30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

KACA, Bukti Kejayaan Peradaban Islam

SECARA alami, kaca merupakan hasil lelehan batu yang kemudian mengeras dengan tekanan tinggi. Bahan bakunya memang telah tersedia di alam, namun diperlukan keterampilan khusus dan  teknologi untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Dan, ternyata para Ilmuwan Islam memiliki andil yang besar dalam mengembangkan teknologi ini di masa lampau.

Menurut sejarawan Romawi Kuno, Pliny (23-79 SM), para pedagang Phoenic sudah menemukan kaca di wilayah yang sekarang disebut Suriah pada 5.000 tahun SM. Dan, 3500 tahun SM manusia mulai membuat kerajinan tangan dari kaca alami tersebut. Hal ini bisa ditemukan di Mesir dan Mesopotamia Timur.

Awalnya tampilan kaca tidaklah bening seperti yang ada saat ini. Jerih payah para ilmuan Islam lah yang membuat kaca terlihat bening mempesona hingga beraneka warna. Ilmuan Islam yang berhasil menyulap kaca menjadi suatu seni yang berkualitas tinggi itu antara lain:

Abbas bin Firnas. Dunia mengenalnya sebagai manusia pertama yang mampu terbang di udara. Berkat kemampuannya di bidang fisika, beliau berhasil menemukan silica, senyawa murni yang digunakan untuk pembuatan kaca.

Sebelum itu, Jabir Ibnu Hayyan (721 M) telah menjelaskan 58 resep asli untuk memproduksi gelas atau kaca berwarna yang ditulisnya dalam kitab al-Durra al-Maknunaatau (The Book of the Hidden Pearl) dan kitab al-Marrakishi.

Atas risalah karya Ibnu Sahl (940-1000 M) yang menjelaskan tentang cermin parabola,  peradaban Islam pun tercatat sebagai yang pertama menemukan kaca cermin yang jelas.

Dan sejak abad ke 7 hingga 14 M teknologi pembuatan kaca yang dipelopori oleh ilmuan Islam berkembang begitu pesat. Namun, teknologi tersebut kemudian dikuasai oleh  barat seiring kemunduran pemerintahan Islam. (redaksiislam/ram)

SECARA alami, kaca merupakan hasil lelehan batu yang kemudian mengeras dengan tekanan tinggi. Bahan bakunya memang telah tersedia di alam, namun diperlukan keterampilan khusus dan  teknologi untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Dan, ternyata para Ilmuwan Islam memiliki andil yang besar dalam mengembangkan teknologi ini di masa lampau.

Menurut sejarawan Romawi Kuno, Pliny (23-79 SM), para pedagang Phoenic sudah menemukan kaca di wilayah yang sekarang disebut Suriah pada 5.000 tahun SM. Dan, 3500 tahun SM manusia mulai membuat kerajinan tangan dari kaca alami tersebut. Hal ini bisa ditemukan di Mesir dan Mesopotamia Timur.

Awalnya tampilan kaca tidaklah bening seperti yang ada saat ini. Jerih payah para ilmuan Islam lah yang membuat kaca terlihat bening mempesona hingga beraneka warna. Ilmuan Islam yang berhasil menyulap kaca menjadi suatu seni yang berkualitas tinggi itu antara lain:

Abbas bin Firnas. Dunia mengenalnya sebagai manusia pertama yang mampu terbang di udara. Berkat kemampuannya di bidang fisika, beliau berhasil menemukan silica, senyawa murni yang digunakan untuk pembuatan kaca.

Sebelum itu, Jabir Ibnu Hayyan (721 M) telah menjelaskan 58 resep asli untuk memproduksi gelas atau kaca berwarna yang ditulisnya dalam kitab al-Durra al-Maknunaatau (The Book of the Hidden Pearl) dan kitab al-Marrakishi.

Atas risalah karya Ibnu Sahl (940-1000 M) yang menjelaskan tentang cermin parabola,  peradaban Islam pun tercatat sebagai yang pertama menemukan kaca cermin yang jelas.

Dan sejak abad ke 7 hingga 14 M teknologi pembuatan kaca yang dipelopori oleh ilmuan Islam berkembang begitu pesat. Namun, teknologi tersebut kemudian dikuasai oleh  barat seiring kemunduran pemerintahan Islam. (redaksiislam/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/