MATARAM, SUMUTPOS.CO – Gempa berkekuatan 6,4 SR membuat ratusan pendaki terjebak di Gunung Rinjani. Satu orang pendaki dinyatakan meninggal dunia. Dia adalah Muhammad Ainul Taksim, 25 tahun asal Makassar.
Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram I Gusti Lanang Wiswananda menjelaskan, lokasi kejadian ada di jembatan kedua Pelawangan menuju Danau Segara Anak. Sebelum meninggal korban panik saat gempa terjadi. Korban dan teman-temanya berlarian, ketika gempa sudah mereda, korban ditemukan sudah meninggal. ”Ada perdarahan di kepala,” terang Gusti Lanang.
Gusti Lanang menjelaskan, setelah menggelar rapat koordinasi antara BPBD, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), dan Basarnas di posko Kecamatan Bayan, dipastikan pendakian sudah klir dari pelawangan Senaru sampai jebak gawah. Total pengunjung 820 orang sejak tanggal 27 Juli. Tapi 125 orang pendaki sudah turun. ”Jalur Senaru tertutup,” katanya.
Sementara di Jalur Sembalun, tercatat 362 orang turun dari Sembalun, termasuk wisatawan asing maupun wisatawan nusantara, termasuk para porter. Tapi update hingga pukul 16:40 Wita, pendaki yang sudah turun lewat Sembalun 429 orang. Sehingga tersisa 266 orang dari keseluruhan 820 pendaki. ”Jalur Sembalun disarankan jadi alternatif evakuasi,” jelasnya.
Hal itu dibenarkan Saharudin, salah seorang petugas TNGR, para pendaki saat ini berada di posisi antara Danau Segare Anak dan Pelawangan Sembalun. Jumlah mereka 266 orang pendaki termasuk korban yang meninggal dunia. ”Jalur turun tertutup karena longsor. Demikian juga dengan jalur puncak terdapat longsoran,” terangnya.
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho merilis, berdasarkan data Balai TNGR jumlah pendaki ke Gunung Rinjani tercatat 820 jiwa, baik wisatawan asing dan nusantara. Laporan dari TNGR Resor Senaru sebanyak 115 orag wisatawan asing sudah turun di Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Proses evakuasi pendaki masih dilakukan petugas TNGR, Kantor SAR Mataram, Brimob Polri NTB dan relawan.
Terpisah, Kepala Balai TNGR Sudiyono membenarkan, evakuasi pendaki akan dilakukan pagi ini. Balai TNGR bersama pemerintah daerah, Basarnas, Polres setempat sudah membentuk tim evakuasi. Tapi pencarian tidak mungkin dilakukan kemarin karena terkendala gempa susulan yang terus terjadi. Selain itu jalur pendakian juga terkena longsoran. ”Evakuasi hanya bisa dilakukan lewat Sembalun karena pintu lain terkena longsor,” ujarnya.
Kendala lain yang dihadapi, banyak guide porter yang keluarganya menjadi korban sehingga tidak bisa ikut melakukan evakuasi. Sehingga evakuasi tidak bisa langsung dilakukan.
Dengan situasi saat ini, Ia memastikan pendakian ke Rinjani ditutup sementara, sampai kondisi kembali normal. Jika sudah dianggap layak, Balai TNGR akan membuka pendakian kembali. (ili/jpg)