25.7 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

GusMan Sudah Bagi Job

Calon Wagubsu nomor urut 1, Soekirman, punya gaya unik dalam menerjemahkan konsep Sumut Sejahtera yang didengungkannya bersama calon Gubsu, Gus Irawan Pasaribu. Menurutnya, untuk mewujudkan masyarakat Sumut yang sejahtera, pembangunan harus dimulai dari belakang. Maksudnya?
“Saya dan Pak Gus kan sudah berbagi job. Nantinya saya akan fokus ke pemberdayaan desa dan pertanian. Komitmen saya begini, the last is the first, pembangunan dari belakang yang akan diutamakan,” katanya, Jumat (28/12) lalu.

Menurut Soekirman, pembangunan harus dimulai dari belakang, bukan dari depan. “Jadi kalau untuk Pantai Barat, pembangunan seharusnya dimulai dari Natal. Untuk Pantai Timur, dari Labuhan Bilik. Tidak dari Lapangan Merdeka Medan,” katanya. Dengan cara itu, Soekirman yakin, pembangunan ekonomi akan merata dan bermuara kepada terciptanya kesejahteraan. Dan itu, lanjutnya, merupakan bagian dari pelayanan publik yang di bingkai dalam konsep Sumut Sejahtera.

Terkait pelayanan publik, Soekirman juga berbicara soal buruknya sistem drainase di hampir sebagian besar wilayah Sumatera Utara, yang konon menjadi biang banjir. “Drainase kita tidak terurus. Alangkah cemburunya kita melihat Malaysia. Standar drainase di mana-mana sama,” ujarnya.
Berbicara pelayanan publik adalah, menurutnya, berbicara bagaimana agar publik nyaman. Soal transportasi massal, seperti kereta api, ini bentuk pelayanan publik yang semestinya mendapat perhatian serius, karena lebih ekonomis.

Menurutnya, moda kereta api adalah suatu perwujudan peradaban suatu masyarakat. Semakian bagus kereta api, maka menunjukkan semakin bagusnya peradaban masyarakat. “Coba kita lihat Jepang, China, Singapura dan negara lain di Asia. Singapura yang diawal tidak punya kereta, sekarang sudah memiliki MRT. Karena disitu ada manajemen waktu dan manajemen organisasi yang jelas,” sebut Soekirman.

Karena itu, ujar Soekirman, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara seharusnya rajin melakukan lobi dengan pemerintah pusat. “Karena itu merupakan domain pusat,” jelasnya.

Soekirman juga bermimpi transportasi KA bisa menjangkau seluruh wilayah di Sumatera Utara, termasuk daerah lain di Pulau Sumatera. “Saya kira grand design pemerintah Belanda, semestinya jalur kereta api menjangkau seluruh daerah yang ada di Sumatera. (rel)

Calon Wagubsu nomor urut 1, Soekirman, punya gaya unik dalam menerjemahkan konsep Sumut Sejahtera yang didengungkannya bersama calon Gubsu, Gus Irawan Pasaribu. Menurutnya, untuk mewujudkan masyarakat Sumut yang sejahtera, pembangunan harus dimulai dari belakang. Maksudnya?
“Saya dan Pak Gus kan sudah berbagi job. Nantinya saya akan fokus ke pemberdayaan desa dan pertanian. Komitmen saya begini, the last is the first, pembangunan dari belakang yang akan diutamakan,” katanya, Jumat (28/12) lalu.

Menurut Soekirman, pembangunan harus dimulai dari belakang, bukan dari depan. “Jadi kalau untuk Pantai Barat, pembangunan seharusnya dimulai dari Natal. Untuk Pantai Timur, dari Labuhan Bilik. Tidak dari Lapangan Merdeka Medan,” katanya. Dengan cara itu, Soekirman yakin, pembangunan ekonomi akan merata dan bermuara kepada terciptanya kesejahteraan. Dan itu, lanjutnya, merupakan bagian dari pelayanan publik yang di bingkai dalam konsep Sumut Sejahtera.

Terkait pelayanan publik, Soekirman juga berbicara soal buruknya sistem drainase di hampir sebagian besar wilayah Sumatera Utara, yang konon menjadi biang banjir. “Drainase kita tidak terurus. Alangkah cemburunya kita melihat Malaysia. Standar drainase di mana-mana sama,” ujarnya.
Berbicara pelayanan publik adalah, menurutnya, berbicara bagaimana agar publik nyaman. Soal transportasi massal, seperti kereta api, ini bentuk pelayanan publik yang semestinya mendapat perhatian serius, karena lebih ekonomis.

Menurutnya, moda kereta api adalah suatu perwujudan peradaban suatu masyarakat. Semakian bagus kereta api, maka menunjukkan semakin bagusnya peradaban masyarakat. “Coba kita lihat Jepang, China, Singapura dan negara lain di Asia. Singapura yang diawal tidak punya kereta, sekarang sudah memiliki MRT. Karena disitu ada manajemen waktu dan manajemen organisasi yang jelas,” sebut Soekirman.

Karena itu, ujar Soekirman, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara seharusnya rajin melakukan lobi dengan pemerintah pusat. “Karena itu merupakan domain pusat,” jelasnya.

Soekirman juga bermimpi transportasi KA bisa menjangkau seluruh wilayah di Sumatera Utara, termasuk daerah lain di Pulau Sumatera. “Saya kira grand design pemerintah Belanda, semestinya jalur kereta api menjangkau seluruh daerah yang ada di Sumatera. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/