MEDAN-Ribuan umat Khatolik merayakan kedatangan Paskah dengan damai di Gereja Katedral Jalan Pemuda Medan, Jumat (29/3) sore. Perayaan ini berjalan khidmat dan mendapat penjagaan dari polisi Polsek Medan Kota dan Polserta Medan.
Perayaan Paskah di gereja ini diawali dengan Jalan Salib yang dilakukan Mudika gereja tersebut, pada pagi hari (kemarin). Jalan Salib ini dilakukan untuk mengenang sengsara Yesus dalam menanggung beban dosa menusia di kayu salib.Dan, pada sore harinya, kebaktian menyambut masa Paskah dilakukan. Semua umat Khatolik yang terdiri dari etnis datang ke Gereja Katendral tersebut. “Yesus telah memberikan keselamatan kepada manusia melalui pengorban-Nya di kayu salib,” kata Pastor Silvester dari Keuskupan Agung Medan.
Pastor Silvester menambahkan, Yesus merupakan sahabat sejati. Yesus menganggap semua manusia sebagai sahabat, sehingga. Dia rela menyerahkan nyawa di kayu salib. “Yesus menyerahkan nyawanya bukan untuk kepentingan diri sendiri, tapi demi menyelamatkan kita. Darahnya telah menghapuskan dosa-dosa yang kita perbuat,” jelasnya.
Jalan Yesus menuju kayu salib pun kembali diceritakan pada acara ini. Uniknya, cerita tersebut disampaikan melalui nyanyian seriosa yang dikumandangkan laki-laki dan perempuan secara bergantian.
Puncak acara penyambutan masa Paskah ini pun dilakukan dengan mencium salib. Hal ini merupakan cara untuk menunjukkan kecintaan kepada Yesus yang telah berkorban demi dosa menusia. “Mencium Salib itu merupakan tanda cinta kita terhadap Yesus yang telah berkorban demi manusia,” kata Ketua Panitia, Thomas didampingi Koordinator Keamanan, Dharma Jaya Tanoto.
Perayaan Paskah di Gereja Katedral ini berjalan dengan damai. Semua etnis yang terdiri dari Batak, Tionghoa, Melayu dan India terlihat berbaur bersama untuk mengenang kematian Yesus Kristus.
Selain di gereja ini, hampir seluruh gereja di Kota Medan dipenuhi jemaat untuk merayakan Paskah. (mag-7)
MEDAN-Ribuan umat Khatolik merayakan kedatangan Paskah dengan damai di Gereja Katedral Jalan Pemuda Medan, Jumat (29/3) sore. Perayaan ini berjalan khidmat dan mendapat penjagaan dari polisi Polsek Medan Kota dan Polserta Medan.
Perayaan Paskah di gereja ini diawali dengan Jalan Salib yang dilakukan Mudika gereja tersebut, pada pagi hari (kemarin). Jalan Salib ini dilakukan untuk mengenang sengsara Yesus dalam menanggung beban dosa menusia di kayu salib.Dan, pada sore harinya, kebaktian menyambut masa Paskah dilakukan. Semua umat Khatolik yang terdiri dari etnis datang ke Gereja Katendral tersebut. “Yesus telah memberikan keselamatan kepada manusia melalui pengorban-Nya di kayu salib,” kata Pastor Silvester dari Keuskupan Agung Medan.
Pastor Silvester menambahkan, Yesus merupakan sahabat sejati. Yesus menganggap semua manusia sebagai sahabat, sehingga. Dia rela menyerahkan nyawa di kayu salib. “Yesus menyerahkan nyawanya bukan untuk kepentingan diri sendiri, tapi demi menyelamatkan kita. Darahnya telah menghapuskan dosa-dosa yang kita perbuat,” jelasnya.
Jalan Yesus menuju kayu salib pun kembali diceritakan pada acara ini. Uniknya, cerita tersebut disampaikan melalui nyanyian seriosa yang dikumandangkan laki-laki dan perempuan secara bergantian.
Puncak acara penyambutan masa Paskah ini pun dilakukan dengan mencium salib. Hal ini merupakan cara untuk menunjukkan kecintaan kepada Yesus yang telah berkorban demi dosa menusia. “Mencium Salib itu merupakan tanda cinta kita terhadap Yesus yang telah berkorban demi manusia,” kata Ketua Panitia, Thomas didampingi Koordinator Keamanan, Dharma Jaya Tanoto.
Perayaan Paskah di Gereja Katedral ini berjalan dengan damai. Semua etnis yang terdiri dari Batak, Tionghoa, Melayu dan India terlihat berbaur bersama untuk mengenang kematian Yesus Kristus.
Selain di gereja ini, hampir seluruh gereja di Kota Medan dipenuhi jemaat untuk merayakan Paskah. (mag-7)