26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tuhan Yesus, Aku Mau Bertobat…

Masada Sinukaban, Bertobat Setelah Dibawa ke Neraka dan Surga

Pada masa-masa sulit, Tuhan buka jalan pertobatan. Dia menolong dan memulihkan hidup Masada Sinukaban. Rupanya ada rencana Tuhan yang indah.

Pergaulan bebas semasa kuliah menyeret Masada Sinukaban ke dunia narkoba. Kala itu ia mengikuti perkuliahan di salah satu kampus di Yokyakarta. Ia bersama teman-temannya hidup bergelimpangan dosa. Menjadi pecandu narkoba, melakukan seks bebas dan penyakit masyarakat lainnya. Hingga sekitar akhir September 1995 di sebuah rumah kost mahasiswa di Desa Babar Sari, Tambak Bayan, Yokyakarta, Masada Sinukaban mengalami over dosis pil-pil penenang narkoba. Tubuh Masada dingin, pucat dan tidak sadarkan diri selama 4 jam.

Dalam kondisi kritis, teman-temannya panik. Teman-temanya melarikan ke Rumah Sakit Betesda, Yokyakarta. Mereka menyangka Masada sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Tapi Tuhan menolong dan berkata lain, Dia memberikan kesempatan untuk bertobat dan memakai hidup Masada untuk melayani Tuhan.  Dalam kesaksiannya, Masada Sinukaban yang didampingi sang isteri tercinta Baktiani Sri Melviani br Ginting di Kafe Ibre, Kabanjahe, Tanah Karo, mengakui campur tangan Tuhan dalam proses kesembuhannya.  Dirinya juga mengalami efek jera melalui pengalaman supranatural tentang neraka dan surga seperti yang ditulis dalam Alkitab. “Kala itu saya berada  di suatu tempat yang sangat gelap, saya takut dan minta ampun sama Tuhan. Tuhan, tolong saya, ampuni dosa-dosa saya, teriak saya kala itu. Saya melihat badan saya dibakar api dan tinggal tulang. Ulat-ulat menyerang tubuh saya. Saya menangis minta ampun. Kengerian dan ketakutan di neraka, hampir sama dengan sejumlah kesaksian yang pernah dilontarkan orang-orang yang pernah mengalami pengalaman supranatural tentang kengerian neraka seperti yang dialami Mary Chatrine Baxter dari Amerika Serikat tahun 1976.”

Masada terus minta ampun. “Saya bilang, Tuhan Yesus ampuni saya, berikan saya kesempatan untuk hidup sekali lagi. Tuhan aku mau bertobat…” Tuhan memang baik dan menolong Masada dan memberikannya kesempatan bertobat.

“Saya merasakan tangan saya dipegang dan ketakutan hilang seketika. Di neraka saya melihat beberapa orang yang saya kenal berteriak memanggil saya dan minta tolong. Sayang sekali saya tidak bisa menolong. Dan perjalanan dilanjutkan,  saya berada di suatu tempat yang indah dan penuh cahaya terang. Di sana ada keteduhan dan damai sejahtera. Di tempat itu indah sekali dan saya tidak bisa melukiskan keindahan dan cahaya kemuliannya. Setelah itu saya tersadar kembali dan berada di Rumkit Betesda, Yokyakarta didampingi teman-teman.”

Masada kemudian menceritakan pengalaman tentang neraka dan surga. Mereka tidak begitu merespon masih cemas dengan kondisi tubuhnya yang sangat lemah. “Namun saya tetap bersyukur pada Tuhan Yesus karena masih diberikan kesempatan untuk bertobat. Kalau saja kesempatan itu tidak diberikan maka saya akan terhilang untuk selamanya dan disiksa selama-lamanya dalam neraka yang kekal. Tapi Tuhan masih baik dan memberikan saya kesempatan. Setelah itu saya bernazar untuk bertobat pada Tuhan dan berjanji untuk melayani Tuhan. Dalam hitungan minggu saya merasa dipulihkan dari ketergantungan narkoba. Dan setelah itu saya pulang kampung ke Medan.” Di Medan, Masada mencari sekolah Alkitab dan berlabuh di STT Abdi Sabda Medan di Jalan Medan-Binjai. Sekitar Juli 1996, ia memulai perkuliahan theologia. Setamat dari sana, ia menepati nazar untuk melayani Tuhan di sejumlah wilayah di tanah air, termasuk di Kampar, Riau.

