MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nasib dua tentara berpangkat mayor dan praka ini benar-benar apes. Keduanya masuk ke dalam parit di Jalan Gaperta, tepatnya di depan kolam renang, setelah sepeda motor Vega R yang mereka tumpangi disenggol Yamaha Vixion BK 2773 AEN, Rabu (29/3). Ironisnya lagi, pengendara Vixion yang menabrak dari belakang lari.
“Di depan mataku kejadian itu. Parahnya… lari pula bapak itu. Aku kejar sampai Griya Dom hingga ketemu. Berani kali bapak itu… untung tidak naik tensiku,” kata Bayu (26), warga yang mengejar.
Tak lama kemudian datang dua tentara bernama Andi (30) dan Manik (38). Ditemani temannya itu mereka menuju ke Polsek Medan Helvetia.
“Kok berani kali bapak lari, apa maksud bapak? Aku sudah sempat mau berkusuk, karena tulangku sudah memar-memar. Dengar kabar yang menabrakku di sini, langsung kemarilah aku,” kata Manik kepada pria itu.
“Ini lihat sepatu PDL ku saja sampai rusak dan bajuku sampai kotor dan koyak,” tambah Andi kepada pria yang belakangan diketahui dosen di Universitas Nommensen itu.
“Minta maaf saya pak, saya mohon kita berdamai secara kekeluargaan saja ya pak,” kata dosen yang sudah ketakutan dan merasa bersalah itu.
Di dalam ruangan Sat Lantas, polisi yang bertugas memberi penjelasan agar tidak terjadi cekcok, sehingga suasana tenang. Dosen dan tentara itupun pergi keluar untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
“Apalagi yang mau dikonfirmasi namanya mereka sudah damai secara kekeluargaan, itu terserah mereka, kalau kasus yang seperti ini tidak usah diliput-liput, kalau mau buat berita, itu pejabat-pejabat yang korupsi,” kata Brigpol MSA Siregar.
Polisi juga tidak mau memberi tahu nama dosen dan tentara yang sudah diminta identitasnya oleh polisi. Dan menyuruh untuk menanyakan langsung kepada pihak yang terkait. (cr-2)