31 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Bergairah dalam Doa

Jelang Konser Doa se Dunia di Jakarta, Mei 2012

“Tetaplah berdoa”. (1 Tesalonika 5:17)
Selama 2 hari di Bali dalam rangka pelayanan di Lapas Denpasar dari Nathania Ministry, saya menginap di pastori sebuah gereja di Tabanan. Pukul 04.00 Witeng (03.00 WIB), seorang pengerja membangunkan saya dan mengajak berdoa ke ruang utama gereja di lantai dua. Ternyata, sang pendeta yang sudah berumur 66 tahun sudah berlutut di kursi depan memimpin para pengerjanya berdoa. Beliau yang adalah guru saya ketika Sekolah Alkitab Beji di Batu Malang. Saya yang masih setengah mengantuk karena di jam saya masih menunjukkan pukul 03.00 (WIB) bersemangat mengikuti bidston pagi tersebut.

Setelah kurang lebih 1 jam penyembahan, dinaikkanlah sebuah nyanyian dan diakhiri dengan doa syafaat. Usai berdoa bidston, sang gembala masih melanjutkan 1 jam lagi berdoa untuk mengawali doa rantai yang akan dilanjutkan oleh para pengerja lainnya. Hari Jumat itu juga merupakan doa puasa jemaat. Hal itu merupakan aktivitas sehari-hari di sekolah Alkitab.

Bali, daerah wisata dengan segala kebebasannya merupakan daerah yang terlalu besar pengaruh duniawinya, jika tidak dibarengi doa yang kuat, mustahil untuk mempertahankan kerohanian. Patung-patung, sesajen-sesajen merupakan pemandangan yang sangat khas di kota itu.

Tetapi ingat negara Korea Selatan? Dari negara yang sangat miskin miskin di dunia menjadi salah satu negara sangat kaya, dari negara yang kotor, menjadi negara yang sangat bersih. Kuncinya adalah Tuhan dan perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Begitu banyak orang yang mengharap perubahan dari luar, tapi Korea menunjukkan kepada kita bahwa kemustahilan menjadi keajaiban karena berjalan bersama Tuhan.

Korea memulai dengan DOA. Hampir semua gereja mengumumkan doa setiap jam 5 pagi. Gerakan ini terus berkembang dengan memberi waktu 1 jam kerja ekstra buat Tuhan dan negara. Mereka bekerja lembur tanpa gaji, mereka belajar ekstra tanpa disuruh, mereka masuk kantor lebih pagi dan berjuang dalam segala bidang. Dimulai dari 1-2 orang di bidang masing-masing, sampai ada gerakan bertani, membersihkan hutan dan kota, gerakan menghemat contohnya mengurangi pemakaian odol dan sabun mandi, dsb. Mulai 1 orang akhirnya menjadi gerakan yang mengubah Korea dari cara belajar, kerja, membuang sampah. Orang Korea adalah orang yang suka berdoa, dapat tahan berjam-jam bahkan berhari-hari berdoa dengan penuh semangat. Maka tidak heran, perubahan besar dan signifikan terjadi di Korea Selatan.

Saatnya bagi kita di Indonesia saling mendukung dalam gerakan berdoa. Pada bulan Mei tahun 2012, ada konser doa sedunia yang akan diadakan di Jakarta yang akan dihadiri utusan dari 220 negara. Sebuah berkat luar biasa bagi negara kita Indonesia yang harus kita dukung bersama-sama. Saatnya kita mulai dalam doa yang intensif di keluarga, kelompok dan gereja masing-masing.

Panggilan kita di akhir zaman ini adalah untuk mengubah iklim rohani dari kota-kota tempat kita tinggal juga iklim rohani bangsa-bangsa. Pengaruh Iblis telah menyesatkan pandangan orang-orang terhadap Yesus. Di beberapa tempat orang berpikir tentang Yesus dengan cara yang aneh. Pemikiran seperti itu datang dari kuasa Iblis yang menduduki kota atau bangsa mereka.