Melayani Tuhan dengan sukacita dilakukan Pdt Masada Sinukaban sebagai bentuk ucapan syukur pada Tuhan atas kesempatan bertobat yang diberikan padanya. Dalam menambah kebahagiannya Masada dipertemukan dengan seorang gadis cantik bernama Baktiani Sri Melviani br Ginting sekitar bulan April 2004 di Medan. Pria kelahiran 2 Maret 1975 ini mempersunting pujaan hatinya dan berlanjut ke pelaminan pada bulan November 2005 di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Padang Bulan dan Balai Sibayak Medan.

Kebahagian ini memotivasi dirinya untuk menjadi yang terbaik, termasuk dalam melayani Tuhan. Lantaran sang isteri yang disebut Nora (isteri pendeta di GBKP) mendukung penuh pelayanan suaminya. Nora dalam pelayanannya selalu turut mendampingi sang suami. Dalam kesempatan ini Baktiani Sri Melviani br Ginting—isteri tercinta mengatakan akan selalu mendampingi dan  mendukung pelayanan suaminya.   Mendapat dukungan isteri dan keluarga, putra bungsu dari 8 bersaudara ini meneruskan pendidikan di Pasca Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana-Salatiga tahun 2007. Dalam pendidikan ini dirinya memilih Jurusan Pastoral dan Masyarakat karena keterpanggilannya dalam melayani korban ketergantungan Narkoba, HIV/AIDS dan pergumulan masyarakat. Putra Karo ini didampingi Nora diwisuda dengan nilai yang sangat memuaskan sekitar bulan April 2010. “Dalam mewujudkan kerinduan untuk melayani korban ketergantungan Narkoba, HIV/AIDS, saya melayani pula di Kesaktian Peduli Generasi Muda dan Komisi HIV/AIDS dan NAPZA GBKP Periode 2010-2015. Juga aktip menggelar kampanye anti HIV/AIDS dan Narkoba di masyarakat dan dunia maya. Selain itu turut mendampingi OTDA dan korban narkoba agar mengalami pemulihan di sejumlah wilayah di Sumatera Utara.  Setelah itu Tuhan melanjutkan rencana indahnya dan sejak November 2010 saya diberikan tanggungjawab dalam melayani di GBKP Runggun Tanjung Barus, Klasis Berastagi,” ujar Senior GMKI ini mantap.

“Saya percaya apa yang saya peroleh kini karena doa dari ibu saya, tambah Masada yang bercita-cita mendirikan Panti Rehabilitasi Narkoba, HIV/AIDS beserta pusat informasinya di Tanah Karo dan rindu dipakai secara luar biasa dalam melayani,” tambahnya.

Bungsu dari pasangan alm G Sinukaban dan BM beru Manik ini mengabiskan masa kecilnya di Simpang Kuala, Padang Bulan, Medan. Ibunda tercinta dikenal sosok yang takut pada Tuhan dan rajin mendoakan anak-anaknya termasuk Masada Sinukaban.

Dalam merayakan Paskah nanti, Pdt Masada bersama Tim Pelayanan di Tanah Karo termasuk GMKI Karo Cabang Kabanjahe juga akan menggelar Kebaktian Kebangunan Iman yang spektakuler di Tanah Karo.  Bagi anda yang ingin berbagi dan sharing pelayan dengan Pdt Masada Sinukaban, MSi dapat menghubunginya di No HP 08126427476. Tuhan Memberkati. (rahel sukatendel)

Masada Sinukaban, Bertobat Setelah Dibawa ke Neraka dan Surga

Pada masa-masa sulit, Tuhan buka jalan pertobatan. Dia menolong dan memulihkan hidup Masada Sinukaban. Rupanya ada rencana Tuhan yang indah.

