27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pemuda yang Memberi Teladan

Oleh Pdt. Edison Sinurat

“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1 Timotius 4:12).

Tidak secara kebetulan hari ini tepatnya, 28 Oktober kita memperingati hari peringatan Sumpah Pemuda di Negara kita. Terealisasinya Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tidaklah terlepas dari semangat yang dibangun oleh para pemuda yang dideklarasikan sebagai Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Patut kita bangga atas kontribusi para pemuda kita pada zaman itu. Beberapa waktu yang lalu, muncul pernyataan di media bahwa para politisi muda menurun popularitasnya karena banyak di antara mereka yang tersandung kasus hokum. Mereka telah gagal memberi teladan.

Para pemuda merupakan asset bangsa yang harus menunjukkan jati dirinya, pemuda yang berkontribusi bagi Persatuan bangsa. Para pemuda yang dapat memberi teladan bagi bangsa ini.

Kepada Timotius, rasul Paulus memperingatkan seperti berikut ini : “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” Nasehat ini diterima dan dilakukan oleh Timotius yang akhirnya menjadi seorang pemimpin muda di kota Efesus.

Keteladanan itu harus diperlihatkan dalam beberapa hal, antara lain; dalam perkataan, tutur kata, termasuk pendapat-pendapat, buah pemikiran; dalam perbuatan, tingkah laku di masyarakat, segala tindak-tanduk; dalam kasih, kepedulian social kepada sesama; dalam kesetiaan, loyalitas; dalam kesucian, kekudusan, orang-orang muda harus dapat mengendalikan nafsu mudanya.

Orang muda harus menjadi teladan. Di kota Medan, ada namanya stadion Teladan. Nama yang cukup bagus, namun apakah orang-orang muda Kristiani di kota ini dapat dijadikan teladan oleh orang lain? Menjadi teladan, itulah yang dapat kita tunjukkan kepada dunia ini. Semua aspek di atas merupakan karakter orang muda (dan akan mewarnai hidupnya sampai tua) yang hidup dan mau diajar dalam kebenaran Firman Tuhan.

Dalam Mazmur 37:25 dikatakan seperti ini: “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.”

Ini adalah kesaksian hidup raja Daud. Ia mengaku, setelah mengamati perjalanan hidupnya yang sejak muda berjalan sebagai orang benar, hidup dalam penyertaan Tuhan, hidup dalam berkat Tuhan, dan menyaksikan generasinya hidup diberkati Tuhan. Daud adalah seorang muda yang Tuhan promosikan menjadi raja di Israel menggantikan raja Saul. Ketika itu, ia masih sangat muda, wajahnya masih kemerah-merahan, tetapi Tuhan memandangnya sudah pantas menjadi raja, Tuhan melihat karakter hatinya. Sepanjang kepemimpinannya menjadi raja di Yehuda dan seluruh Israel selama 40 tahun terbukti, tangan Tuhan selalu menyertai dan membawa Israel menjadi jaya. Secara keseluruhan kehidupannya berkenan kepada Tuhan.

Penting sekali kita harus memperhatikan cara hidup kita. Menikmati berkat-berkat Tuhan di masa tua merupakan hasil dari proses yang kita jalani sejak masa muda. Bagi yang masih muda dan belia, belum terlambat, tunjukkan keteladananmu, hiduplah dalam kebenaran, lalu songsonglah kehidupan yang berlimpah berkat Tuhan. (*)

Oleh Pdt. Edison Sinurat

“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1 Timotius 4:12).

Tidak secara kebetulan hari ini tepatnya, 28 Oktober kita memperingati hari peringatan Sumpah Pemuda di Negara kita. Terealisasinya Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tidaklah terlepas dari semangat yang dibangun oleh para pemuda yang dideklarasikan sebagai Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Patut kita bangga atas kontribusi para pemuda kita pada zaman itu. Beberapa waktu yang lalu, muncul pernyataan di media bahwa para politisi muda menurun popularitasnya karena banyak di antara mereka yang tersandung kasus hokum. Mereka telah gagal memberi teladan.

Para pemuda merupakan asset bangsa yang harus menunjukkan jati dirinya, pemuda yang berkontribusi bagi Persatuan bangsa. Para pemuda yang dapat memberi teladan bagi bangsa ini.

Kepada Timotius, rasul Paulus memperingatkan seperti berikut ini : “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” Nasehat ini diterima dan dilakukan oleh Timotius yang akhirnya menjadi seorang pemimpin muda di kota Efesus.

Keteladanan itu harus diperlihatkan dalam beberapa hal, antara lain; dalam perkataan, tutur kata, termasuk pendapat-pendapat, buah pemikiran; dalam perbuatan, tingkah laku di masyarakat, segala tindak-tanduk; dalam kasih, kepedulian social kepada sesama; dalam kesetiaan, loyalitas; dalam kesucian, kekudusan, orang-orang muda harus dapat mengendalikan nafsu mudanya.

Orang muda harus menjadi teladan. Di kota Medan, ada namanya stadion Teladan. Nama yang cukup bagus, namun apakah orang-orang muda Kristiani di kota ini dapat dijadikan teladan oleh orang lain? Menjadi teladan, itulah yang dapat kita tunjukkan kepada dunia ini. Semua aspek di atas merupakan karakter orang muda (dan akan mewarnai hidupnya sampai tua) yang hidup dan mau diajar dalam kebenaran Firman Tuhan.

Dalam Mazmur 37:25 dikatakan seperti ini: “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.”

Ini adalah kesaksian hidup raja Daud. Ia mengaku, setelah mengamati perjalanan hidupnya yang sejak muda berjalan sebagai orang benar, hidup dalam penyertaan Tuhan, hidup dalam berkat Tuhan, dan menyaksikan generasinya hidup diberkati Tuhan. Daud adalah seorang muda yang Tuhan promosikan menjadi raja di Israel menggantikan raja Saul. Ketika itu, ia masih sangat muda, wajahnya masih kemerah-merahan, tetapi Tuhan memandangnya sudah pantas menjadi raja, Tuhan melihat karakter hatinya. Sepanjang kepemimpinannya menjadi raja di Yehuda dan seluruh Israel selama 40 tahun terbukti, tangan Tuhan selalu menyertai dan membawa Israel menjadi jaya. Secara keseluruhan kehidupannya berkenan kepada Tuhan.

Penting sekali kita harus memperhatikan cara hidup kita. Menikmati berkat-berkat Tuhan di masa tua merupakan hasil dari proses yang kita jalani sejak masa muda. Bagi yang masih muda dan belia, belum terlambat, tunjukkan keteladananmu, hiduplah dalam kebenaran, lalu songsonglah kehidupan yang berlimpah berkat Tuhan. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/