Peperangan rohani adalah cara untuk mematahkan pengaruh-pengaruh yang menyesatkan itu. Kita harus menyerang kekuasaan Iblis melalui otoritas kuasa Allah yang sudah diberikan kepada kita sehingga kota-kota kita terbebas dari pengaruh-pengaruh jahat. Banyak orang merasa takut, terancam, dan selalu gelisah hidupnya. Biasanya perasaan-perasaan seperti itu bukan berasal dari diri mereka sendiri. Perasaan-perasaan seperti itu bukan berasal dari diri mereka sendiri. Perasaan-perasaan itu datang dari kekuatan Iblis yang menguasai kota. Orang akan menyadari itu jika mereka memahami pekerjaan roh.

Panggilan kita sebagai umat-Nya untuk berperang melawan penguasa angkasa, penghulu bumi, dan itu bukan berlangsung hanya dalam semalam, karena itu jangan bertanya kapan peperangan itu berakhir. Tetaplah maju dan menyerang hingga kemenangan direbut, dan nama Yesus dimuliakan di bagian manapun dari bumi itu.

Dalam artikel di rubrik Mimbar Kristen Sumut Pos ini beberapa waktu lalu diceritakan tentang Kebangunan Rohani di kota Wales yang terjadi karena beberapa orang saja berdoa dengan penuh gairah dan bersungguh-sungguh. Kobarkan api Kebangunan Rohani Wels di kota-kota kita, sekarang!

Kita akan mengubah iklim rohani di kota kita atau tempat kita atau kita sendiri yang akan tersedot dipengaruhi oleh keduniawian.

Pahlawan-pahlawan iman di dalam Alkitab adalah orang-orang yang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Mereka terlibat dalam hubungan yang karib dan intim di dalam doa dan penyembahan. Itulah sebabnya mereka dapat menguasai kota-kota dan area-area secara rohani.

Kita terpanggil hari-hari ini untuk dapat mengubahkan kota kita dari pengaruh cengkraman kuasa kegelapan. Sebuah panggilan dan seruan dalam kitab Tawarikh agar kita berdoa bagi tempat di mana kita berada, karena kesejahteraan kota tersebut adalah kesejahteraan kita juga.

Berdoalah untuk kota Medan, kota Binjai dan kota-kota lainnya. Dambakanlah kebangunan rohani seperti terjadi di kota Wales pada 1906, seperti terjadi di Korea Selatan yang sudah dimulai sejak 1980-an. Kuasa Roh Kudus akan mengurapai doa-doa kita. Haleluyah.(*)

Jelang Konser Doa se Dunia di Jakarta, Mei 2012

“Tetaplah berdoa”. (1 Tesalonika 5:17)
Selama 2 hari di Bali dalam rangka pelayanan di Lapas Denpasar dari Nathania Ministry, saya menginap di pastori sebuah gereja di Tabanan. Pukul 04.00 Witeng (03.00 WIB), seorang pengerja membangunkan saya dan mengajak berdoa ke ruang utama gereja di lantai dua. Ternyata, sang pendeta yang sudah berumur 66 tahun sudah berlutut di kursi depan memimpin para pengerjanya berdoa. Beliau yang adalah guru saya ketika Sekolah Alkitab Beji di Batu Malang. Saya yang masih setengah mengantuk karena di jam saya masih menunjukkan pukul 03.00 (WIB) bersemangat mengikuti bidston pagi tersebut.

Setelah kurang lebih 1 jam penyembahan, dinaikkanlah sebuah nyanyian dan diakhiri dengan doa syafaat. Usai berdoa bidston, sang gembala masih melanjutkan 1 jam lagi berdoa untuk mengawali doa rantai yang akan dilanjutkan oleh para pengerja lainnya. Hari Jumat itu juga merupakan doa puasa jemaat. Hal itu merupakan aktivitas sehari-hari di sekolah Alkitab.

Bali, daerah wisata dengan segala kebebasannya merupakan daerah yang terlalu besar pengaruh duniawinya, jika tidak dibarengi doa yang kuat, mustahil untuk mempertahankan kerohanian. Patung-patung, sesajen-sesajen merupakan pemandangan yang sangat khas di kota itu.

Tetapi ingat negara Korea Selatan? Dari negara yang sangat miskin miskin di dunia menjadi salah satu negara sangat kaya, dari negara yang kotor, menjadi negara yang sangat bersih. Kuncinya adalah Tuhan dan perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Begitu banyak orang yang mengharap perubahan dari luar, tapi Korea menunjukkan kepada kita bahwa kemustahilan menjadi keajaiban karena berjalan bersama Tuhan.

