PEMBERITAAN kabar baik seharusnya tidak terbatas kepada masalah kerohanian saja, namun juga harus menyentuh masalah kesejahteraan jasmani juga, hal tersebut disampaikan oleh Pdt. Robert Litelnoni, Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Nusa Tenggara Timur saat menyoal masalah investigasi tambang mangan.
“Tetapi, terkait tambang mangan yang menyisakan banyak masalah sering diabaikan lembaga agama. Padahal, tambang mangan telah menyisakan berbagai problem kemanusiaan,” demikian pernyataan Litenoni yang dikutip oleh Kompas.com.
Menurutnya, saat ini banyak tokoh agama tidak memahami kondisi pertambangan mangan yang ada di NTT saat ini sehingga tidak melakukan tindakan advokasi dan berjuang untuk menyelematkan lingkungan hidup dan hak asasi manusia penduduk NTT. Masalah ini dikemukakan oleh Litelnono dalam seminar yang diselenggarakan oleh Jaringan Tokoh Agama NTT yang bekerja sama dengan Institute for The Social Economic and Culture Jakarta. Dalam seminar tersebut juga ditayangkan video kegiatan penggalian batu mangan di Desa Nian dan Desa Ponu, Kabupaten Timor Tengah Utara serta sejumlah desa lainnya di Kabupaten Belu.
Dari video tersebut terlihat jelas rusaknya alam disana yang mengakibatkan ancaman bencana longsor, selain itu para penambang juga tidak memperhatikan aspek keselamatan diri, padahal mereka melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi.
Adanya seminar seperti ini bertujuan agar gereja dan juga para tokoh agama mendapatkan informasi yang lebih lengkap akan kondisi masyarakat dimana mereka berada sehingga dapat menjadi bagian dari solusi permasalahan yang dialami masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Pdt.Litelnoni, gereja dan para tokoh agama seharusnya dapat menjadi jawaban bagi umat dan masyarakat secara menyeluruh.(kcm)