24 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Tingkatkan Imunitas Tubuh Melawan Covid-19, Vitamin plus Berjemur 15 Menit

KETERANGAN PERS: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan pers melalui video streaming, Minggu (29/3).
KETERANGAN PERS: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan pers melalui video streaming, Minggu (29/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah pasien positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia bertambah 130 orang, dengan total 1.285 kasus. Dari jumlah itu, 64 pasien sembuh dan 114 meninggal. Di Sumatera Utara, jumlah kasus positif 14 orang, 2 di antaranya meninggal. Yang sembuh naik menjadi 22 orang, di mana 15 masih dirawat dan 7 dipulangkan. Untuk sembuh, sistem imunitas tubuh dinilai sangat berpengaruh. Untuk itu, mengonsumsi vitamin C dan E serta berjemur di pagi hari, sangat disarankan.

Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Sumut, hingga Minggu (29/3), jumlah orang yang positif Covid-19 di Sumut masih sama dengan data pada hari Sabtu, yaitu 14 orang. Rinciannya, 12 orang masih dirawat di rumah sakit dan 2 orang meninggal dunia.

“Penambahan 1 orang meninggal dunia yang positif ini merupakan pasien yang dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Medan,” ungkap Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan pers melalui video streaming, Minggu sore.

Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 77 orang, sama dengan data Sabtu. “Para PDP tersebut dirawat di 7 kabupaten/kota, yaitu Medan, Pematangsiantar, Tanjungbalai, Deliserdang, Serdangbedagai, Dairi, dan Mandailing Natal,” sambung Aris.

Dari data tersebut, ada tenaga medis yang terpapar Covid-19, baik positif maupun PDP. Namun dia tidak mengungkapkan jumlahnya.

Sedangkan jumlah pasien yang sembuh atau negatif Covid-19, mengalami kenaikan dibanding hari sebelumnya. Hingga Minggu (29/3), tercatat 22 orang sembuh, di mana 15 masih dirawat di rumah sakit rujukan dan 7 dipulangkan. Pada Sabtu (28/3), jumlahnya masih 21 orang, 18 dirawat dan 3 dipulangkan.

Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) menurun drastis dibandingkan hari Sabtu (28/3). Yakni dari 4.064 orang menjadi 2.556 orang. Artinya, terjadi penurunan 1.508 orang atau 58,9 persen.

“Jumlah ODP pada hari Minggu (29/3) sebanyak 2.556 orang. Data tersebut berarti ODP mengalami penurunan 58,9 persen dari hari Sabtu,” ungkap dr Aris.

Menurut Aris, penurunan ODP terjadi dikarenakan masa karantina di rumah selama 14 hari telah selesai.

Stok Antibodi

Dr Aris yang juga Sekretaris Dinkes Sumut ini mengatakan, banyak orang belum sadar akan pentingnya stok antibodi dalam tubuh. Menurutnya, saat ini orang lebih panik karena tidak memiliki masker dan hand sanitizer yang hilang dipasaran. Seharusnya, masyarakat panik ketika antibodi hilang dari tubuh.

“Virus sulit dihindari, tetapi bisa dikalahkan dengan antibodi. Antibodi di dalam tubuh kita ini seperti pabrik. Terkadang jumlahnya banyak, namun terkadang sedikit. Karenanya, supaya produksi antibodi banyak maka seringlah mengonsumsi vitamin C dan E setiap hari. Selain itu, berjemur pada sinar matahari pagi,” paparnya.

Aris menegaskan, kelemahan virus corona dengan sabun. Jika tidak memiliki hand sanitizer, gunakan sabun apa saja. “Sabun cuci piring sekalipun bisa digunakan untuk membunuh virus corona. Dalam waktu 3 sampai 5 menit, virus akan mati oleh sabun,” tegasnya.

Senada dengan dr Aris, Ketua Aliansi Telemedia Indonesia Prof. dr. Purnawan, mengungkapkan salahsatu aktivitas yang dapat dilakukan demi meningkatkan daya tahan tubuh di tengah wabah virus corona, adalah berjemur di bawah sinar matahari. Menurutnya, berjemur cukup dilakukan selama 15 menit.

“ Berjemur itu kita usahakan bukan yang pagi, melainkan jam 10.00 sampai jam 15.00 Wib, dan cukup 15 menit,” tutur Pumawan saat berbicara di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (28/3).

