“Di April lalu, kami imbau warga dengan memasang baliho di 8 titik, dan mengajak mereka mudik minim sampah. Puncaknya hari ini, kami melakukan bersih-bersih dan menanam bibit pohon,” tutur Syarifuddin.
Syarifuddin juga menyebutkanm, ada 4 bibit pohon yang ditanam di TPA Terjun, dengan jenis bambu malibu dan ketapang kencana.
“Masing-masing ada 2 pohon yang ditanam, dan kami memilih pohon ini karena dapat menahan aroma bau sampah. Daunnya yang rimbun akan menambah keasrian di kawasan TPA ini,” imbuhnya.
Di sisi lain, Pemko Medan masih terus berupaya membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (daur ulang), atau yang lebih dikenal dengan sebutan TPS 3R.
“Melalui sosialisasi ini, aparatur kita ajak dan imbau melakukan pengelolaan sampah,” jelas Syarifuddin.
Aparatur di lingkungan Pemko Medan, lanjut Syarifuddin, agar mengelola sampah di rumah dan lingkungan sekitar, termasuk memanfaatkan sampah warga bernilai guna kembali. Maka dari itu, digelar pelatihan pengelolaan sampah yang diikuti 130 orang, di antaranya jajaran DKP Kota Medan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dalam mengelola sampah.
Untuk memantapkan pemahaman pengolahan sampah, pemateri dihadirkan dari penggiat lingkungan, antara lain Komunitas Roda Hijau, Tengku Muazizah dan Cristella Suwangso, serta penggiat budi daya maggot, Murzaidir Arfan.
“Penanganan kebersihan di Medan ini merupakan amanat dari Pak Wali Kota,” katanya.
Pihak DKP Kota Medan berharap, kegiatan tersebut mewujudkan program prioritas Pemko Medan di bidang kebersihan, satu di antaranya difokuskan membangun TPS 3R. Sebab produksi sampah, terutama rumah tangga, baik organik maupun anorganik di Ibukota Provinsi Sumatera Utara itu, saat ini rata-rata mencapai 2.000 ton per hari. Adapun sampah itu seluruhnya dibuang ke TPA Terjun, yang kondisinya cuma sanggup menampung beberapa tahun lagi.
“Karena itu, melalui program kurangi sampah, kami akan membangun TPS 3R dengan pengelolaan sampah yang baik,” ujar Syarifuddin.
Beberapa waktu lalu, Wali Kota Medan, Bobby Nasution menyatakan, TPA Terjun akan memproduksi bahan bakar ‘co-firing’ untuk dijadikan sebagai pembangkit listrik.
“Kami telah berkomitmen agar pihak PLTU serius melakukan pengelolaan dan pengembangan sampah, sehingga TPA Terjun tidak hanya dijadikan sebagai tempat penelitian tanpa
pengembangan,” jelas Bobby, beberapa waktu lalu.
Terobosan pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar terbarukan ini, dilakukan atas kolaborasi Pemko Medan dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu. Meskipun sampai saat ini kajian masih terus dilakukan, dengan harapan bisa dilaksanakan sepenuhnya dalam waktu dekat.
Untuk diketahui, PLTU Pangkalan Susu di Kabupaten Langkat, akan menjadikan sampah di TPA Terjun bahan bakar jumputan padat ‘co-firing’, yang merupakan satu program strategis PLN.
“Artinya program ini memanfaatkan sampah yang ada di TPA Terjun, untuk dijadikan bahan bakar jumputan padat ‘co-firing’ pembangkit listrik tenaga uap,” jelas Bobby.
Sementara itu, Syarifuddin pun mengaku, PLTU tengah melakukan studi kelayakan guna mengetahui keunggulan maupun kelemahan sebelum dilakukan pemanfaatan sampah itu.
“Setelah studi kelayakan selesai, tahap selanjutnya Pemko Medan maupun pihak ketiga melakukan investasi di bidang ini,” katanya.
Produksi hasil pemanfaatan sampah ini, menurutnya, nanti akan menjadi jemputan padat untuk ‘co-firing’ yang didistribusikan ke PLTU Pangkalan Susu. (*)