31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pedagang Sayur Sutomo Dikutip Rp20 Juta

Foto: AMINOER RASYID/SUMUT POS Sejumlah pedagang memenuhi badan jalan di Jalan Sutomo Medan, beberapa waktu lalu. Pedagang sayur ini dipindahkan ke Pasar Induk Lau Cih.
Foto: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Sejumlah pedagang memenuhi badan jalan di Jalan Sutomo Medan, beberapa waktu lalu. Pedagang sayur ini dipindahkan ke Pasar Induk Lau Cih.

Sutomo Kumuh

Sekretaris Daerah Medan Syaiful Bahri mengakui relokasi pedagang ke Pasar Induk harus dilihat dari sisi positif. Di mana, pemindahan pedagang untuk lebih melakukan penataan.

Kondisi pedagang saat ini, paparnya sudah melanggar aturan karena berjualan dibadan jalan. Di mana, dalam pasar 38/2004 tentang jalan pada pasal 11 dan 12 sangat jelas disebutkan ruang manfaat jalan dan ada larangan yang membuat terganggunya aktivitas jalan. Bahkan, pada pasal 63 ada sanksi pidana yang dibuat.

“Masyarakat di seputaran Jalan Sutomo sudah keberatan dengan keberadaan pedagang karena lokasi tersebut terlihat kumuh. Pemko Medan akhirnya membuat keputusan membangun pasar Induk, kini sudah bisa ditempati dan lebih bersih serta cantik,” cetusnya kepada Sumut Pos, Senin (30/3).

Guna menghindari terjadinya pelanggaran yang berkelanjutan, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Medan itu menyebutkan, penataan kota lebih diutamakan. Seperti membuat pasar Induk di Lau Chi, Medan Tuntungan yang mampu menampung 2 ribu lebih pedagang. Bangunan itu pun dibangun dengan biaya hampir Rp60 miliar yang bersumber dari APBD Kota Medan.

Lebih lanjut, dia menyebutkan, pemindahan pedagang tujuannya hanya untuk penataan kota, di mana kawasan Medan Tuntungan sangat tepat sebagai pintu masuk sayur-mayur asal Karo yang akan dijual Kota Medan. Karena selain pasar induk di Lau Chi akan ada pengembangan pasar di kawasan Seruwai, Medan Labuhan.

“Jadi akan hidup perekonomian baru secara siginifikan di kawasan-kawasan seperti Medan Tuntungan,” katanya.

Dia menyebutkan, apabila kawasan Lau Chi, Medan Tuntungan sudah ramai, maka akan banyak investor berinvestasi di kawasan tersebut dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Secara otomatis, kesejahteraan masyarakat akan bertambah. “Jadi pusat perekonomian tidak berpusat di tengah Kota, melainkan didaerah pinggiran,” paparnya.

Penataan Kota, papar Syaiful, akan memberikan manfaat bagi Pemko Medan dari sisi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). “Semakin besar PAD yang diterima, maka akan bisa mempercepat pembangunan wilayah,” sebutnya.

Disisi lain kondisi Jalan Sutomo yang sebelumnya mencekam, dini hari tadi mulai berangsur melunak. Kondisi terakhir pukul 01.00 dini hari, hanya terlihat personel gabungan dari TNI Polri serta Satpol PP yang melakukan penjagaan. Meski begitu pekerja buruh bongkar muat barang masih terlihat menaiki becaknya sembari menunggu pedagang masuk.(prn/rbb)

Foto: AMINOER RASYID/SUMUT POS Sejumlah pedagang memenuhi badan jalan di Jalan Sutomo Medan, beberapa waktu lalu. Pedagang sayur ini dipindahkan ke Pasar Induk Lau Cih.
Foto: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Sejumlah pedagang memenuhi badan jalan di Jalan Sutomo Medan, beberapa waktu lalu. Pedagang sayur ini dipindahkan ke Pasar Induk Lau Cih.

Sutomo Kumuh

Sekretaris Daerah Medan Syaiful Bahri mengakui relokasi pedagang ke Pasar Induk harus dilihat dari sisi positif. Di mana, pemindahan pedagang untuk lebih melakukan penataan.

Kondisi pedagang saat ini, paparnya sudah melanggar aturan karena berjualan dibadan jalan. Di mana, dalam pasar 38/2004 tentang jalan pada pasal 11 dan 12 sangat jelas disebutkan ruang manfaat jalan dan ada larangan yang membuat terganggunya aktivitas jalan. Bahkan, pada pasal 63 ada sanksi pidana yang dibuat.

“Masyarakat di seputaran Jalan Sutomo sudah keberatan dengan keberadaan pedagang karena lokasi tersebut terlihat kumuh. Pemko Medan akhirnya membuat keputusan membangun pasar Induk, kini sudah bisa ditempati dan lebih bersih serta cantik,” cetusnya kepada Sumut Pos, Senin (30/3).

Guna menghindari terjadinya pelanggaran yang berkelanjutan, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Medan itu menyebutkan, penataan kota lebih diutamakan. Seperti membuat pasar Induk di Lau Chi, Medan Tuntungan yang mampu menampung 2 ribu lebih pedagang. Bangunan itu pun dibangun dengan biaya hampir Rp60 miliar yang bersumber dari APBD Kota Medan.

Lebih lanjut, dia menyebutkan, pemindahan pedagang tujuannya hanya untuk penataan kota, di mana kawasan Medan Tuntungan sangat tepat sebagai pintu masuk sayur-mayur asal Karo yang akan dijual Kota Medan. Karena selain pasar induk di Lau Chi akan ada pengembangan pasar di kawasan Seruwai, Medan Labuhan.

“Jadi akan hidup perekonomian baru secara siginifikan di kawasan-kawasan seperti Medan Tuntungan,” katanya.

Dia menyebutkan, apabila kawasan Lau Chi, Medan Tuntungan sudah ramai, maka akan banyak investor berinvestasi di kawasan tersebut dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Secara otomatis, kesejahteraan masyarakat akan bertambah. “Jadi pusat perekonomian tidak berpusat di tengah Kota, melainkan didaerah pinggiran,” paparnya.

Penataan Kota, papar Syaiful, akan memberikan manfaat bagi Pemko Medan dari sisi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). “Semakin besar PAD yang diterima, maka akan bisa mempercepat pembangunan wilayah,” sebutnya.

Disisi lain kondisi Jalan Sutomo yang sebelumnya mencekam, dini hari tadi mulai berangsur melunak. Kondisi terakhir pukul 01.00 dini hari, hanya terlihat personel gabungan dari TNI Polri serta Satpol PP yang melakukan penjagaan. Meski begitu pekerja buruh bongkar muat barang masih terlihat menaiki becaknya sembari menunggu pedagang masuk.(prn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/