Berjemur, lanjutnya, bukan untuk mematikan virus. Tapi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. “Imunitas,” imbuh dia.

Selain itu, untuk tetap menjaga kesehatan fisik, masyarakat dapat berolahraga di rumah. Sedangkan untuk mengatasi kebosanan selama di rumah, berbagai aktivitas yang dapat dilakukan misalnya berkebun, membersihkan rumah, hingga merintis usaha secara daring atau online. “Masyarakat dapat merintis bisnis pembuatan masker kain,” katanya.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, sebelumnya menyebutkan, masker berbahan dasar kain dapat dijadikan alternatif untuk mencegah penularan virus. “Sebenarnya masker kain sepanjang sampai di rumah kita cuci ya, besok ganti lagi, pakai yang sudah bersih, tidak masalah itu,” ucapnya.

Pumawan lalu menekankan pentingnya berpikir hingga bertindak positif untuk menghadapi wabah Covid-19 ini. “Yang penting kita ini mesti berpikir positif, bersikap positif, bertindak positif,” kata dia.

Ia juga meminta masyarakat mewaspadai tiga sumber penularan Covid-19, yang mungkin dianggap remeh. Yakni barang-barang yang dikirim secara daring, uang tunai, serta interaksi antara cucu dan kakek.

“Barang-barang yang kita terima secara online itu kan kita tidak tahu bagaimana prosesnya, bagaimana yang ngantar, ini harus kita lakukan sebagai benda terinfeksi,” kata Purnawan.

Uang tunai potensial jadi sumber penularan, karena alat tukar itu dipegang oleh banyak orang, berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Oleh karena itu itu perlu perlakuan khusus saat menggunakan uang tunai. “Kalau saya, pegangnya pakai plastik dan saya taruh di tempat khusus di rumah,” lanjut Purnawan.

Ketiga, kelompok berisiko penularan yakni usia lanjut. Untuk itu, kakek atau nenek perlu menerapkan protokol kesehatan selama berinteraksi. “Cucu itu biasanya tahan (virus, Red). Tetapi dia (cucu) menjadi (carrier). Jadi sementara hati-hati jika berhubungan dengan cucu. Selalu waspada, cuci tangan, pakai masker begitu,” sarannya.

Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tetap tinggal di rumah dan melakukan kegiatan produktif dengan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah.

Selama di rumah, masyarakat diminta tetap menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona memutus mata rantai penularan penyakit Covid-19 itu.

Psikosomatis: Sesak Karena Cemas

Anggota Ikatan Psikolog Klinis, Emeldah, menjelaskan soal munculnya gangguan psikosomatis dalam menghadapi wabah virus corona. Penyakit psikosomatik berasal dari stres emosional dan bermanifestasi dalam tubuh sebagai rasa sakit fisik dan gejala lainnya.

“Ketika kita stres, kan kita psikosomatis juga. Jadi kita bingung, ini kok aku sesak, ngerasa sesak. Padahal bisa jadi sesak itu karena cemas,” ungkap Emeldah saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (28/3).

Karena itu, katanya, penting untuk mengetahui gejala penyakit Covid-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan, gejala Covid-19 yang muncul 2-14 hari setelah paparan adalah demam, batuk, dan sesak napas. Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan yang menetap di dada, dan bibir atau wajah kebiru-biruan.

Emeldah mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia otomatis menimbulkan ketidakpastian dan ketakutan. Hal itu dapat berimbas pada kesehatan mental hingga memunculkan rasa cemas. Kecemasan tersebut dapat menimbulkan gejala seperti rasa gelisah, sulit tidur, hingga sulit mengendalikan emosi. Kendati demikian, gejala tersebut dinilai sebagai reaksi yang normal.

“Jadi sebenarnya dengan semua gejala-gejala itu, kalau menurut kami, adalah situasi yang normal. Jadi itu adalah respon yang normal di kondisi yang tidak normal,” ucapnya.

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam menghadapi wabah ini.

Untuk menjaga kesehatan mental, Emeldah menyarankan masyarakat memulai rutinitas baru di rumah agar tetap produktif.

