Dana Dihabiskan hingga Rp300 Miliar
MEDAN-Ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan pemudik dari luar kota telah hadir di Sumatera Utara (Sumut). Bandara Polonia Medan sebagai pintu gerbang penuh sesak. Dan, kondisi itu makin diperparah oleh tingginya angka warga Sumut yang berlibur ke luar negeri. Tercatat, 19 ribu warga meninggalkan Medan di ujung tahun ini.
“Jumlah penumpang yang berangkat melalui Bandara Polonia dengan tujuan luar negeri dalam kurun waktu libur Natal dan Tahun Baru 2013 tercatat kira-kira 19.000 orang,” terang Prio Ambardi, Kepala Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru Bandara Polonia Medan, yang juga Staff Airport Duty Manager Bandara Polonia Medan, kemarin.
Angka itu, menurut Prio, cukup meningkat tajam. Setidaknya mencapai 140 persen dari tahun lalu.
Keberangkatan warga yang tercatat mulai 22-30 Desember itu didominasi tujuan Malaysia, Singapura, dan Thailand.
“Untuk Terminal Keberangkatan International, pada tahun 2011 sebanyak 21 pesawat dan jumlah penumpang 1143 orang per hari. Pada tahun 2012 ini sebanyak 22 pesawat dan jumlah penumpang 2843 orang per hari. Dari data ini, pada tahun ini, sekitar 140 persen banyak warga yang berlibur keluar negeri,” jelasnya.
Disinggung mengenai harga tiket, Prio Ambardi menegaskan, harga tiket masih sesuai dengan batas atas sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM/26/2012 tertanggal 14 April 2010 yakni Rp1.847.000. “Kalau harga tiket dijual Rp1.700.000 atau Rp1800.000 an, itu masih wajar,” akunya.
Menyadari hal itu, pengamat ekonomi Sihol Nababan buka suara. Dia pun langsung membuat hitung-hitungan dana yang dikeluarkan warga yang keluar negeri tadi. Hasilnya, cukup mencengangkan. “Jika dirata-ratakan setiap warga mengeluarkan 15 juta rupiah saja, maka uang yang keluar mencapai 300 miliar. Jadi, bisa bayangkan dana yang berpindah itu?” katanya, kemarin.
Hal ini membuat Sihol miris. Pembantu Rektor Universitas HKBP Nommensen itu pun berharap perhatian pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Menurut Sihol, seharusnya dana yang dikeluarkan ke negeri orang itu bisa ditahan di Sumut. Syaratnya, potensi wisata di Sumut harus ditingkatkan. “Saat ini kita lebih mudah berangkat ke luar negeri daripada bepergian di Indonesia,” paparnya.
Sihol menambahkan bahwa paket-paket liburan ke luar negeri memang mudah untuk diakses, sementara liburan semisal even seperti Pesta Danau Toba seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk menggaet wisatawan domestik. Namun nyatanya, even-even yang dilakukan oleh dinas pariwisata baik untuk tingkat kabupaten/kota maupun provinsi belum menghasilkan apa pun.
Seiring dengan itu, meski banyak warga yang meninggalkan Medan dan sekitarnya, bukan berarti pihak keamanan bisa bersantai. Bukan rahasia lagi kejahatan bisa tercipta kalau ada kesempatan. Kawasan yang sepi menjadi lahan yang menggiurkan bai orang-orang terntu. Untuk itu, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) mengerahkan sebanyak 3.347 personel kepolisian untuk melakukan pengamanan pada malam menjelang pergantian tahun. Hal tersebut disampaikan Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Raden Heru Prakoso, kepada Sumut Pos, Minggu (30/12) petang.
Heru menyebutkan, pengamanan ini masih menjadi rangkaian Operasi Lilin Toba 2012, yang dilaksanakan sejak Natal 2012 hingga tahun baru 2013. Personel tersebut akan ditempatkan di beberapa pusat keramaian dan objek vital di Sumatera Utara, khususnya Medan. “Tempat ibadah, lokasi keramaian dan kantor perwakilan asing menjadi titik fokus utama penjagaan,” ujarnya.
Secara khusus di Kota Medan, sejumlah ruas jalan pada malam pergantian tahun dipastikan akan diperketat. Rekayasa arus lalu lintas juga telah dirancang di seputaran kawasan lapangan Benteng, yang akan menjadi pusat pesta rakyat menyambut tahun baru. Namun, Heru belum merinci rekayasa tersebut. “Tergantung situasi di lapangan besok. Namun personel sudah diberi pengarahan mengenai rute-rute pengalihan yang dimungkinkan,” ungkapnya.
Heru mengatakan, Poldasu mengimbau pergantian tahun tidak menjadi ajang konvoi bagi masyarakat demi menghindari kemacetan dan mengurangi resiko kecelakaan. Petugas keamanan menurutnya tetap akan melakukan penindakan bagi pelanggaran yang dilakukan. “Meski yang dikedepankan adalah upaya preventif, namun penegakan hukum juga dilakukan jika terjadi pelanggaran,” pungkasnya. (mag-5/jon/ial)