Korea memulai dengan DOA. Hampir semua gereja mengumumkan doa setiap jam 5 pagi. Gerakan ini terus berkembang dengan memberi waktu 1 jam kerja ekstra buat Tuhan dan negara. Mereka bekerja lembur tanpa gaji, mereka belajar ekstra tanpa disuruh, mereka masuk kantor lebih pagi dan berjuang dalam segala bidang. Dimulai dari 1-2 orang di bidang masing-masing, sampai ada gerakan bertani, membersihkan hutan dan kota, gerakan menghemat contohnya mengurangi pemakaian odol dan sabun mandi, dsb. Mulai 1 orang akhirnya menjadi gerakan yang mengubah Korea dari cara belajar, kerja, membuang sampah. Orang Korea adalah orang yang suka berdoa, dapat tahan berjam-jam bahkan berhari-hari berdoa dengan penuh semangat. Maka tidak heran, perubahan besar dan signifikan terjadi di Korea Selatan.

Saatnya bagi kita di Indonesia saling mendukung dalam gerakan berdoa. Pada bulan Mei tahun 2012, ada konser doa sedunia yang akan diadakan di Jakarta yang akan dihadiri utusan dari 220 negara. Sebuah berkat luar biasa bagi negara kita Indonesia yang harus kita dukung bersama-sama. Saatnya kita mulai dalam doa yang intensif di keluarga, kelompok dan gereja masing-masing.

Panggilan kita di akhir zaman ini adalah untuk mengubah iklim rohani dari kota-kota tempat kita tinggal juga iklim rohani bangsa-bangsa. Pengaruh Iblis telah menyesatkan pandangan orang-orang terhadap Yesus. Di beberapa tempat orang berpikir tentang Yesus dengan cara yang aneh. Pemikiran seperti itu datang dari kuasa Iblis yang menduduki kota atau bangsa mereka.

Peperangan rohani adalah cara untuk mematahkan pengaruh-pengaruh yang menyesatkan itu. Kita harus menyerang kekuasaan Iblis melalui otoritas kuasa Allah yang sudah diberikan kepada kita sehingga kota-kota kita terbebas dari pengaruh-pengaruh jahat. Banyak orang merasa takut, terancam, dan selalu gelisah hidupnya. Biasanya perasaan-perasaan seperti itu bukan berasal dari diri mereka sendiri. Perasaan-perasaan seperti itu bukan berasal dari diri mereka sendiri. Perasaan-perasaan itu datang dari kekuatan Iblis yang menguasai kota. Orang akan menyadari itu jika mereka memahami pekerjaan roh.

Panggilan kita sebagai umat-Nya untuk berperang melawan penguasa angkasa, penghulu bumi, dan itu bukan berlangsung hanya dalam semalam, karena itu jangan bertanya kapan peperangan itu berakhir. Tetaplah maju dan menyerang hingga kemenangan direbut, dan nama Yesus dimuliakan di bagian manapun dari bumi itu.

Dalam artikel di rubrik Mimbar Kristen Sumut Pos ini beberapa waktu lalu diceritakan tentang Kebangunan Rohani di kota Wales yang terjadi karena beberapa orang saja berdoa dengan penuh gairah dan bersungguh-sungguh. Kobarkan api Kebangunan Rohani Wels di kota-kota kita, sekarang!

Kita akan mengubah iklim rohani di kota kita atau tempat kita atau kita sendiri yang akan tersedot dipengaruhi oleh keduniawian.

Pahlawan-pahlawan iman di dalam Alkitab adalah orang-orang yang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Mereka terlibat dalam hubungan yang karib dan intim di dalam doa dan penyembahan. Itulah sebabnya mereka dapat menguasai kota-kota dan area-area secara rohani.

Kita terpanggil hari-hari ini untuk dapat mengubahkan kota kita dari pengaruh cengkraman kuasa kegelapan. Sebuah panggilan dan seruan dalam kitab Tawarikh agar kita berdoa bagi tempat di mana kita berada, karena kesejahteraan kota tersebut adalah kesejahteraan kita juga.

Berdoalah untuk kota Medan, kota Binjai dan kota-kota lainnya. Dambakanlah kebangunan rohani seperti terjadi di kota Wales pada 1906, seperti terjadi di Korea Selatan yang sudah dimulai sejak 1980-an. Kuasa Roh Kudus akan mengurapai doa-doa kita. Haleluyah.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/