31.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Guru Jenderal Sudirman, Kiai Subchi Parakan (2/habis), Pencetus Perang dengan Bambu Runcing

Seperti dilansir NU Online, salah satunya pejuang Muslim yang ikut membela Tanah Air adalah Kiai Subchi Parakan. Ia dikenal dengan Kiai Bambu Runcing .

Kiai Subchi sering membagikan hasil pertanian, maupun menyumbangkan lahan kepada warga yang tidak memilikinya. Inilah kebaikan hati Kiai Subchi, hingga disegani warga dan memiliki kharisma yang sangat kuat.

Ketika barisan Kiai mendirikan Nahdlatul Ulama pada 1926, Kiai Subchi turut serta dengan mendirikan NU Temanggung. Beliau kemudian menjadi Rais Syuriah NU Temanggung. Kiai Subchi juga sangat mendukung anak-anak muda untuk berkiprah dalam organisasi.

Menurutnya, regenerasi sangat penting, karena usia dan maut tidak ada yang bisa melawan. Bukan hanya itu saja, melibatkan anak muda dalam organisasi juga akan berdampak postif bagi mereka karena waktu luang akan diisi dengan berbagi dan saling bertukar pikiran.

Tidak heran, bila inilah yang akhirnya membuat Kiai Subchi sangat disegani sekaligus dikagumi oleh kaum muda pada masa itu.

Kiai Subchi juga dikenal sebagai sosok sederhana, zuhud dan sangat tawadhuk. Ketika banyak pemuda pejuang yang sowan untuk minta doa dan asma’, Kiai Subchi justru menangis tersedu-sedu.

Dalam memoarnya ‘Berangkat dari Pesantren’, Kiai Saifuddin Zuhri (1919-1986) menceritakan bahwa KH Wahid Hasyim, KH. Zainul Arifin, dan KH Masjkur pernah mengunjungi Kiai Subchi. Dalam pertemuan tersebut, Kiai Subchi menangis karena banyak yang meminta doanya. Padahal ia merasa tidak layak dengan maqam tersebut.

Kiai Saifuddin Zuhri juga menuliskan bahwa, Kiai Subchi menjadi rujukan laskar-laskar yang berjuang di garda depan revolusi kemerdekaan. Berbondong-bondong barisan-barisan laskar dan TKR menuju Parakan, hanya untuk meminta doanya agar mereka mampu berperang melawan penjajah.

Dalam ajarannya, Kiai Subchi menganjurkan agar Jenderal Sudirman berperang dalam keadaan suci, yaitu setidaknya harus berwudhu terlebih dahulu sebelum berjihad. Bukan tanpa alas an anjuran tersebut diberikan oleh Kiai Subchi, dengan bersuci ini, bila maut datang, setidaknya dia sedang dalam suci, tidak ada najis di tubuhnya.

Jenderal Sudirman sering berperang dalam keadaan suci. Beliau juga mengamalkan doa dari Kiai Subchi yang merupakan teladannya. (okz/ram)

Seperti dilansir NU Online, salah satunya pejuang Muslim yang ikut membela Tanah Air adalah Kiai Subchi Parakan. Ia dikenal dengan Kiai Bambu Runcing .

Kiai Subchi sering membagikan hasil pertanian, maupun menyumbangkan lahan kepada warga yang tidak memilikinya. Inilah kebaikan hati Kiai Subchi, hingga disegani warga dan memiliki kharisma yang sangat kuat.

Ketika barisan Kiai mendirikan Nahdlatul Ulama pada 1926, Kiai Subchi turut serta dengan mendirikan NU Temanggung. Beliau kemudian menjadi Rais Syuriah NU Temanggung. Kiai Subchi juga sangat mendukung anak-anak muda untuk berkiprah dalam organisasi.

Menurutnya, regenerasi sangat penting, karena usia dan maut tidak ada yang bisa melawan. Bukan hanya itu saja, melibatkan anak muda dalam organisasi juga akan berdampak postif bagi mereka karena waktu luang akan diisi dengan berbagi dan saling bertukar pikiran.

Tidak heran, bila inilah yang akhirnya membuat Kiai Subchi sangat disegani sekaligus dikagumi oleh kaum muda pada masa itu.

Kiai Subchi juga dikenal sebagai sosok sederhana, zuhud dan sangat tawadhuk. Ketika banyak pemuda pejuang yang sowan untuk minta doa dan asma’, Kiai Subchi justru menangis tersedu-sedu.

Dalam memoarnya ‘Berangkat dari Pesantren’, Kiai Saifuddin Zuhri (1919-1986) menceritakan bahwa KH Wahid Hasyim, KH. Zainul Arifin, dan KH Masjkur pernah mengunjungi Kiai Subchi. Dalam pertemuan tersebut, Kiai Subchi menangis karena banyak yang meminta doanya. Padahal ia merasa tidak layak dengan maqam tersebut.

Kiai Saifuddin Zuhri juga menuliskan bahwa, Kiai Subchi menjadi rujukan laskar-laskar yang berjuang di garda depan revolusi kemerdekaan. Berbondong-bondong barisan-barisan laskar dan TKR menuju Parakan, hanya untuk meminta doanya agar mereka mampu berperang melawan penjajah.

Dalam ajarannya, Kiai Subchi menganjurkan agar Jenderal Sudirman berperang dalam keadaan suci, yaitu setidaknya harus berwudhu terlebih dahulu sebelum berjihad. Bukan tanpa alas an anjuran tersebut diberikan oleh Kiai Subchi, dengan bersuci ini, bila maut datang, setidaknya dia sedang dalam suci, tidak ada najis di tubuhnya.

Jenderal Sudirman sering berperang dalam keadaan suci. Beliau juga mengamalkan doa dari Kiai Subchi yang merupakan teladannya. (okz/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/