26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sehari Diberi Makan Satu Kali

Lagi, 2 PRT Kabur dari Rumah Majikan

MEDAN-Dua pembantu rumah tangga (PRT), Nisa (17) dan Kuraini (18) mengadu ke Mapolresta Medan, Kamis (29/3) siang.

Warga  Indramayu, Jawa Barat itu mengaku melarikan diri dari rumah majikan Beny Chandra dan Lili Wikiati (60), di Jalan Sunggal,  karena kerap disiksa.
“Saya sering dipukuli oleh mereka karena saya dituduh mencuri. Padahal, saya tidak pernah melakukannya dan saya juga tidak dikasih makan, saya hanya makan  satu hari sekali,” ucap Nisa.

Menurutnya, selama satu tahun tiga bulan dirinya juga tidak mendapat upah yang seharusnya Rp500 ribu per bulan.

Menurutnya, mereka berdua berhasil melarikan diri dengan cara keluar dari jendela rumah yang berada di lantai II, Rabu (28/3). Setelah berhasil melarikan diri keduanya pun berjalan berputar-putar di Kota Medan.

Beruntung, seorang pedagang nasi berjumpa dengan keduanya dan memberi pertolongan dan mengarahkan untuk melapor ke Mapolresta Medan.
Sementara, Kuraini menceritakan, awal kedatangan mereka berdua ke Medan ditawari seorang calo dari sebuah Yayasan di Jakarta untuk bekerja.
“Saya tidak pernah meminta bekerja di Medan, tapi tiba-tiba saya dibawa kemari untuk bekerja sebagai pembantu,” katanya.

Sesampainya di Medan,  dirinya bekerja di rumah pasangan suami istri keturunan tionghoa, Beni Chandra dan Lili Wikiati yang menurut keterangan korban berprofesi sebagai seorang pengacara.

“Awal saya bekerja baik-baik saja, tapi setelah beberapa lama, kami berdua sering mendapat siksaan, makan tak dikasih, gaji juga nggak dikasih,” kata Kurniani.

Keduanya berharap segera dipulangkan ke kampung halamannya di Pulau Jawa. (gus)

Lagi, 2 PRT Kabur dari Rumah Majikan

MEDAN-Dua pembantu rumah tangga (PRT), Nisa (17) dan Kuraini (18) mengadu ke Mapolresta Medan, Kamis (29/3) siang.

Warga  Indramayu, Jawa Barat itu mengaku melarikan diri dari rumah majikan Beny Chandra dan Lili Wikiati (60), di Jalan Sunggal,  karena kerap disiksa.
“Saya sering dipukuli oleh mereka karena saya dituduh mencuri. Padahal, saya tidak pernah melakukannya dan saya juga tidak dikasih makan, saya hanya makan  satu hari sekali,” ucap Nisa.

Menurutnya, selama satu tahun tiga bulan dirinya juga tidak mendapat upah yang seharusnya Rp500 ribu per bulan.

Menurutnya, mereka berdua berhasil melarikan diri dengan cara keluar dari jendela rumah yang berada di lantai II, Rabu (28/3). Setelah berhasil melarikan diri keduanya pun berjalan berputar-putar di Kota Medan.

Beruntung, seorang pedagang nasi berjumpa dengan keduanya dan memberi pertolongan dan mengarahkan untuk melapor ke Mapolresta Medan.
Sementara, Kuraini menceritakan, awal kedatangan mereka berdua ke Medan ditawari seorang calo dari sebuah Yayasan di Jakarta untuk bekerja.
“Saya tidak pernah meminta bekerja di Medan, tapi tiba-tiba saya dibawa kemari untuk bekerja sebagai pembantu,” katanya.

Sesampainya di Medan,  dirinya bekerja di rumah pasangan suami istri keturunan tionghoa, Beni Chandra dan Lili Wikiati yang menurut keterangan korban berprofesi sebagai seorang pengacara.

“Awal saya bekerja baik-baik saja, tapi setelah beberapa lama, kami berdua sering mendapat siksaan, makan tak dikasih, gaji juga nggak dikasih,” kata Kurniani.

Keduanya berharap segera dipulangkan ke kampung halamannya di Pulau Jawa. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/