25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Gempa 6,4 SR Guncang NTB, 15 Orang Tewas

Seorang pria mengalami luka di kepalanya setelah tertimpa bangunan akibat gempa di NTB.

 Sampai Sore, 133 Kali Gempa Susulan

Hingga pukul 15.00 Wita kemarin, gempa masih terus terjadi. Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 133 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. Karena itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada terhadap ancaman gempa susulan meskipun dengan intensitas dan magnitude yang kecil.

”Kami meminta masyarakat tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik,” imguh Dwikorita, kemarin (29/7).

Gempa bumi tektonik mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu pagi  dengan kekuatan 6,4 SR. Gempa yang terjadi pukul 06.47 Wita tersebut terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT. Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, pada kedalaman 24 km.

Dwikorita meminta masyarakat tidak mempercayai berita hoax pasca gempa. Hingga saat ini BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta. Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur, BMKG melalui akun twitter akan terus menginformasikan perkembangan gempa.

Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi di Lombok merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Gempa bumi dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Guncangan gempa dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI). Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI). Sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.

Dengan masih adanya gempa-gempa susulan, masyarakat dihimbau tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama. ”Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” imbuh Dwikorita. (ili/jpg)

Seorang pria mengalami luka di kepalanya setelah tertimpa bangunan akibat gempa di NTB.

 Sampai Sore, 133 Kali Gempa Susulan

Hingga pukul 15.00 Wita kemarin, gempa masih terus terjadi. Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 133 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. Karena itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada terhadap ancaman gempa susulan meskipun dengan intensitas dan magnitude yang kecil.

”Kami meminta masyarakat tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik,” imguh Dwikorita, kemarin (29/7).

Gempa bumi tektonik mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu pagi  dengan kekuatan 6,4 SR. Gempa yang terjadi pukul 06.47 Wita tersebut terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT. Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, pada kedalaman 24 km.

Dwikorita meminta masyarakat tidak mempercayai berita hoax pasca gempa. Hingga saat ini BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta. Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur, BMKG melalui akun twitter akan terus menginformasikan perkembangan gempa.

Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi di Lombok merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Gempa bumi dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Guncangan gempa dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI). Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI). Sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.

Dengan masih adanya gempa-gempa susulan, masyarakat dihimbau tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama. ”Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” imbuh Dwikorita. (ili/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/