28 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Ejek Anak SBY, Demokrat Tak Anggap Ruhut Lagi

Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos Ketua DPP Demokrat, Ruhut Sitompul.
Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos
Ketua DPP Demokrat, Ruhut Sitompul.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perseteruan elit Partai Demokrat dengan Ruhut Sitompul makin panas. Saling serang “berbalas pantun” dipertontonkan di hadapan publik. Kali ini giliran Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan dan Roy Suryo buka suara.

Syarief Hasan menegaskan, partainya sudah tidak menganggap Ruhut Sitompul sebagai anggota lagi. Hal itu setelah Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) disebut oleh Ruhut sebagai tukang parkir.

“Partai Demokrat sudah tidak menganggap Ruhut,” ujar Syarief ketika duhubungi, Kamis (29/9).

Dia menambahkan, masyarakat dan internal Partai Demokrat sudah bisa menilai bagaimana arogansi dari Ruhut Sitompul.

Karenanya, sudah ada alasan kuat bagi Ibas untuk mempersilahkan Ruhut keluar dari partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Apalagi, kata dia, Ruhut tidak taat terhadap perintah partai agar kadernya membantu memenangkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

“Kepribadiannya dan perilakunya jauh dari etika dan kesopanan Partai Demokrat,” tegasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat lainnya, Roy Suryo juga menyebut Ruhut sudah tidak dianggap lagi oleh Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mantan menteri pemuda dan olah raga itu menambahkan, Ruhut sudah dua dua bulan lalu tidak dilibatkan lagi dalam kegiatan-kegiatan PD. Karenanya, pengakuan Ruhut sebagai politikus PD kesayangan SBY jelas tidak benar.

“Kalau masih ngaku-ngaku biar publik ketawa saja deh menilai sikapnya. Dia cari-cari panggung saja,” tegasnya.

Kalaupun Ruhut mengaku sebagai menteri politik, hukum dan keamanan di PD, Roy menepisnya. Sebab, Ruhut hanya sebagai ketua divisi. “Dia itu hanya salah satu ketua divisi, jadi tidak samalah. Saya senyum saja, biar masyarakat yang menilai,” katanya.

Roy juga yakin, partainya pasti menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap Ruhut Sitompul. Pasalnya, manuver Ruhut sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Ditegaskannya, Komite Pengawas dan Dewan Kehormatan PD yang menangani proses pemecatan Ruhut.

“Dulu saya anggota dewan kehormatan. Sekarang saya sudah jadi waketum. Saya tahu itu (pemecatan, red) sedang diproses di sana (dewan kehormatan, red),” ujarnya.

Menurut Roy, pernyataan Ruhut yang menyebut putra SBY, Edhie Baskoro alias Ibas selevel tukang parker, jelas tidak bisa dimaafkan. Padahal, Ibas adalah ketua Fraksi PD di DPR yang juga menaungi Ruhut.

“Masa dia (Ruhut, red) sampai mengatakan ketua fraksi kami, Mas Ibas tukang parkir. Itu ‘kan sudah keterlaluan,” tegas Roy.

Mantan menteri pemuda dan olahraga itu menambahkan, kesalahan Ruhut menyelang elite PD bukan sekali ini saja. Sebab, Ruhut yang duduk kini di Komisi III DPR pernah menyebut Nurhayati Ali Assegaf dengan sebutan Mbak Lampir.

Ruhut juga pernah menyerang dua elite PD lainnya, yakni Syafier Hasan dan Amir Syamsuddin. Roy sendiri juga jadi sasaran Ruhut. “Semua orang diserang kita senyum saja. Orang kader semacam itu buat apa di partai?” kata Roy dengan nada kesal.

Pria asal Yogyakarta itu pun meyakini pemecatan Ruhut tak akan berimbas pada elektabilitas partainya.

Sebab, pihak yang menuntut agar Ruhut dipecat juga kader-kader PD di bawah.

“Mulai dari Indonesia Timur, Barat, Papua, Aceh itu banyak yang (menyuarakan) petisi. Hampir semua WA (WhatsApp) grup di dalam internal rata-rata berisi itu (pemecatan Ruhut, red). Sudah kelihatan dan masyarakat juga sudah bisa menilai,” pungkas Roy.

Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos Ketua DPP Demokrat, Ruhut Sitompul.
Foto: Mustafa Ramli/Jawa Pos
Ketua DPP Demokrat, Ruhut Sitompul.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perseteruan elit Partai Demokrat dengan Ruhut Sitompul makin panas. Saling serang “berbalas pantun” dipertontonkan di hadapan publik. Kali ini giliran Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan dan Roy Suryo buka suara.

Syarief Hasan menegaskan, partainya sudah tidak menganggap Ruhut Sitompul sebagai anggota lagi. Hal itu setelah Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) disebut oleh Ruhut sebagai tukang parkir.

“Partai Demokrat sudah tidak menganggap Ruhut,” ujar Syarief ketika duhubungi, Kamis (29/9).

Dia menambahkan, masyarakat dan internal Partai Demokrat sudah bisa menilai bagaimana arogansi dari Ruhut Sitompul.

Karenanya, sudah ada alasan kuat bagi Ibas untuk mempersilahkan Ruhut keluar dari partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Apalagi, kata dia, Ruhut tidak taat terhadap perintah partai agar kadernya membantu memenangkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

“Kepribadiannya dan perilakunya jauh dari etika dan kesopanan Partai Demokrat,” tegasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat lainnya, Roy Suryo juga menyebut Ruhut sudah tidak dianggap lagi oleh Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mantan menteri pemuda dan olah raga itu menambahkan, Ruhut sudah dua dua bulan lalu tidak dilibatkan lagi dalam kegiatan-kegiatan PD. Karenanya, pengakuan Ruhut sebagai politikus PD kesayangan SBY jelas tidak benar.

“Kalau masih ngaku-ngaku biar publik ketawa saja deh menilai sikapnya. Dia cari-cari panggung saja,” tegasnya.

Kalaupun Ruhut mengaku sebagai menteri politik, hukum dan keamanan di PD, Roy menepisnya. Sebab, Ruhut hanya sebagai ketua divisi. “Dia itu hanya salah satu ketua divisi, jadi tidak samalah. Saya senyum saja, biar masyarakat yang menilai,” katanya.

Roy juga yakin, partainya pasti menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap Ruhut Sitompul. Pasalnya, manuver Ruhut sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Ditegaskannya, Komite Pengawas dan Dewan Kehormatan PD yang menangani proses pemecatan Ruhut.

“Dulu saya anggota dewan kehormatan. Sekarang saya sudah jadi waketum. Saya tahu itu (pemecatan, red) sedang diproses di sana (dewan kehormatan, red),” ujarnya.

Menurut Roy, pernyataan Ruhut yang menyebut putra SBY, Edhie Baskoro alias Ibas selevel tukang parker, jelas tidak bisa dimaafkan. Padahal, Ibas adalah ketua Fraksi PD di DPR yang juga menaungi Ruhut.

“Masa dia (Ruhut, red) sampai mengatakan ketua fraksi kami, Mas Ibas tukang parkir. Itu ‘kan sudah keterlaluan,” tegas Roy.

Mantan menteri pemuda dan olahraga itu menambahkan, kesalahan Ruhut menyelang elite PD bukan sekali ini saja. Sebab, Ruhut yang duduk kini di Komisi III DPR pernah menyebut Nurhayati Ali Assegaf dengan sebutan Mbak Lampir.

Ruhut juga pernah menyerang dua elite PD lainnya, yakni Syafier Hasan dan Amir Syamsuddin. Roy sendiri juga jadi sasaran Ruhut. “Semua orang diserang kita senyum saja. Orang kader semacam itu buat apa di partai?” kata Roy dengan nada kesal.

Pria asal Yogyakarta itu pun meyakini pemecatan Ruhut tak akan berimbas pada elektabilitas partainya.

Sebab, pihak yang menuntut agar Ruhut dipecat juga kader-kader PD di bawah.

“Mulai dari Indonesia Timur, Barat, Papua, Aceh itu banyak yang (menyuarakan) petisi. Hampir semua WA (WhatsApp) grup di dalam internal rata-rata berisi itu (pemecatan Ruhut, red). Sudah kelihatan dan masyarakat juga sudah bisa menilai,” pungkas Roy.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/