26 C
Medan
Saturday, July 6, 2024

Suryanation Motorland Battle Seri Kedua Kembali Hadir

“Untuk menentukan motor terbaik di setiap kelas dan kategori, ditentukan oleh juri-juri yang sudah memiliki pengalaman dan jam terbang tinggi sebagai builder. Di antaranya, Indra Pranajaya (Razzle Dazzle Chopper Works Bandung), Lulut Wahyudi (Retro Classic Cycle Yogyakarta) dan Bimo Hendrawan (Bimo Custombikes Jakarta),” sebutnya.

Ditambahkannya, melalui event ini harapannya bisa menjadi salah satu tolak ukur perkembangan custom culture di Medan. Selain itu, menjadi salah satu acara yang selalu ditunggu setiap tahunnya.

Sementara, salah seorang juri, Bimo mengatakan, Medan merupakan salah satu kota di Pulau Sumatera yang memiliki kultur roda dua yang sangat kuat karena sejarahnya. Kehadiran acara ini sangat bagus untuk mengasah kemampuan berkompetisi builder lokal di sini, sehingga bisa bersaing dengan builder di kota lain. “Adanya perkembangan dari sisi kualitas peserta yang ikut di seri pertama Palembang sehingga diharapkan di seri kedua Medan ini persaingan juga menjadi lebih ketat,” tuturnya.

Bimo menyebutkan, pada seri kedua ini sebanyak 137 peserta yang ambil bagian dari 160 pendaftar. Para peserta tidak hanya dari Kota Medan saja tetapi luar kota juga seperti Bengkulu dan Pekanbaru.

“Dibanding 2017, dari segi kualitas lebih baik. Namun, memang dari segi jumlah berkurang karena tahun sebelumnya mencapai 140 peserta. Akan tetapi, bukan kuantitas yang diutamakan tetapi kualitas,” ujarnya.

Menurut dia, dalam ajang ini tidak hanya sekedar menjadi juara tetapi berkualitas. Dengan begitu, dapat membuka lapangan kerja. “Pemenang terbaik nantinya akan mengikuti best of the best di Surabaya. Kita tidak hanya berbicara masalah motor modifikasi, tetapi menyangkut juga bagaimana menghandle bengkel. Tidak hanya membuat motor bagus namun manajemen bengkelnya juga,” pungkasnya. (ris/ila)

 

 

 

 

“Untuk menentukan motor terbaik di setiap kelas dan kategori, ditentukan oleh juri-juri yang sudah memiliki pengalaman dan jam terbang tinggi sebagai builder. Di antaranya, Indra Pranajaya (Razzle Dazzle Chopper Works Bandung), Lulut Wahyudi (Retro Classic Cycle Yogyakarta) dan Bimo Hendrawan (Bimo Custombikes Jakarta),” sebutnya.

Ditambahkannya, melalui event ini harapannya bisa menjadi salah satu tolak ukur perkembangan custom culture di Medan. Selain itu, menjadi salah satu acara yang selalu ditunggu setiap tahunnya.

Sementara, salah seorang juri, Bimo mengatakan, Medan merupakan salah satu kota di Pulau Sumatera yang memiliki kultur roda dua yang sangat kuat karena sejarahnya. Kehadiran acara ini sangat bagus untuk mengasah kemampuan berkompetisi builder lokal di sini, sehingga bisa bersaing dengan builder di kota lain. “Adanya perkembangan dari sisi kualitas peserta yang ikut di seri pertama Palembang sehingga diharapkan di seri kedua Medan ini persaingan juga menjadi lebih ketat,” tuturnya.

Bimo menyebutkan, pada seri kedua ini sebanyak 137 peserta yang ambil bagian dari 160 pendaftar. Para peserta tidak hanya dari Kota Medan saja tetapi luar kota juga seperti Bengkulu dan Pekanbaru.

“Dibanding 2017, dari segi kualitas lebih baik. Namun, memang dari segi jumlah berkurang karena tahun sebelumnya mencapai 140 peserta. Akan tetapi, bukan kuantitas yang diutamakan tetapi kualitas,” ujarnya.

Menurut dia, dalam ajang ini tidak hanya sekedar menjadi juara tetapi berkualitas. Dengan begitu, dapat membuka lapangan kerja. “Pemenang terbaik nantinya akan mengikuti best of the best di Surabaya. Kita tidak hanya berbicara masalah motor modifikasi, tetapi menyangkut juga bagaimana menghandle bengkel. Tidak hanya membuat motor bagus namun manajemen bengkelnya juga,” pungkasnya. (ris/ila)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/