Pergaulan bebas semasa kuliah menyeret Masada Sinukaban ke dunia narkoba. Kala itu ia mengikuti perkuliahan di salah satu kampus di Yokyakarta. Ia bersama teman-temannya hidup bergelimpangan dosa. Menjadi pecandu narkoba, melakukan seks bebas dan penyakit masyarakat lainnya. Hingga sekitar akhir September 1995 di sebuah rumah kost mahasiswa di Desa Babar Sari, Tambak Bayan, Yokyakarta, Masada Sinukaban mengalami over dosis pil-pil penenang narkoba. Tubuh Masada dingin, pucat dan tidak sadarkan diri selama 4 jam.

Dalam kondisi kritis, teman-temannya panik. Teman-temanya melarikan ke Rumah Sakit Betesda, Yokyakarta. Mereka menyangka Masada sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Tapi Tuhan menolong dan berkata lain, Dia memberikan kesempatan untuk bertobat dan memakai hidup Masada untuk melayani Tuhan.  Dalam kesaksiannya, Masada Sinukaban yang didampingi sang isteri tercinta Baktiani Sri Melviani br Ginting di Kafe Ibre, Kabanjahe, Tanah Karo, mengakui campur tangan Tuhan dalam proses kesembuhannya.  Dirinya juga mengalami efek jera melalui pengalaman supranatural tentang neraka dan surga seperti yang ditulis dalam Alkitab. “Kala itu saya berada  di suatu tempat yang sangat gelap, saya takut dan minta ampun sama Tuhan. Tuhan, tolong saya, ampuni dosa-dosa saya, teriak saya kala itu. Saya melihat badan saya dibakar api dan tinggal tulang. Ulat-ulat menyerang tubuh saya. Saya menangis minta ampun. Kengerian dan ketakutan di neraka, hampir sama dengan sejumlah kesaksian yang pernah dilontarkan orang-orang yang pernah mengalami pengalaman supranatural tentang kengerian neraka seperti yang dialami Mary Chatrine Baxter dari Amerika Serikat tahun 1976.”

Masada terus minta ampun. “Saya bilang, Tuhan Yesus ampuni saya, berikan saya kesempatan untuk hidup sekali lagi. Tuhan aku mau bertobat…” Tuhan memang baik dan menolong Masada dan memberikannya kesempatan bertobat.

“Saya merasakan tangan saya dipegang dan ketakutan hilang seketika. Di neraka saya melihat beberapa orang yang saya kenal berteriak memanggil saya dan minta tolong. Sayang sekali saya tidak bisa menolong. Dan perjalanan dilanjutkan,  saya berada di suatu tempat yang indah dan penuh cahaya terang. Di sana ada keteduhan dan damai sejahtera. Di tempat itu indah sekali dan saya tidak bisa melukiskan keindahan dan cahaya kemuliannya. Setelah itu saya tersadar kembali dan berada di Rumkit Betesda, Yokyakarta didampingi teman-teman.”

Masada kemudian menceritakan pengalaman tentang neraka dan surga. Mereka tidak begitu merespon masih cemas dengan kondisi tubuhnya yang sangat lemah. “Namun saya tetap bersyukur pada Tuhan Yesus karena masih diberikan kesempatan untuk bertobat. Kalau saja kesempatan itu tidak diberikan maka saya akan terhilang untuk selamanya dan disiksa selama-lamanya dalam neraka yang kekal. Tapi Tuhan masih baik dan memberikan saya kesempatan. Setelah itu saya bernazar untuk bertobat pada Tuhan dan berjanji untuk melayani Tuhan. Dalam hitungan minggu saya merasa dipulihkan dari ketergantungan narkoba. Dan setelah itu saya pulang kampung ke Medan.” Di Medan, Masada mencari sekolah Alkitab dan berlabuh di STT Abdi Sabda Medan di Jalan Medan-Binjai. Sekitar Juli 1996, ia memulai perkuliahan theologia. Setamat dari sana, ia menepati nazar untuk melayani Tuhan di sejumlah wilayah di tanah air, termasuk di Kampar, Riau.

