“Tinggal diterjemahkan sendiri dari aspek kondisi keamanan hal-hal apa saja yang memicunya. Sebab, bisa juga masih merasa was-was apabila meninggalkan rumah dalam keadaan kosong. Dengan kata lain, harus ada pengamanan ganda seperti menggunakan gembok dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Untuk dimensi perasaan, lanjut dia, meliputi aspek perasaan tidak tertekan (64,16), perasaan tidak khawatir/cemas (59,16), dan perasaan senang/riang/gembira (73,57). Sedangkan, dimensi makna hidup adalah aspek penerimaan diri (74,21), tujuan hidup (75,03), hubungan positif dengan orang lain (72,51), pengembangan diri (63,64), penguasaan lingkungan (73,08) dan kemandirian (70,28).
“Dari dimensi perasaan, misalnya masyarakat Sumut masih banyak yang tertekan. Saya tidak bisa mengasumsikan dipicu karena apa. Kemudian, pada aspek perasaan tidak khawatir atau cemas. Aspek lain bisa juga karena masyarakat Sumut kurang senang, riang atau gembira,” cetusnya.
Metode pengukuran indeks kebahagiaan tahun 2017 mengalami perubahan, karena terdapat penambahan cakupan indeks dibandingkan tahun 2014. Pada tahun 2014, indeks kebahagiaan hanya menggunakan dimensi kepuasan hidup. Sedangkan pada tahun 2017, ditambahkan dimensi perasaan dan dimensi makna hidup.
“Tahun 2018 ini, indeks kebahagiaan Sumut kemungkinan akan disusun lagi. Sejauh ini memang belum terjadwal, tetapi biasanya survei dilakukan pada triwulan ketiga,” tandasnya. (ris)