Adapun jumlah kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.285 kasus per Minggu (29/3). Dari jumlah itu, sebanyak 64 orang sembuh dan 114 pasien meninggal dunia. Sementara di Sumut, 14 positif, 2 meninggal, 77 PDP, dan 22 sembuh. (ris/fat/jpnn/kps)

KETERANGAN PERS: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan pers melalui video streaming, Minggu (29/3).
KETERANGAN PERS: Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan pers melalui video streaming, Minggu (29/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah pasien positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia bertambah 130 orang, dengan total 1.285 kasus. Dari jumlah itu, 64 pasien sembuh dan 114 meninggal. Di Sumatera Utara, jumlah kasus positif 14 orang, 2 di antaranya meninggal. Yang sembuh naik menjadi 22 orang, di mana 15 masih dirawat dan 7 dipulangkan. Untuk sembuh, sistem imunitas tubuh dinilai sangat berpengaruh. Untuk itu, mengonsumsi vitamin C dan E serta berjemur di pagi hari, sangat disarankan.

Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Sumut, hingga Minggu (29/3), jumlah orang yang positif Covid-19 di Sumut masih sama dengan data pada hari Sabtu, yaitu 14 orang. Rinciannya, 12 orang masih dirawat di rumah sakit dan 2 orang meninggal dunia.

“Penambahan 1 orang meninggal dunia yang positif ini merupakan pasien yang dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Medan,” ungkap Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan pers melalui video streaming, Minggu sore.

Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 77 orang, sama dengan data Sabtu. “Para PDP tersebut dirawat di 7 kabupaten/kota, yaitu Medan, Pematangsiantar, Tanjungbalai, Deliserdang, Serdangbedagai, Dairi, dan Mandailing Natal,” sambung Aris.

Dari data tersebut, ada tenaga medis yang terpapar Covid-19, baik positif maupun PDP. Namun dia tidak mengungkapkan jumlahnya.

Sedangkan jumlah pasien yang sembuh atau negatif Covid-19, mengalami kenaikan dibanding hari sebelumnya. Hingga Minggu (29/3), tercatat 22 orang sembuh, di mana 15 masih dirawat di rumah sakit rujukan dan 7 dipulangkan. Pada Sabtu (28/3), jumlahnya masih 21 orang, 18 dirawat dan 3 dipulangkan.

Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) menurun drastis dibandingkan hari Sabtu (28/3). Yakni dari 4.064 orang menjadi 2.556 orang. Artinya, terjadi penurunan 1.508 orang atau 58,9 persen.

“Jumlah ODP pada hari Minggu (29/3) sebanyak 2.556 orang. Data tersebut berarti ODP mengalami penurunan 58,9 persen dari hari Sabtu,” ungkap dr Aris.

Menurut Aris, penurunan ODP terjadi dikarenakan masa karantina di rumah selama 14 hari telah selesai.

Stok Antibodi

Dr Aris yang juga Sekretaris Dinkes Sumut ini mengatakan, banyak orang belum sadar akan pentingnya stok antibodi dalam tubuh. Menurutnya, saat ini orang lebih panik karena tidak memiliki masker dan hand sanitizer yang hilang dipasaran. Seharusnya, masyarakat panik ketika antibodi hilang dari tubuh.

“Virus sulit dihindari, tetapi bisa dikalahkan dengan antibodi. Antibodi di dalam tubuh kita ini seperti pabrik. Terkadang jumlahnya banyak, namun terkadang sedikit. Karenanya, supaya produksi antibodi banyak maka seringlah mengonsumsi vitamin C dan E setiap hari. Selain itu, berjemur pada sinar matahari pagi,” paparnya.

Aris menegaskan, kelemahan virus corona dengan sabun. Jika tidak memiliki hand sanitizer, gunakan sabun apa saja. “Sabun cuci piring sekalipun bisa digunakan untuk membunuh virus corona. Dalam waktu 3 sampai 5 menit, virus akan mati oleh sabun,” tegasnya.

Senada dengan dr Aris, Ketua Aliansi Telemedia Indonesia Prof. dr. Purnawan, mengungkapkan salahsatu aktivitas yang dapat dilakukan demi meningkatkan daya tahan tubuh di tengah wabah virus corona, adalah berjemur di bawah sinar matahari. Menurutnya, berjemur cukup dilakukan selama 15 menit.

“ Berjemur itu kita usahakan bukan yang pagi, melainkan jam 10.00 sampai jam 15.00 Wib, dan cukup 15 menit,” tutur Pumawan saat berbicara di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (28/3).

