MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca kebakaran 19 rumah di Jalan Emas, Kel. Pandau Hulu II, Kec. Medan Area warga dikejutkan dengan kemunculan Tjong Pak Tjie alias Acek (58). Bersama seorang suhu (ahli pengobatan, supranatural), pria yang sempat dicurigai warga itu melakukan ritual menjemput roh anaknya, Merry alias Melly (21).
“Tadi jam 10 pagi dia datang sama rombongannya, makanya kami terkejut juga dia datang ke sini. Bawa Suhu dia itu datang,” kata Burhan yang ditemui, Kamis (29/5) siang.
Acek terlihat di areal rumahnya yang telah jadi puing-puing. Menurut suhu itu, roh Merry yang tewas dalam peristiwa kebakaran masih berada di sekitar puing bangunan. “Tadi bawa suhu dia, katanya mau menjemput roh anaknya itu. Cuma kami ya tak begitu pedulikan kali,” kata seorang wanita yang ada di sekitar lokasi.
Usai melakukan ritual ‘menjemput roh’, Acek beserta rombongannya meninggalkan lokasi. Dari situ, Acek langsung menuju ke Balai Persemayaman Hendy Wijaya di Jl. Bakaran Batu.
Saat disambangi ke balai persemayaman tersebut, Acek enggan berkomentar dan terkesan marah saat ditemui awak koran ini. “Apalagi kau tanya-tanya, apa saja kalian buat di situ. Sudahlah, tak ada lagi mau ku jawab,” katanya seraya berlalu dan masuk ke dalam ruangan dimana jasad Merry disemayamkan.
Rencananya jasad Merry akan dimakamkan dan tidak dikremasi oleh pihak keluarga. Hal tersebut dikatakan salah satu rekan Acek yang merupakan pekerja di balai persemayaman tersebut. “Tidak dikremasi itu, kayaknya dimakamkan. Dan mungkin besok dimakamkan, cuma belum tau dimana. Karena yang saya dengar itu tadi,” kata rekan Acek yang enggan namanya di korankan.
Sementara itu, korban kebakaran lainnya seakan tak terima dengan Acek yang belum ditahan pihak kepolisian. Semula, warga mengira jika Acek sudah ditangkap dan ditahan tak lama setelah kebakaran terjadi. Namun Acek hanya diamankan dan diperiksa sebagai saksi. “Kami kira sudah ditahan, rupanya hanya diamankan aja. Karena pas kebakaran dia ditangkap langsung,” celoteh seorang warga yang kini menetap di tenda darurat di sekitar lokasi kebakaran.
Di sekitar lokasi, tampak para korban menjalankan aktifitas di bawah keterbatasan. Para pengguna jalan pun tak jarang singgah untuk memberikan bantuan berupa uang yang diserahkan pada posko relawan.
Tak ada keluhan para korban terkait bahan makanan, namun para korban mengeluhkan pembangunan kembali kediaman mereka yang kini tinggal puing-puing.
“Kalau dari bahan makanan sejauh ini bisa teratasi ya, ada bantuan dari masyarakat dan Pemko Medan. Tapi warga mengeluhkan soal bantuan berupa bahan bangunan supaya bisa kembali mendirikan rumah yang sudah rusak parah,” kata Kepling X M. Sitorus Pane saat ditemui di sekitar tenda penampungan.
Sementara dari hasil pemeriksaan kepolisian belum bisa menyimpulkan kasus kebakaran tersebut lantaran menunggu tim Labfor Polda Sumut yang tampak masih bekerja di sekitar puing-puing.
“Kita menunggu hasil dari Tim Labfor ya, kan masih bekerja itu di lokasi,” kata Kapolsek Medan Area Kompol Rama S Putra.
Dikonfrontir soal keterangan beberapa warga di lokasi bahwa Acek merupakan dalang kebakaran lantaran sengaja membakar rumah hingga menewaskan Merry, Rama mengatakan jika sejauh ini pihaknya masih memeriksa 5 orang saksi.
“Ada 5 saksi yang sudah kita periksa ya, terlalu dini jika kita simpulkan itu. Dan belum menjurus ke situ. Kita kan tidak bisa menduga-duga, tunggu hasil Labfor dulu ya,” kata perwira lulusan Akpol 2001 ini. (wel/bar/bd)