Melayani Tuhan dengan sukacita dilakukan Pdt Masada Sinukaban sebagai bentuk ucapan syukur pada Tuhan atas kesempatan bertobat yang diberikan padanya. Dalam menambah kebahagiannya Masada dipertemukan dengan seorang gadis cantik bernama Baktiani Sri Melviani br Ginting sekitar bulan April 2004 di Medan. Pria kelahiran 2 Maret 1975 ini mempersunting pujaan hatinya dan berlanjut ke pelaminan pada bulan November 2005 di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Padang Bulan dan Balai Sibayak Medan.

Kebahagian ini memotivasi dirinya untuk menjadi yang terbaik, termasuk dalam melayani Tuhan. Lantaran sang isteri yang disebut Nora (isteri pendeta di GBKP) mendukung penuh pelayanan suaminya. Nora dalam pelayanannya selalu turut mendampingi sang suami. Dalam kesempatan ini Baktiani Sri Melviani br Ginting—isteri tercinta mengatakan akan selalu mendampingi dan  mendukung pelayanan suaminya.   Mendapat dukungan isteri dan keluarga, putra bungsu dari 8 bersaudara ini meneruskan pendidikan di Pasca Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana-Salatiga tahun 2007. Dalam pendidikan ini dirinya memilih Jurusan Pastoral dan Masyarakat karena keterpanggilannya dalam melayani korban ketergantungan Narkoba, HIV/AIDS dan pergumulan masyarakat. Putra Karo ini didampingi Nora diwisuda dengan nilai yang sangat memuaskan sekitar bulan April 2010. “Dalam mewujudkan kerinduan untuk melayani korban ketergantungan Narkoba, HIV/AIDS, saya melayani pula di Kesaktian Peduli Generasi Muda dan Komisi HIV/AIDS dan NAPZA GBKP Periode 2010-2015. Juga aktip menggelar kampanye anti HIV/AIDS dan Narkoba di masyarakat dan dunia maya. Selain itu turut mendampingi OTDA dan korban narkoba agar mengalami pemulihan di sejumlah wilayah di Sumatera Utara.  Setelah itu Tuhan melanjutkan rencana indahnya dan sejak November 2010 saya diberikan tanggungjawab dalam melayani di GBKP Runggun Tanjung Barus, Klasis Berastagi,” ujar Senior GMKI ini mantap.

“Saya percaya apa yang saya peroleh kini karena doa dari ibu saya, tambah Masada yang bercita-cita mendirikan Panti Rehabilitasi Narkoba, HIV/AIDS beserta pusat informasinya di Tanah Karo dan rindu dipakai secara luar biasa dalam melayani,” tambahnya.

Bungsu dari pasangan alm G Sinukaban dan BM beru Manik ini mengabiskan masa kecilnya di Simpang Kuala, Padang Bulan, Medan. Ibunda tercinta dikenal sosok yang takut pada Tuhan dan rajin mendoakan anak-anaknya termasuk Masada Sinukaban.

Dalam merayakan Paskah nanti, Pdt Masada bersama Tim Pelayanan di Tanah Karo termasuk GMKI Karo Cabang Kabanjahe juga akan menggelar Kebaktian Kebangunan Iman yang spektakuler di Tanah Karo.  Bagi anda yang ingin berbagi dan sharing pelayan dengan Pdt Masada Sinukaban, MSi dapat menghubunginya di No HP 08126427476. Tuhan Memberkati. (rahel sukatendel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/