32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Hakikat Tawakkal

Di kalangan masyarakat awam banyak orang yang salah paham tentang tawakkal. Menurut mereka tawakkal ialah menyerahkan diri secara bulat-bulat kepada Allah SWT, tanpa adanya usaha dan ikhtiar. Serahkan diri kepada Allah SWT tanpa sesuatu usaha seperti mayat di hadapan orang yang memandikannya, tidak bergerak dan tidak berkata apa-apa.

Adanya pendapat yang demikian, jatuhlah umat Islam di mata dunia, hina dinalali martabat mereka di tengah-tengah penduduk di dunia. Padahal agama Islam adalah agama yang penuh dinamika, yang mendorong umatnya untuk merebut kesejahteraan hidup duniawi dan ukhrawi.

Berusaha dan berikhtiar tidaklah akan mengeluarkan orang dari garis tawakkal. Berjuang mencari isi perut sesuap pagi dan sesuap petang tidaklah akan menafikan tawakkal, karena hidup ini adalah untukberjuang.

Dalam sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban diceritakan, bahwa ada seorang Arab Badwi (dusun) yang katanya hendak bertawakkal kepada Allah SWT, sehingga dilepaskannya semua untanya. Lantas Nabi SAW menegurnya: “Ikatlali untamu itu, kemudian baru bertawakkal”

Contoh-contoh dari Alam

Pada waktu pagi hari, di kala pergelutan samar-samar di kegelapan ujung malam dengan sinar fajar, berkicaulah burung-burung murai di dahan-dahan pohon, berbunyilah burung balam di alas pelepah nyiur yang sedang melambai, keluarlah sapi dari kandangnya ke padang rumput, berpuluh ekor itik mulai berenang di kali. Semuanyamenyambutpagi yangbaru muncul itu dengan rasa gembira. Ma-sing-masingmargasatwa meninggalkan peraduannya pergj mencari makanannya tanpa pernah merasa bosan.

Sehingga pada waktu sore perutnya telah berisi makanan; ada yang penuh dan ada yang separuh-paruh, tetapi perutnya tidak ada yang kosong, Nah, seandainya hewan-hewan itu tidak keluar mencari makanannya tentulah makhluk-makhluk Allah SWT tersebut mati karena kelaparan.

Demikian juga dengan dunia flora. Bunga lili yang dipelihara dan disirami oleh pemiliknya di setiap pagi dan sore. Apakah kita anggap dia hanya menyerah dan tidak bereaksi? Sebenarnya dia bekerja dengan caranya sendiri, dihisapnya air itu ke dalam batangnya dengan akarnya yang senantiasa ber-tambah panjang tidak disia-siakannya air yang jatuh dari tangan sang pemiliknya, ketika menyiraminya.

Pada suatu hari setelah selesai salat, Nabi Muhammad SAW melihat-lihat ke sekitarnya di dalam Masjid. Di suatu sudut tampaklah seorang yang masih duduk termenung. Ternyata orang tersebut adalah Abu Umamah, Nabi Muhammad SAW datang mendapatkan sahabat tersebut.
Pada saat itu terjadilah pembicaraan antara Nabi Muhammad SAW dengan Abu Umamah : “Hai Abu Umamah, kenapa engkau masih duduk di masjid, sedangkan orang lain sudah pergi semua dan waktu salat telah habis?”. Abu Umamah menjawab : “ Sungguh banyak permasalahan meresahkan saya ya Rasulullah! utang yang sedang melilit diri saya.

Untuk menghilangkan itu semua, maka saya tafekkur di masjid ini, dengan harapan semoga Allah SWT menunjukkan jalan keluarnya”. Sabda Nabi SAW: “Maukah engkau saya ajarkan suatu doa, yang dengan doa itu bila engkau baca siang dan malam Allah SWT akan menghilangkan kerisauan mu ini?”.
Kemudian Nabi Muhammad SAW membacakan dan meng-ajarkan doa ini : “Allahumma Inni a’uzubka minal hammi wal huzni, wa a’uzubika minal ‘ajzi wal kasali, wa a’uzubka minal jubuni wal bukhli wal fayli, wa min ghalabatiddin, wa qahrrjaal (Ya Tuhan, Berilah aku perlindungan dari kedukaan hati dan keluh kesah, berilah aku perlindungan dari kelemahan dan kemalasan. Peliharalah aku dari sifat penakut dan bakhil. Peliharalah aku dari lilitan utang dan paksaan orang lain) “ (HR-Abu Daud).

Sungguh tegas dan terang di dalam hadits ini bagaimana fungsi usahadan ikhtiar. Sebab Nabi SAW sendiri mengajarkan berdoa me-minta perlindungan Allah SWT dari duka cita, keluh kesah, malas, penakut, bakhil, dililit utang, dan diperbudak oleh orang lain. Penyakit-penyakit lemah, malas, dan pengecut menyebabkan seseorang tidak berupaya bekerja. Tidak sanggup bekerja akhimya tertinggal dalam perjuangan hidup. Padahal hidup adalah perjuangan, dan perjuangan itu harus diiringi oleh tawakkal.

Tawakkal tanpa perjuangan seperti kayu tak berakar, dan perjuangan tanpa tawakkal seperti kebun tak berpagar.
Perisai tawakkal adalah senjata yang paling tangguh dalam mengha-dapi serangan putus asa dan kema-langan. Takdir yang telah digariskan Tuhan atas din kita tidak dapat kita tolak melain dengan tawakkal.

