LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Sebuah fenomena mistis, Senin (29/9) menggegerkan SMPN 1 Lubuk Pakam. Saat berlangsung upacara bendera, tiba-tiba seorang siswa kesurupan arwah mantan guru yang menunggui sekolah itu, dan secara berantai merasuki puluhan siswa lainnya.
Kehebohan berlangsung sejak pukul 08.00 wib, di tengah berlangsungnya upacara bendera rutin pada hari Senin. Tiba-tiba saja Bima, murid kelas VIII F jatuh pingsan dan kesurupan.
Dalam hitungan menit, satu per satu siswa ikut kesurupan, di antaranya, Puspa Mahardika kelas IX D, Bayu Agung kelas IX E, Nurmala boru Purba, Sabrina Miranda kelas VIII D, Mutiara Yolanda kelas VII B, Kartini MPW boru Sinaga dan Sisi Nurhalizah keduanya kelas IX Bil 2, Rulianti boru Hutajulu kelas IX F dengan menunjuk ruang kelas yang sedang direhab yakni kelas VIII A yang dulunya merupakan ruangan kelas IX G.
Mendapati peristiwa di luar nalar manusia itu, para guru dan siswa lainnya menjadi panik. Para korban kesurupan satu per satu digotong ke ruang guru. Kesibukan itu membuat proses belajar mengajar terpaksa ditiadakan.
Dari puluhan murid yang kesurupan yang paling parah dialami oleh Rulianti boru Hutajulu. Sejak kesurupan pagi, Rulianti baru sadarkan diri sekitar pukul 13.00 Wib.
Saat kesurupan, Rulianti menangis terisak-isak dan menjerit-jerit serta menunjuk sudut ruangan guru tanpa menyebutkan permintaannya. Beberapa guru dibantu Admajaya Limbeng pelajar kelas IX D mencoba menyadarkan Rulianti dengan memeberinya minum air mineral, mengusuk jari tangan dan kaki serta membacakan doa yang juga melibatkan ‘orang pintar’.
Saat para murid yang kesurupan ditanyai oleh guru maupun murid lainnya, Rulianti, Sisi Nurhalizah, Kartini MPW Sinaga menyebut jika arwah yang datang itu mengaku bernama Suryati Makmur.
Informasi yang dihimpun, dulunya ada seorang guru wanita bernama Suryati Makmur, dulunya bertugas di sekolah itu sebagai guru bimbingan penyuluhan (BP) yang sekarang berubah nama menjadi konseling. Suryati Makmur ini sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu akibat menderita sakit dengan kondisi perut membesar, namun tidak sedang hamil.
Penuturan Admajaya Limbeng, pernah suatu ketika karena ada kegiatan sekolah dirinya terpaksa pulang malam hari. Ketika itu berkisar pukul 18.00 Wib pintu depan ruangan guru tiba-tiba tertutup sendiri meski pada saat itu tidak ada angin. Saat menyusun barang peralatan sekolah, pintu belakang ruangan guru mendadak terbuka padahal sebelumnya Admajaya telah menutup pintu itu.
Selain itu, saat Admajaya mau keluar dari Gang Senggol yang berada antara ruangan kelas VIII H dan VIII G, Admajaya melihat sosok lelaki pakaian dinas warna hijau yang merupakan seragam PNS. Padahal saat itu tidak ada lagi orang di sekitar tempat itu.
Merasa takut, Admajaya pun buru-buru keluar dari lokasi sekolah dan sepertinya sosok yang dilihatnya itu terus mengikutinya. “Aku terpaksa buru-buru keluar sambil berteriak memanggil penjaga sekolah agar membuka pintu pagar depan,” ungkap Admajaya.
Sekitar pukul 14.00 Wib seluruh murid yang kesurupan itu pun akhirnya dijemput orangtua masing-masing. Rulianti boru Hutajulu saat dinaikkan ke atas becak motor kondisinya tampak lemah akibat kesurupan itu. Orangtuanya maupun guru serta temannya tetap menyarankan untuk berdoa. Saat ditanyai, Rulianti pun masih bisa menyebutkan namanya. (man/bd)