Di daerah tandus, seekor ulat mendatangi sebatang pohon mangga yang juga tidak begitu subur. Karena kelaparan yang amat sangat, si ulat memohon dengan sangat agar si pohon mangga tersebut mengizinkannyamemakan daun mangga yang muda.
Semula, si mangga merasa keberatan karena takut kalau-kalau pohon mangga akan mati. Tetapi dengan rasa kasih, si pohon mangga meluluskan permohonan si ulat dengan peringatan agar jangan terlalu rakus yang menyebabkan si pohon mangga itu menderita.
Dengan suka cita yang besar, si ulat memakan daun mangga yang muda dengan hati-hati, sesuai permintaan si pohon mangga. Beberapa hari kemudian, si pohon mangga tidak merasakan ada daunnya yang termakan. Rupa-rupanya si ulat berangsur-angsur menjadi kepompong dan akhirnya membuat sutera yang baik dan mengeluarkan seekor kupu-kupu yang cantik rupawan.
Si Kupu-kupu lalu mengitari pohon mangga seolah-oleh memperlihatkan keelokan sayapnya seraya mengucapkan terima kasih karena si pohon mangga telah mengizinkannya dedaunan yang mudamuda hingga bisa melanjutkan proses hidup.
Kupu-kupu meninggalkan sutera yang halus di pohon itu dan bertanya lagi apa yang dapat ia lakukan untuk membalas kebaikan si pohon mangga tersebut.Kupu-kupu lantas menawarkan mencari sari-sari buah dari mangga yang lain yang mengahasilkan buah yang baik.
Benarlah, si pohon mangga yang tidak pernah menghasilkan buah sehingga tidak dihiraukan pemiliknya bahkan direncanakan akan ditebang, menjadi pohon yang disayangi dan urung ditebang karena perubahan yang drastis dari tidak menghasilkan menjadi pohon mangga berbuah lebat.
Bapa, ibu yang dikasihi Tuhan Yesus, contoh apakah yang dapat kita petik dari cerita ini? Kalau saya dapat mengemukakan, telah terjadi “perbuatan baik yang tidak sia-sia”. Firman Allah juga menganjurkan kepada umat-Nya, gerejaNya agar berbuat baik kepada semua mahluk karena Allah akan memperhitungkan dan akan memberikan balasan setimpal bahkan lebih dari apa yang telah diberikan. Tuhan telah lebih dahulu berbuat baik kepada kita dengan mengaruniakan PuteraNya yang tunggal agar dunia tidak binasa (Yohanes 3:16). Amen. (*)