Oleh: Pdm. Edison Sinurat STh
Bilangan 14:24
“Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.”
Manusia cenderung terikut atau terpengaruh dengan orang banyak di sekitarnya. Lain halnya dengan Kaleb, salah satu dari dua orang yang sampai di Tanah Kanaan (Promise Land, Tanah Perjanjian). Dari sekitar tiga juta orang Israel yang berangkat dari Mesir menuju Tanah Kanaan, sebagagian besar tewas di padang gurun. Hanya dua orang saja yang berhasil sampai dan memasuki Tanah Kanaan, Yosua dan Kaleb. Mengapa Kaleb berbeda di mata Tuhan? Alkitab mencatat, bahwa Kaleb lain jiwanya. Dia tidaklah termasuk dalam kelompok yang ikut-ikutan, melainkan memiliki pendirian yang kokoh dan hidup sepenuhnya bagi Tuhan.
Ketika Musa menyuruh dua belas orang untuk mengintai tanah Kanaan, sepuluh orang membawa berita buruk tentang penduduk negeri itu yang tinggi besar sehingga bangsa Israel sangat ketakutan. Berbeda dengan Kaleb dan Yosua yang membawa berita sebaliknya. Mereka mencoba menenangkan hati bangsa itu dan berkata : “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” Kaleb memiliki pengharapan yang teguh dan percaya bahwa Tuhanlah yang memimpin mereka. Sepanjang Tuhan yang memimpin, tidak ada perkara yang sukar untuk dilakukan. Kaleb bukannya mendapat dukungan dari bangsa Israel, malah bangsa itu ingin memberontak kepada Musa dan ingin kembali lagi ke Mesir. Maka lagi, Kaleb dan Yosua berkata: “Neeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.”
Ini adalah pernyataan iman yang ditunjukkan oleh Kaleb dan Yosua. Sekalipun hanya berdua menghadapi sepuluh orang lainnya yang lebih didengar bangsa Israel, Kaleb dan Yosua tetap teguh pada imannya, bahwa TUHAN pasti akan menolong mereka. Umat Israel malah mengancam ingin melontari mereka dengan batu tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel. Dimana saja iman didemonstrasikan, maka di situ kuasa Allah akan dinyatakan. Haleluyah. Perjalanan bangsa ini menjadi contoh bagi kita yang hidup di zaman akhir ini (1 Korintus 10:11). Kegagalan bangsa itu memasuki tanah Kanaan, menjadi peringatan kepada kita agar kita tidak menista Tuhan, jangan memberontak kepada Tuhan. Bangsa itu telah melihat perbuatan Tuhan yang besar, bagaimana laut merah terbelah sehingga mereka luput dari kejaran tentara Mesir, bagaimana langit menurunkan manna sehingga mereka tidak kekurangan makanan setiap hari selama empat puluh tahun, bagaimana batu karang mengeluarkan air yang memenuhi kebutuhan mereka untuk mandi, minum dan cuci pakaian. Namun sekalipun perbuatan-perbuatan mujizat Allah dinyatakan ternyata belum cukup membuat bangsa itu untuk meyakini bahwa Tuhan selalu menyertai mereka. Akhirnya mereka gagal masuk tanah Kanaan. Segala janji-janji berkat yang dinyatakan oleh Allah melalui Firman-Nya kepada kita harus kita sikapi dengan pengharapan yang teguh dan terus meraih harapan itu dengan iman yang teguh pula. Penyertaan Tuhan cukup bagi kita untuk terus berjalan di dalam kemenangan demi kemenangan. Bukankah Firman Tuhan berkata: “Jika Allah di pihak kita siapakah yang akan menjadi lawan kita?” (Roma 8:31). Yosua dan Kaleb telah menunjukkan keteguhan iman dan pengharapannya kepada Kristus. Mereka adalah orang-orang yang hidup sepenuh hati bagi TUHAN dan tidak terpengaruh dengan kebanyakan orang pada saat itu. Sebagai hasilnya, TUHAN berkenan kepada keduanya dan merekalah yang dipercaya merebut tanah Kanaan. Bahkan ketika Kaleb sudah lanjut usia, lebih delapan puluh tahunan, masih produktif, ia merebut Hebron dan diwariskannya kepada anak-anaknya. Luar biasa, orang yang selalu berpegang teguh kepada Firman Allah dan percaya sepenuh hati, maka Tuhan akan memberkati bukan saja dirinya sendiri tetapi sampai kepada keturunannya.
Raja Daud berkata : “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;..” (Mazmur 37:25). Jadilah orang benarnya Tuhan, milikilah pengarapan yang kokoh dan berjalanlah dengan iman yang teguh. Terpujilah Tuhan.(*)