Sumber Mimbar Jumat

Di kalangan masyarakat awam banyak orang yang salah paham tentang tawakkal. Menurut mereka tawakkal ialah menyerahkan diri secara bulat-bulat kepada Allah SWT, tanpa adanya usaha dan ikhtiar. Serahkan diri kepada Allah SWT tanpa sesuatu usaha seperti mayat di hadapan orang yang memandikannya, tidak bergerak dan tidak berkata apa-apa.

Adanya pendapat yang demikian, jatuhlah umat Islam di mata dunia, hina dinalali martabat mereka di tengah-tengah penduduk di dunia. Padahal agama Islam adalah agama yang penuh dinamika, yang mendorong umatnya untuk merebut kesejahteraan hidup duniawi dan ukhrawi.

Berusaha dan berikhtiar tidaklah akan mengeluarkan orang dari garis tawakkal. Berjuang mencari isi perut sesuap pagi dan sesuap petang tidaklah akan menafikan tawakkal, karena hidup ini adalah untukberjuang.

Dalam sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban diceritakan, bahwa ada seorang Arab Badwi (dusun) yang katanya hendak bertawakkal kepada Allah SWT, sehingga dilepaskannya semua untanya. Lantas Nabi SAW menegurnya: “Ikatlali untamu itu, kemudian baru bertawakkal”

Contoh-contoh dari Alam

Pada waktu pagi hari, di kala pergelutan samar-samar di kegelapan ujung malam dengan sinar fajar, berkicaulah burung-burung murai di dahan-dahan pohon, berbunyilah burung balam di alas pelepah nyiur yang sedang melambai, keluarlah sapi dari kandangnya ke padang rumput, berpuluh ekor itik mulai berenang di kali. Semuanyamenyambutpagi yangbaru muncul itu dengan rasa gembira. Ma-sing-masingmargasatwa meninggalkan peraduannya pergj mencari makanannya tanpa pernah merasa bosan.

Sehingga pada waktu sore perutnya telah berisi makanan; ada yang penuh dan ada yang separuh-paruh, tetapi perutnya tidak ada yang kosong, Nah, seandainya hewan-hewan itu tidak keluar mencari makanannya tentulah makhluk-makhluk Allah SWT tersebut mati karena kelaparan.

Demikian juga dengan dunia flora. Bunga lili yang dipelihara dan disirami oleh pemiliknya di setiap pagi dan sore. Apakah kita anggap dia hanya menyerah dan tidak bereaksi? Sebenarnya dia bekerja dengan caranya sendiri, dihisapnya air itu ke dalam batangnya dengan akarnya yang senantiasa ber-tambah panjang tidak disia-siakannya air yang jatuh dari tangan sang pemiliknya, ketika menyiraminya.

Pada suatu hari setelah selesai salat, Nabi Muhammad SAW melihat-lihat ke sekitarnya di dalam Masjid. Di suatu sudut tampaklah seorang yang masih duduk termenung. Ternyata orang tersebut adalah Abu Umamah, Nabi Muhammad SAW datang mendapatkan sahabat tersebut.
Pada saat itu terjadilah pembicaraan antara Nabi Muhammad SAW dengan Abu Umamah : “Hai Abu Umamah, kenapa engkau masih duduk di masjid, sedangkan orang lain sudah pergi semua dan waktu salat telah habis?”. Abu Umamah menjawab : “ Sungguh banyak permasalahan meresahkan saya ya Rasulullah! utang yang sedang melilit diri saya.

Untuk menghilangkan itu semua, maka saya tafekkur di masjid ini, dengan harapan semoga Allah SWT menunjukkan jalan keluarnya”. Sabda Nabi SAW: “Maukah engkau saya ajarkan suatu doa, yang dengan doa itu bila engkau baca siang dan malam Allah SWT akan menghilangkan kerisauan mu ini?”.
Kemudian Nabi Muhammad SAW membacakan dan meng-ajarkan doa ini : “Allahumma Inni a’uzubka minal hammi wal huzni, wa a’uzubika minal ‘ajzi wal kasali, wa a’uzubka minal jubuni wal bukhli wal fayli, wa min ghalabatiddin, wa qahrrjaal (Ya Tuhan, Berilah aku perlindungan dari kedukaan hati dan keluh kesah, berilah aku perlindungan dari kelemahan dan kemalasan. Peliharalah aku dari sifat penakut dan bakhil. Peliharalah aku dari lilitan utang dan paksaan orang lain) “ (HR-Abu Daud).

Sungguh tegas dan terang di dalam hadits ini bagaimana fungsi usahadan ikhtiar. Sebab Nabi SAW sendiri mengajarkan berdoa me-minta perlindungan Allah SWT dari duka cita, keluh kesah, malas, penakut, bakhil, dililit utang, dan diperbudak oleh orang lain. Penyakit-penyakit lemah, malas, dan pengecut menyebabkan seseorang tidak berupaya bekerja. Tidak sanggup bekerja akhimya tertinggal dalam perjuangan hidup. Padahal hidup adalah perjuangan, dan perjuangan itu harus diiringi oleh tawakkal.

Tawakkal tanpa perjuangan seperti kayu tak berakar, dan perjuangan tanpa tawakkal seperti kebun tak berpagar.
Perisai tawakkal adalah senjata yang paling tangguh dalam mengha-dapi serangan putus asa dan kema-langan. Takdir yang telah digariskan Tuhan atas din kita tidak dapat kita tolak melain dengan tawakkal.

Sumber Mimbar Jumat

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/