Billy Graham menulis perihal kekhawatirannya pada kerusakan gaya hidup masyarakat Amerika di mata Tuhan. Ungkapan hati Graham tersebut dipublikasikannya lewat internet. Penginjil berusia 93 tahun tersebut memulai dengan bercerita tentang pesan terakhir istrinya, Ruth sebelum meninggal. Menurutnya, Ruth pernah berkata bahwa “Jika Tuhan tidak menghukum Amerika, maka Tuhan harus meminta maaf kepada Sodom dan Gomora,” mengacu ke kota-kota dalam Perjanjian Lama dihancurkan karena sifat berdosa penduduk mereka.
“Aku ingin tahu apakah yang akan dipikirkan Ruth tentang Amerika, jika saat ini dia masih hidup. Pada tahun-tahun sejak dia membuat pernyataan tersebut, jutaan bayi digugurkan bahkan sebagian orang tampak tidak peduli tentang hal itu. Egosentris kesenangan, kebanggaan, dan kurangnya rasa malu terhadap dosa menjadi bagian dari gaya hidup Amerika,” keluh Graham.
Graham kemudian membahas tentang para hamba Tuhan yang diminta untuk menyebutkan nama Yesus ketika berdoa kepada orang-orang di kepolisian. “Masyarakat kita berusaha untuk menghindari kemungkinan menyinggung orang – kecuali Tuhan,” kata Graham. “Namun semakin jauh kita dari Allah, semakin dunia menjadi tidak terkendali,” tambahnya.
“Hatiku sakit untuk Amerika dan orang-orang yang jatuh dalam dosa,” jelas Graham yang kemudian mengingatkan tentang pertobatan. Graham membandingkan keadaan Amerika dengan Niniwe. Dimana penduduk kota Niniwe, setelah mendapat teguran dari Yunus, mengambil keputusan tepat dengan bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka. Graham pun berharap bahwa masyarakat Amerika mengambil keputusan yang sama dengan bertobat dengan mengubah cara hidup mereka.
Yesus adalah Allah yang penuh kasih, namun juga adil. Hal ini harus kita responi dengan hidup yang bertanggung jawab, sehingga tidak menyia-nyiakan anugerah keselamatan yang telah diberikan Yesus lewat pengorbanannya di kayu salib. Mari kita saling mendoakan dan menegur dalam kasih, dan memanfaatkan hidup kita untuk melayani Tuhan.(cp/jc/tms)