Berjemur, lanjutnya, bukan untuk mematikan virus. Tapi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. “Imunitas,” imbuh dia.

Selain itu, untuk tetap menjaga kesehatan fisik, masyarakat dapat berolahraga di rumah. Sedangkan untuk mengatasi kebosanan selama di rumah, berbagai aktivitas yang dapat dilakukan misalnya berkebun, membersihkan rumah, hingga merintis usaha secara daring atau online. “Masyarakat dapat merintis bisnis pembuatan masker kain,” katanya.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, sebelumnya menyebutkan, masker berbahan dasar kain dapat dijadikan alternatif untuk mencegah penularan virus. “Sebenarnya masker kain sepanjang sampai di rumah kita cuci ya, besok ganti lagi, pakai yang sudah bersih, tidak masalah itu,” ucapnya.

Pumawan lalu menekankan pentingnya berpikir hingga bertindak positif untuk menghadapi wabah Covid-19 ini. “Yang penting kita ini mesti berpikir positif, bersikap positif, bertindak positif,” kata dia.

Ia juga meminta masyarakat mewaspadai tiga sumber penularan Covid-19, yang mungkin dianggap remeh. Yakni barang-barang yang dikirim secara daring, uang tunai, serta interaksi antara cucu dan kakek.

“Barang-barang yang kita terima secara online itu kan kita tidak tahu bagaimana prosesnya, bagaimana yang ngantar, ini harus kita lakukan sebagai benda terinfeksi,” kata Purnawan.

Uang tunai potensial jadi sumber penularan, karena alat tukar itu dipegang oleh banyak orang, berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Oleh karena itu itu perlu perlakuan khusus saat menggunakan uang tunai. “Kalau saya, pegangnya pakai plastik dan saya taruh di tempat khusus di rumah,” lanjut Purnawan.

Ketiga, kelompok berisiko penularan yakni usia lanjut. Untuk itu, kakek atau nenek perlu menerapkan protokol kesehatan selama berinteraksi. “Cucu itu biasanya tahan (virus, Red). Tetapi dia (cucu) menjadi (carrier). Jadi sementara hati-hati jika berhubungan dengan cucu. Selalu waspada, cuci tangan, pakai masker begitu,” sarannya.

Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tetap tinggal di rumah dan melakukan kegiatan produktif dengan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah.

Selama di rumah, masyarakat diminta tetap menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona memutus mata rantai penularan penyakit Covid-19 itu.

Psikosomatis: Sesak Karena Cemas

Anggota Ikatan Psikolog Klinis, Emeldah, menjelaskan soal munculnya gangguan psikosomatis dalam menghadapi wabah virus corona. Penyakit psikosomatik berasal dari stres emosional dan bermanifestasi dalam tubuh sebagai rasa sakit fisik dan gejala lainnya.

“Ketika kita stres, kan kita psikosomatis juga. Jadi kita bingung, ini kok aku sesak, ngerasa sesak. Padahal bisa jadi sesak itu karena cemas,” ungkap Emeldah saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (28/3).

Karena itu, katanya, penting untuk mengetahui gejala penyakit Covid-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan, gejala Covid-19 yang muncul 2-14 hari setelah paparan adalah demam, batuk, dan sesak napas. Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan yang menetap di dada, dan bibir atau wajah kebiru-biruan.

Emeldah mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia otomatis menimbulkan ketidakpastian dan ketakutan. Hal itu dapat berimbas pada kesehatan mental hingga memunculkan rasa cemas. Kecemasan tersebut dapat menimbulkan gejala seperti rasa gelisah, sulit tidur, hingga sulit mengendalikan emosi. Kendati demikian, gejala tersebut dinilai sebagai reaksi yang normal.

“Jadi sebenarnya dengan semua gejala-gejala itu, kalau menurut kami, adalah situasi yang normal. Jadi itu adalah respon yang normal di kondisi yang tidak normal,” ucapnya.

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam menghadapi wabah ini.

Untuk menjaga kesehatan mental, Emeldah menyarankan masyarakat memulai rutinitas baru di rumah agar tetap produktif.

Adapun jumlah kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.285 kasus per Minggu (29/3). Dari jumlah itu, sebanyak 64 orang sembuh dan 114 pasien meninggal dunia. Sementara di Sumut, 14 positif, 2 meninggal, 77 PDP, dan 22 sembuh. (ris/fat/jpnn/kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/