Maraknya penyalahgunaan narkoba dan meningkatnya penderita HIV/AIDS di tengah-tengah masyarakat menjadikan Yayasan Sumatera Berdoa menggelar Seminar Bahaya HIV/AIDS dan penanggulangan Narkoba di Bina Graha Pemprovsu Jalan Diponegoro, Medan, Sabtu (14/4).
Dalam Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan dan Edar Gelap Narkoba yang disampaikan Kasubag Min Opsnal Bagian Bin Opsnal Dit Res Narkoba Polda Sumut, Kompol Jasman Silaban dijelaskan terorisme, narkoba dan korupsi adalah musuh terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini. Ada upaya negara lain untuk menghancurkan generasi muda kita lewat narkoba.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, kasus-kasus penangkapan kurir narkoba antar negara membuktikan bahwa narkoba yang keluar dari negara tetangga kita Malaysia sepertinya sangat mudah sekali. Sementara kalau ada barang dari Indonesia masuk ke Malaysia sangat banyak persyaratan yang harus dilalui. Padahal barang tersebut bukan narkoba.
Acara yang mengambil tema “Bahaya HIV-AIDS dan Penyalahgunaan Pemakaian Narkoba” ini dihadiri puluhan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk peserta yang sehari-hari bertugas sebagai konselor di lapas anak dan lapas dewasa.
Dalam materinya, Jasman Silaban menegaskan bahwa narkoba menjadi musuh nomor satu di negara kita. Jumlah pemakai setiap hari terus bertambah, akibatnya kualitas SDM kita semakin merosot, kriminalitas meningkat, kamtibmas terganggu, terjadi kerawanan ekonomi, sosial dan budaya. Ini menjadi ancaman begi keutuhan dan kehancuran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk pencegahan pengalahgunaan narkoba ini, khususnya di Sumut, masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Hal ini tertuang dalam Pasal 54 UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
“Itu sebabnya, kita sangat mengharapkan peran serta masyarakat untuk melaporkan jika ada menemukan keluarga atau kerabat yang terlibat penyalahgunaan narkotika. Tahun ini sudah ada ratusan kasus yang ditangani oleh pihak kepolisian. Narkoba adalah musuh kita bersama, jangan mau mati sia-sia karena narkoba,” paparnya.
Kompol Jasman Silaban dan Kombes Pol dr Hariyanto pada kesempatan itu menyatakan rasa salut dan terima kasihnya pada Yayasan Sumatera Berdoa yang telah menggelar seminar tersebut. “Yayasan Sumatera Berdoa mempunyai kepedulian terhadap masalah HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkoba yang akhir-akhir ini semakin mengkhwatirkan,” ujar mereka.
Sebelum seminar digelar doa bersama dengan doa pembuka yang disampaikan oleh Pdt DL Simatupang. Doa syafaat akan dibawakan Pdt Edy Nehemia (Berdoa untuk Kesatuan Tubuh Kristus), Pdt Simon Pardede (Berdoa untuk pelaksanaan Momentum Doa Sedunia Sumut 2012) dan Pastor Beno Ola Tage Pr (Berdoa agar tercipta kerukunan dan persaudaraan yang sejati di Sumut khususnya dan di Indonesia umumnya).
Dalam acara yang dipandu oleh moderator Binsar Simatupang, SE MM ini, turut hadir Ketua Sumatera Berdoa JA Ferdinandus dan pengurus lainnya.
Sebelumnya dalam temu persnya di Medan Club, baru-baru ini Ketua Umum Sumatera Berdoa JA Ferdinandus didampingi Pdt Paul F Wakkary, Pdt Lucas Timotheus, mengatakan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) semakin meningkat di tengah-tengah masyarakat kita. Bahkan transaksi dilakukan secara bebas di lembaga permasyarakatan. Untuk itu Sumatera Berdoa menghimbau agar narkoba dijadikan musuh bersama. Pada sisi lainnya penderita HIV/AIDS di kalangan remaja semakin meningkat. Apabila keadaan ini dibiarkan maka dikhawatirkan akan rusaklah generasi muda kita. “Atas dasar ini Yayasan Sumatera Berdoa menggelar seminar yang dirangkai dengan Doa Bersama yang merupakan kegiatan rutin,” ungkapnya. (rs/*)