
Dump truk yang diseruduk korban, sepeda motor korban, dan putri korban memegang foto keluarga.
TANJUNGMORAWA, SUMUTPOS.CO – Nahas, Inarsi alias Iin (44) dan anak pertamanya, Niko Pratama (17) tewas, setelah sepeda motor mereka menyeruduk truk yang sedang berhenti. Keduanya tergeletak bersimbah darah di kolong dump truk bermuatan batu krikil itu.
Kejadian yang berlangsung, Selasa (29/4) sekira pukul 05.00 wib, di Jalan Umum Tanjung Morawa-Batang Kuis tepat di depan Panglong Tunas Jaya Desa Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa, seketika ramai.
Keterangan dihimpun, sebelumnya sekira pukul 04.20 Wib, Inarsi dan Niko mengendarai sepeda motor Yamaha Mio Soul BK 5945 LH untuk berbelanja ikan, sayu-mayur dan lain-lain untuk keperluan warung Mama Kembar milik Inarsi. Selesai belanja, Inarsi pun mengajak putranya Niko pulang.
Ketika tiba di lokasi kejadian, Niko tiba-tiba menghantam keras bagian belakang truk yang berhenti di tepi jalan, akibat ban bocor.
Brak..! Seketika itu juga sepeda motor yang dikendarai Niko remuk dan nyungsep ke kolong truk. Begitu pula, Niko dan ibunya tergeletak di kolong truk dengan kondisi luka mengenaskan. Inarsi mengalami luka robek di wajah dan kepala, mengeluarkan darah segar dari kedua telinga tewas di lokasi.
Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut langsung mendatangi lokasi. Warga sekitar pun membawa Inarsi dan Niko yang mengalami luka robek di wajah dan kepala, kedua kaki patah, luka memar di dada, ke RS PTPN II Tanjung Morawa. Namun nahas belum sempat mendapatkan pertolongan Niko yang mengalami luka parah akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Selang tak berapa lama, petugas Sat Lantas Polres DS tiba di lokasi. Petugas pun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengatur kendaraan yang melintas untuk mengurai kemacetan panjang. Guna penyelidikan lebih lanjut, petugas turut mengamankan sopir truk, Khairunizam dan Hamzah untuk dimintai keterangan.
Kepergian Inarsih meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarganya, termasuk Nanang (45) suaminya. Terlebih kedua putri kembarnya, Sella (14) dan Selli (14). Pasalnya hari terakhirnya bersama ibunya bermain bulu tangkis begitu lekat diingatan mereka berdua.
”Mamak jarang mau main bulu tangkis dengan aku dan kakakku Sella,” ungkap Selli dengan nada lirih meceritakan kisah, Senin (28/4) sore itu.
Lanjut Selli, pagi sekira pukul 04.30 Wib sebelum kejadiaan nahas itu dirinya terbangun dan melihat mamaknya dan abangnya mau pergi ke pajak untuk berbelanja keperluan warung. Kala itu, Selli sudah merasakan firasat buruk dan sempat mencoba melarang keduanya pergi.
Namun Inarsi telah mngunci pintu rumah dari luar dan tidak mendengarkan larangan Selli. ”Saat mamak dan abangku mau ke pajak aku terbangun, akupun sempat melarang mamak agar tidak pergi ke pajak. Jika saja mamak dan abang tidak pergi ke pasar mungkin tidak akan terjadi septi ini,” kesal Selli.
Kembali diceritakan Selli, kenangan dirinya bersama Niko semasa hidup ketika selalu bercanda dengan dirinya dan kakaknya, Sella. Bahkan tak jarang Niko iseng sama Sella dan Selli. ”Abang Niko orangnya suka bercanda. Bahkan sering iseng sama aku dan kak Sella,” kenang Selli sembari meneteskan air mata.
Seingat Selli beberapa hari sebelum kejadiaan naas tersebut dirinya sempat menyarankan kepada Niko agar menjadi polisi. Dengan alasan Niko bisa menjadi kebanggaan keluarga dan menjaganya.
Namun Niko yang bercita-cita jadi tentara mengatakan tidak mau jadi Polisi. Niko pun lebih memilih bekerja sebagai buruh pabrik jika cita-citanya sebagai tentara tidak tercapai. ”Abang tidak mau jadi polisi karena pekejaan polisi berat. Abang lebih memilih bekerja sebagai buruh pabrik jika tak jadi tentara,” ungkap Selli.
Slamet (38), adik kandung Inarsih, menuturkan banyak hal janggal yang dilakukan Inarsih, sehari sebelum kepergiannya. Senin (28/4) lalu, Inarsih tampak makan sepiring berdua dengan suaminya. Dan hal itu tak pernah terjadi. “Aku jarang melihat Inarsi dan Nanang makan sepiring berdua,” ungkap Slamet.
NIKO MAU PERPISAHAN DI SEKOLAH
Berdasarkan keterangan Ita (41) kakak ipar Inarsi, yang tinggal di Gudang merah Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam I, menuturkan jika Niko akan perpisahan di SMK Yapim Batang Kuis. Bahkan rencananya pada Minggu (4/5) akan berangkat bersama guru dan teman-teman sekolahnya ke Parapat.
”Niko rencananya akan ikut perpisahan dengan para guru dan teman-teman sekolahnya ke Parapat,” ungkap Ita dengan nada sedih.
Lanjut Ita bercerita dengan mata memerah dan berkaca-kaca dan raut wajah sedih bahwa Niko lah yang selama ini mengatar adik iparnya Inarsih belanja ke pasar. Selain itu Niko juga selalu mengantar Inarsi kemana pun pergi. ”Inarsi selalu meminta Niko untuk mengantarnya kemana pun pergi, bahkan saat Inarsi meninggal Niko pun juga ikut menyusul ibunya,” ungkap Ita.
Sementara itu Kairunizam, sopir truk yang sudah 12 tahun berekerja, menungkapkan saat kejadian tersebut dirinya dan Hamzah, kernetnya, sedang membuka ban belakang sebelah kiri yang pecah. Diirnya pun mengungkapkan di belakang mobil dipasang rambu segitiga dan kondisi jalan pada saat itu terang, sebab truk berhenti di bawah lampu jalan. Selain itu Khairunizam menungkapkan ada temannya yang memberi kode dan mengatur jalan. ”Aku sudah memasang tanda segitiga dan tumpukan sampah sebagai tanda. Selain itu ada teman aku yang mengatur kendaraan yang melintas,” ungkapnya.
Terpisah Kasat Lantas Polres DS, AKP TR Moelana SH Sik melalui Kanit Laka Iptu G Karo-Karo SH mengungkapkan telah mengamankan sepeda motor korban dan dump truk serta sopir dan kernetnya. ”Petugas masih melakukan pemeriksaan terhadap sopir dan kernet dump truk dan status keduanya masih saksi,” ungkapnya. (cr-1/bd)