24 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pendeta Berpuasa demi Sesama

Seorang pendeta yang berasal dari Gereja Kristen Methodist di Dallas, Amerika Serikat, Wess Magruder memutuskan ikut berpuasa bersama umat Muslim di Ramadan tahun ini. Dia melakukan seluruhnya, termasuk makan sahur dan berbuka bersama. Sampai saat ini, dia sukses berpuasa sejak hari pertama.
Adapun tujuannya yaitu memahami makna Ramadan serta menjalin solidaritas antara umat beragama di Amerika dengan cinta kasih kepada sesama.

Seluruh pengalamannya dituangkan di blog pribadinya newmethofesto.com. Dia mengatakan bahwa setelah berpuasa, dia kembali merasakan getaran-getaran spiritualitas di jiwanya. Hal itu dialaminya setelah dia berpuasa terhadap makan, minum, melihat maupun mendengar serta berkata hal yang tidak baik.

Menjalani puasa juga membuatnya menyadari bahwa ibadah Kristen pun mulai ditinggalkan dan menjadi asing di Amerika. Menurutnya, umat Kristen terdahulu juga melakukan puasa. “Umat Kristen teradahulu menjalani puasa, terutama sebelum komuni suci dan pembaptisan. Selama ini, gereja berpuasa selama 40 hari sebelum Paskah. Disiplin puasa menjadi bias saat reformasi Protestan, tapi John Wesley mengembalikan tradisi ini melalui kebangkitan Methodist,” tulisnya pada hari keempat berpuasa.

Awalnya, tulisannya ini ditujukan kepada dirinya pribadi dan jemaat saja. Namun, ternyata banyak dari kalangan Kristen maupun Islam yang mengapresiasi tulisannya. Hal ini terlihat dari banyaknya komentar mendukung, bahkan memberinya tips mengatasi lapar dan haus saat puasa. Berbagai undangan berbuka bersama pun diterimanya. Hal ini juga membuatnya semakin dekat dengan sahabat-sahabatnya yang Muslim.

Adalah tugas kita untuk menyebarkan kasih dan terang buat sesama kita. Alangkah indahnya jika setiap kita dapat menunjukkan kasih itu kepada dunia. (jc/tms)

Seorang pendeta yang berasal dari Gereja Kristen Methodist di Dallas, Amerika Serikat, Wess Magruder memutuskan ikut berpuasa bersama umat Muslim di Ramadan tahun ini. Dia melakukan seluruhnya, termasuk makan sahur dan berbuka bersama. Sampai saat ini, dia sukses berpuasa sejak hari pertama.
Adapun tujuannya yaitu memahami makna Ramadan serta menjalin solidaritas antara umat beragama di Amerika dengan cinta kasih kepada sesama.

Seluruh pengalamannya dituangkan di blog pribadinya newmethofesto.com. Dia mengatakan bahwa setelah berpuasa, dia kembali merasakan getaran-getaran spiritualitas di jiwanya. Hal itu dialaminya setelah dia berpuasa terhadap makan, minum, melihat maupun mendengar serta berkata hal yang tidak baik.

Menjalani puasa juga membuatnya menyadari bahwa ibadah Kristen pun mulai ditinggalkan dan menjadi asing di Amerika. Menurutnya, umat Kristen terdahulu juga melakukan puasa. “Umat Kristen teradahulu menjalani puasa, terutama sebelum komuni suci dan pembaptisan. Selama ini, gereja berpuasa selama 40 hari sebelum Paskah. Disiplin puasa menjadi bias saat reformasi Protestan, tapi John Wesley mengembalikan tradisi ini melalui kebangkitan Methodist,” tulisnya pada hari keempat berpuasa.

Awalnya, tulisannya ini ditujukan kepada dirinya pribadi dan jemaat saja. Namun, ternyata banyak dari kalangan Kristen maupun Islam yang mengapresiasi tulisannya. Hal ini terlihat dari banyaknya komentar mendukung, bahkan memberinya tips mengatasi lapar dan haus saat puasa. Berbagai undangan berbuka bersama pun diterimanya. Hal ini juga membuatnya semakin dekat dengan sahabat-sahabatnya yang Muslim.

Adalah tugas kita untuk menyebarkan kasih dan terang buat sesama kita. Alangkah indahnya jika setiap kita dapat menunjukkan kasih itu kepada dunia. (jc/tms)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/