
PEMUKIMAN WARGA PINGGIR SUNGAI_Beberapa warga mencuci dan mandi di pinggiran Sungai Deli Jalan Kampung Aur Medan, belum lama ini. Hasil survey BPS 2017, warga Sumut kurang bahagia soal kesejahteraan.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga provinsi Sumatera Utara (Sumut) ternyata tidak terlalu bahagia. Terbukti, Sumut tercatat kedua terendah hasil survei indeks kebahagiaan secara nasional tahun 2017, dengan skor hanya 68,41. Angka tersebut hanya satu peringkat di atas Provinsi Papua, yang mendapat nilai 67,52. Salah satu aspek yang dinilai tidak memuaskan adalah hal pendapatan rumah tangga, yakni hanya 58,70 persen. Penduduk paling bahagia di Indonesia dialami warga Maluku Utara, disusul warga Maluku.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumut Syech Suhaimi mengungkapkan, indeks kebahagiaan warga Sumut dihitung melalui survei persepsi kondisi yang sudah dicapai dengan kondisi yang diharapkan masyarakat.
“Ada tiga dimensi yang mencakup perhitungan tersebut, yakni dimensi kepuasan hidup (life satisfaction) 68,54, perasaan (effect) 64,75 dan makna hidup (eudaimonia) 71,62,” katanya di Medan, Senin (29/1/2017). Ketiga dimensi itu memberikan kontribusi terhadap indeks kebahagiaan masing-masing 34,80 persen (kepuasan hidup), 31,18 persen (perasaan), dan 34,02 persen (makna hidup).
“Indeks kebahagiaan Sumut dihitung secara tertimbang menggunakan tiga dimensi dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi indeks, menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia,” kata Suhaimi.
Dimensi kepuasan hidup di Sumut menyangkut beberapa aspek, yaitu pendidikan dan keterampilan yang hanya 56,68 persen. Artinya, antara tingkat pendidikan yang dicapai dengan ketrampilan yang diperoleh, kepuasannya hanya 56 persen.
Aspek pekerjaan/usaha/kegiatan utama hanya puas sebesar 63,93 persen. Kepuasan dalam hal pendapatan rumah tangga juga rendah, yakni hanya 58,70 persen. Aspek kesehatan kepuasannya 69,09 persen, kondisi dan fasilitas rumah 66,93 persen.
Aspek keharmonisan keluarga kepuasannya cukup tinggi, yakni 79,22 persen, ketersediaan waktu luang 70,79 persen, hubungan sosial 73,86 persen, keadaan lingkungan 73,38 persen, serta kondisi keamanan (73,67).
“Faktor masih rendahnya indeks kebahagiaan Sumut salah satunya dari dimensi kepuasan hidup pada aspek pendidikan dan keterampilan masyarakat yang hanya 56,68 persen. Aspek tersebut bukan rendah, tetapi ekspektasi untuk orang berpendidikan lebih tinggi di Sumut, mungkin dianggap kurang memuaskan dibanding daerah lain,” sebutnya.
Selain itu, dimensi kepuasan hidup pada aspek kondisi keamanan juga bisa mempengaruhi indeks kebahagiaan Sumut. Namun dirinya tidak tahu begitu persis kenapa seperti itu, apakah disebabkan banyaknya preman atau hal lain yang menyangkut keamanan.